Tirulah Guus Hiddink di Korea: Tak Hanya Poles Tim, Maksimalkan Asisten Sampai Jadi Pelatih Top

5 hours ago 1

Bola.com, Jakarta Di balik kesuksesan seorang pelatih, ada asisten pelatih di belakangnya. Guus Hiddink contohnya. Sukses Hiddink menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2002 tak lepas dari para asistennya. Ini bisa jadi cermin bagi Patrick Kluivert.

Pada Piala Dunia 2002, tak ada yang menyangka Korsel bakal mampu merangsek jauh hingga ke semifinal. Tapi itulah yang terjadi.

Jika saja di semifinal mereka bisa mengalahkan Jerman, bukan tak mungkin Ksatria Taegeuk-lah yang akan tampil sebagai kampiun. Tapi, posisi peringkat keempat saja sudah membuat dunia geger.

Maklum, sejak keikutsertaannya di pentas terakbar empat tahunan besutan FIFA sejak 1986 di Meksiko, Negeri Ginseng selalu kandas fase grup.

Pencapaian spektakuler tersebut menjadikan Korsel satu-satunya negara Asia yang pernah tampil di semifinal kasta tertinggi.

Sukses Korsel tentunya tak lepas dari 'sentuhan midas' Hiddink. Ia didapuk sebagai juru taktik semusim sebelum Piala Dunia 2002 digelar.

Dengan persiapan yang boleh dibilang mepet, Hiddink menyiapkan mesin perangnya. Nama-nama beken, termasuk yang berkarier di luar negeri macam Ahn Jung-hwan (Perugia), Seol Ki-hyeon (Anderlecht), Yoon Jong-hwan, dan ( Cerezo Osaka) dipanggil mudik.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Lahirkan Asisten Top

Selain 23 pemain terbaik, Hiddink juga punya dua asisten pelatih yang siap membantunya 24 jam non stop. Dua yang paling berjasa di balik kesuksesan Hiddink, siapa lagi kalau bukan Park Hang Seo dan Pim Verbeek.

Meski tenggelam di bawah bayang-bayang Hiddink, tak ada yang berani menampik sensasi Hiddink dan Timnas Korsel kala itu tak lepas dari kontribusi Park Hang Seo dan Pim Verbeek.

Park Hang Seo adalah mantan pemain Timnas Korsel. Meski kurang beken, tapi setidaknya ia pernah masuk skuad Timnas Korsel U-20, Korsel B, dan timnas senior.

Paska gantung sepatu, eks gelandang Lucky-Goldstar Hwangso yang kini berusia 67 tahun meneruskan karier sebagai pelatih. Sebelum Hiddink datang, Park Hang Seo sudah jadi asisten pelatih timnas sejak 2000.

Sebagai mantan pemain dan menjabat asisten pelatih timnas, Park Hang Seo pastinya menjadi tempat yang tepat bagi Hiddink untuk berdiskusi. Ia banyak tahu ihwal pemain Korsel, baik plus maupun minusnya.

Bagi Park Hang Seo sendiri, bekerjasama dengan pelatih sekaliber Hiddink yang pernah mengotaki PSV, Valencia, dan Real Madrid tentu saja sebuah berkah.

Sukses Park Hang Seo saat menukangi Timnas Vietnam (2017–2023) dengan torehan medali emas SEA Games 2019 dan 2021 serta Piala AFF 2018 tak lepas dari ilmu yang ia 'curi' dari Hiddink.

Pim Verbeek

Satu lagi asisten 'pembisik' terbaik bagi Guus Hiddink dalam kuseksesan Korsel di Piala Dunia 2002 adalah Pim Verbeek.

Tak seperti Hiddink, Pim Verbeek tak begitu tenar di Belanda. Kariernya sebagai pemain Sparta Rotterdam tak begitu mencolok. Sparta Rotterdam satu-satunya klub yang pernah ia bela.

Karier kepelatihannya di De Graafschap, Feyenoord, pun Fortuna Sittard, juga tak ada yang istimewa. Toh nasib baik masih berpihak ketika Pim Verbeek dipercaya menjadi salah satu asisten pelatih Hiddink.

Walau jam terbangnya berada jauh di bawah, namun Hiddink tetap membuka telinga lebar-lebar setiap kali Pim Verbeek memberikan masukan. Hiddink, Park Hang Seo, dan Pim Verbeek kerap larut dalam diskusi, baik sebelum duel maupun setelah Ahn Jung-hwan dkk. beraksi.

Usai Piala Dunia 2002, Pim Verbeek tak lantas pergi begitu saja tanpa kesan. Jika Hiddink dianugrahi sebagai warga negara kehormatan Korea Selatan, Pim Verbeek selanjutnya dipercaya menakhodai Timnas Korsel U-23 (2005–2006), asisten pelatih timnas (2005–2006), dan pelatih Timnas Korsel (2006–2007).

Tatkala ia meninggal dunia pada 28 November 2019 di usia 63 tahun, rakyat Korsel turut kehilangan.

Tantangan Patrick Kluivert

Berkaca dari Guus Hiddink, Patrick Kluivert harus mau mendengar masukan dari jajaran asisten pelatih.

Seperti Hiddink, Patrick Kluivert juga punya beban maha berat. Eks mesin gol Barcelona harus bisa membawa Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026.

Itu berarti, Patrick Kluivert wajib memenangkan dua laga terdekat lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dimana pada 20 Maret melawan Australia dan lima hari berselang bersua Bahrain.

Patrick Kluivert tak hanya diback-up trio asisten pelatih kaya pengalaman serta jam terbang asal Belanda, Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg melainkan juga dari Indonesia. PSSI sudah memberikan beberapa nama calon asisten pelatih lokal kepada Patrick Kluivert.

Ditopang sedikitnya lima asisten pelatih, Patrick Kluivert diharapkan bisa membawa Skuad Garuda terbang lebih tinggi.

Salah satu syarat, Patrick Kluivert harus bisa memaksimalkan semua asistennya. Seperti yang ia katakan ihwal Gerald Vanenburg.

"Bekerja sama dengan rekan-rekan seperjuangan seperti Gerald sangat penting untuk mencapai visi bersama kami tentang kemajuan dan kesuksesan Timnas Indonesia," kata Patrick Kluivert.

Mainkan!

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |