Klub-Klub Liga 1 2024/2025 yang Diterpa Masalah Tunggakan Gaji: Lagu Lama

1 day ago 9

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2024/2025 telah resmi berakhir. Persib Bandung memastikan diri menjadi juara liga sepak bola level tertinggi di Indonesia musim tersebut.

Persib Bandung unggul delapan poin atas Dewa United di klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025. Sebuah jarak keunggulan poin yang bisa dikatakan cukup nyaman. 

Namun, BRI Liga 1 2024/2025 juga menyisakan beberapa cerita yang tidak mengenakkan. Satu di antaranya adalah cerita mengenai klub-klub yang kabarnya menunggak gaji para pemain mereka. 

Ada satu klub yang bahkan harus ditinggal banyak pemain kunci dan harus rela terdegradasi ke Liga 2 musim depan karena mereka hanya bisa menjadi juru kunci BRI Liga 1 2024/2025. 

Siapa saja klub tersebut?

Berita video pernyataan pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena dan pemain Persija Jakarta, Rizky Ridho, yang bertekad meraih tiga poin saat menjamu PSIS Semarang, Selasa (4/3/2025) malam WIB.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

PSIS Semarang

Klub yang paling menarik perhatian mengenai persoalan gaji pemain di BRI Liga 1 2024/2025 adalah PSIS Semarang. Sebab, kasus di PSIS mengakibatkan kejadian fatal untuk klub tersebut.

Banyak pemain PSIS Semarang tidak digaji sejak awal 2025. Beberapa bahkan memutuskan hengkang dari PSIS Semarang, misalnya yang dilakukan bek asal Spanyol, Ruxi.

PSIS Semarang pun limbung. Mereka tak kuasa untuk bertahan di BRI Liga 1 dan harus terdegradasi ke Liga 2 musim depan. 

Belakangan, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mulai muncul di publik. Yoyok mengungkapkan permintaan maaf atas terdegradasinya Mahesa Jenar ke Liga 2. Yokok juga berjanji untuk segera melunasi gaji para pemain. 

Persija Jakarta

Kemudian ada Persija Jakarta yang sempat diterpa kabar serupa. Kabar soal penunggakan gaji di tubuh Macan Kemayoran itu sangat mempengaruhi performa tim. 

Hal itu juga diakui oleh pelatih interim Persija Jakarta di akhir musim BRI Liga 1 2024/2025, Ricky Nelson. Namun, belakangan kasus di Persija tampaknya mulai mereda.

"Saya pikir semua klub punya banyak masalah. Permasalahan finansial memang itu hampir semua terjadi di klub Indonesia, pasti ada. Tapi, saya tidak bisa menjelaskan secara detail seperti apa. Memang, sempat beberapa bulan lalu setelah putaran kedua ada sedikit masalah yang di mana kita semua pasti sudah paham," ujar Ricky Nelson usai laga vs Malut United beberapa waktu yang lalu.

"Setelah gaji agak terlambat beberapa bulan, bisa diatasi. Jadi, saya pikir manajemen tetap bekerja keras untuk mencari solusinya. Jadi, bukan berarti tidak ada solusi, tetap ada solusi. Mereka tetap bekerja untuk bisa menstabilkan semua yang ada di masalah finansial itu. Jadi, saya tetap apresiasi mereka tetap kerja untuk hal itu," tambahnya.

PSM Makassar

PSM Makassar juga diterpa kabar yang sama. Menariknya, kasus soal penunggakan gaji di tubuh Juku Eja ini seperti selalu berulang dari musim ke musim.

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares yang dikenal kerap blak-blakan beberapa kali mengeluhkan kondisi keuangan di timnya. Sesuatu yang bisa sangat mempengaruhi penampilan para pemain.

"Dari segi keuangan tidak ada gaji, tidak ada bonus. Padahal pertandingan besok adalah pertandingan yang penting bagi kita," kata Bernardo Tavares pada Februari yang lalu.

"Tentu saja dari saya sendiri dan banyak dari pemain-pemain juga sudah lelah dengan situasi ini. Apalagi kita harus melakukan perjalanan, kita tidak main di kandang kita sendiri, di kota kita sendiri. Kita harus bermain kandang di kota lain," sambung pelatih asal Portugal itu. 

Semen Padang

Semen Padang FC juga pernah diterpa kabar serupa. Mantan pemain Kabau Sirah, Charlie Scott menyebut masih ada sebagian dari haknya yang belum dibayarkan oleh manajemen klub kebanggaan masyarakat Sumatra Barat tersebut.

Namun, manajemen Semen Padang melalui sang penasihat, Andre Rosiade kemudian memberikan penjelasan. Ayah mertua dari Pratama Arhan itu menolak jika klubnya disebut melakukan penunggakan gaji pemain.

“Jadi ini bukan sengketa, Semen Padang itu tidak pernah tunggak gaji pemain. Adanya kami memutus kontrak yang bersangkutan, lalu diberikan kompensasi,” ucap Andre.

“Kompensasi ini sesuai dengan keinginan CEO bahwa kita akan bayarkan setelah kompetisi, Juni mendatang. Kami membutuhkan untuk bayar Liga, gaji, dll. Uang kami prioritaskan ke situ dulu supaya kami gak nunggak gaji. Jad kalau nunggak, mohon maaf jangan samakan Semen Padang dengan yang lain,” tambahnya. 

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |