Kisah Gusnul Yakin Dimintai Tolong Wiel Coerver Jadi Peraga Video Teknik Olah Bola Coerver Methods Pada Tahun 1979

2 weeks ago 24

Bola.com, Jakarta - Nama Will Coerver sangat melegenda di sepak bola Indonesia. Meskipun pelatih asal Belanda itu menangani Timnas Indonesia relatif pendek pada periode 1975-1976 silam.

Namun banyak kenangan indah yang masih membekas di ingatan pemain tempo dulu yang pernah jadi anak didik Wiel Coerver.

Apalagi pria yang wafat karena pneumonia pada bulan 22 April 2011 ini meninggalkan warisan teknik pelatihan sepak bola yang dikembangkannya dengan sebutan The Coerver Methods.

Pelatih yang dijuluki The Albert Einstein of Football ini sangat mengedepankan permainan sepak bola yang terstruktur.

"Saya bersyukur pernah dilatih langsung Wiel Coerver saat jadi siswa di Diklat Salatiga. Beliau memperagakan sendiri teknik dasar sepakbola dengan detail di depan kami,"  kenang Gusnul Yakin.

"Prinsipnya pemain harus menguasai teknik dasar dengan sempurna. Dengan begitu taktik apapun bisa dijalankan pemain dengan baik," tambahnya. 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Gusnul Yakin Kenang Sosok Wiel Coerver

Adalah Bardosono, Ketum PSSI periode 1975-1977 yang menggantikan Kosasih Purwanegara, berinisiatif mendatangkan Wiel Coerver sebagai pelatih Timnas Indonesia kala itu.

Kebijakan Bardosono membuat heboh jagat sepak bola di Tanah Air. Pasalnya Wiel Cover baru membawa Feyenoord meraih trofi juara Piala UEFA musim 1973-1974.

Setelah kontrak melatih Timnas Indonesia berakhir, Wiel Coerver sempat datang lagi ke Indonesia pada tahun 1979.

Nah saat itulah kisah Gusnul Yakin menjadi peraga dalam pembuatan video teknik bermain bola dengan gaya The Coerver Methods.

"Beliau tiga bulan tinggal di asrama klub Warna Agung yang berada di Jalan Jayakarta. Waktu itu saya bermain di klub Galatama itu. Wiel Coerver bicara dengan bos Warna Agung, Benny Mulyono, ingin membuat video teknik main bola," katanya.

"Kemudian saya dipanggil bos untuk bertemu dan mendengarkan rencana Wiel Coerver itu. Pak Benny Mulyono tahu kalau saya pernah dilatih Coerver di Diklat Salatiga. Makanya saya dimintai tolong jadi peraga di video itu. Tapi Coerver yang memberi instruksi teknik apa saja yang saya harus lakukan," jelasnya.

Sempat ke Belanda Ingin Temui Wiel Coerver tapi Tidak Bertemu

Pada 1979 usia Wiel Coerver sudah 55 tahun. Gusnul Yakin mengungkapkan kondisi kesehatan mentornya yang lahir dan meninggal dunia di Kerkrade, Belanda, itu mulai terganggu.

"Kalau tak salah waktu itu beliau mulai ada gangguan jantung. Sehingga dirinya tak bisa memperagakan langsung teknik bola ala Coerver Methods," ujarnya.

Tapi sayang seribu sayang. Ketika Gusnul Yakin ke Belanda sebagai duta PSSI dalam pertukaran pemuda dan budaya dengan KNVB, dirinya tak bisa bertemu pelatih yang memberinya ilmu main bola yang mahal tersebut.

"Setelah sempat memperlihatkan teknik Wiel Coerver di depan instruktur KNVB, wakil Federasi Belanda itu ingin mempertemukan saya dengan Coerver. Kami sempat ke rumahnya, tapi sayangnya saat itu Coerver ke Arab Saudi. Jadi saya hanya ditemui istri dan anaknya," tutur Gusnul Yakin.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |