Jejak Program Naturalisasi di ASEAN: Diawali Sukses Singapura, Kini Giliran Timnas Indonesia Tuai Kejayaan

2 weeks ago 18

Bola.com, Jakarta - Jejak program naturalisasi pemain telah mewarnai persepakbolaan di kawasan Asia Tenggara sejak dua dekade yang lalu. Singapura menjadi negara pertama yang menuai kesuksesan hingga Timnas Indonesia merasakan berkah serupa.

Saat ini, hampir semua negara di kawasan ASEAN telah mencoba peruntungan dengan menjalankan program naturalisasi pemain asing, baik yang memiliki darah keturunan dari leluhurnya maupun berpaspor ganda.

Yang terbaru, ada Timnas Vietnam yang merasakan buah dari program ini. "Hanya" dengan satu pemain kelahiran Brasil, Rafaelson Bezerra Fernandes atau yang kini dikenal dengan Nguyen Xuan Son, The Golden Star Wariors bisa meraih gelar Piala AFF 2024.

Sebelum kisah manis semacam ini mencuat, jejak program naturalisasi sudah merebak tahun 2000-an. Singapura menjadi satu di antara negara yang merasakan dampaknya pada masa-masa awal.

Langkah tersebut juga diikuti Filipina, hingga akhirnya bisa dimaksimalkan oleh Timnas Indonesia, yang berhasil meningkatkan prestasinya pada beberapa tahun terakhir.

Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Berita video spotlight kali ini membahas tentang empat pemain termahal yang dibeli PSG dari klub Serie A sebelum kedatangan Khvicha Kvaratskhelia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Singapura Jadi Inisiator (1)

Bila menghitung dampak positif naturalisasi di kawasan ASEAN, Timnas Singapura bisa dianggap sebagai inisiator awal yang sukses menggenjot prestasi melalui program pemberian kewarganegaraan ini.

Singapura mengawalinya dari tahun 2002 dengan mendatangkan dua nama, Daniel Bennett dan Mirko Grabovac. Namun, kesuksesannya baru dipanen dua tahun kemudian, tepatnya pada Piala Tiger 2004.

Sebab, saat itu mereka bisa mendapatkan jasa striker kelahiran Nigeria, Agu Casmir. Dengan koleksi enam gol, dia sukses membawa The Lions meraih gelar juara setelah menumbangkan Timnas Indonesia di final dengan agregat 5-2.

Singapura Jadi Inisiator (2)

Program ini masih dilanjutkan Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) dengan merekrut Precious Emuejeraye (Nigeria) dan Fahrudin Mustafic (Serbia). Keduanya juga sukses meraih gelar Piala Tiger 2007.

Beberapa pemain naturalisasi lama ini juga masih punya jasa besar ketika Singapura menjuarai Piala AFF 2012.

Selain nama-nama seperti Daniel Bennet dan Mustafic, The Lions kala itu mendatangkan dua gelandang kelahiran China, Shi Jiayi hingga Qui Li.

Itu belum termasuk sosok pemain kelahiran Yugoslavia, Aleksandar Duric, yang sudah bermain sejak tahun 2007 dan memperkuat Singapura hingga 2012. Selama periode itu, Duric menyumbang 24 gol dari 53 laga untuk The Lions.

Kisah Sukses Filipina

Program naturalisasi yang sukses membawa Singapura ke puncak masa kejayaannya ini juga diikuti Filipina. Satu di antara inisiatornya ialah Dan Palami, manajer Timnas Filipina ketika menghadapi Piala AFF 2010.

Saat itu, The Azkals mendatangkan pemain-pemain berdarah Filipina yang tersebar di seluruh dunia. Satu di antara negara penyumbang amunisi terbanyak The Azkals saat itu ialah Inggris.

Sebab, ada pemain-pemain elite, seperti Neil Etheridge, Rob Gier, James Younghusband, hingga Philip Younghusband. Beberapa nama ini memang akhirnya menjadi tulang punggung The Azkals untuk bisa bersaing.

Sebelum tahun 2008, mereka kerap dianggap sebelah mata lantaran bukan penantang utama. Namun, mulai edisi 2010, The Azkals berhasil mencuat sebagai tim yang mengejutkan karena selalu lolos ke semifinal.

Sampai saat ini, Filipina bisa mendatangkan pemain-pemain keturunan yang beredar di luar negeri. Namun, dari segi prestasi, pencapaian mereka masih mentok berada di Asia Tenggara saja. Bahkan, belum pernah sekalipun Filipina menembus final Piala AFF.

Naturalisasi Tersukses?

Kini, tidak berlebihan menyebut Timnas Indonesia sebagai negara ASEAN dengan program naturalisasi tersukses. Meski di level Asia Tenggara belum menghasilkan gelar juara, setidaknya skuad Garuda sudah meningkat levelnya.

Sosok penting di balik program ini ialah Shin Tae-yong. Keinginan mantan pelatih Timnas Indonesia itu mendapatkan tambahan amunisi dari pemain keturunan disambut baik PSSI.

Dimulai dari era Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, program ini kemudian diakselerasi oleh suksesor Irawan, Erick Thohir.

Sebelumnya sudah ada jejak naturalisasi di skuad Garuda, saat pertama kali memunculkan nama Cristian Gonzales. Namun, saat itu belum ada langkah yang terstruktur karena bersifat sporadis.

Timnas Indonesia Naik Level

Belakangan ini, program naturalisasi memunculkan banyak talenta istimewa. Dari usia muda, nama-nama seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Justin Hubner, yang awalnya diproyeksikan untuk skuad U-20, bisa menembus level senior.

Sementara untuk pemain yang berusia senior, skuad Garuda bisa diperkuat Jay Idzes, Mees Hilgers, Thom Haye, Calvin Verdonk, Ragnar Oratmangoen, Kevin Diks, dan lain-lain. Sebagian besar pemain ini beredar di kompetisi elite Eropa.

Berkat sosok-sosok ini pula, Shin Tae-yong berhasil membawa Timnas Indonesia untuk pertama kali menembus putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Bahkan, skuad Garuda tak hanya numpang lewat di babak ini.

Sebab, peluang untuk menembus Piala Dunia 2026 sampai saat ini masih terbuka. Program naturalisasi jadi satu di antara langkah instan yang bisa melonggarkan jalan Timnas Indonesia untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.

Pemain naturalisasi baru Vietnam, Nguyen Xuan Son (kiri) menggiring bola melewati pemain Thailand, Nicholas Mickelson dalam laga leg pertama final Piala AFF 2024 yang berlangsung di Viet Tri Stadium, Vietnam, Selasa (02/01/2025) waktu setempat. (AFP/Nhac Nguyen)
Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |