Bola.com, Malang - Dua tim dengan nama besar akan berhadapan di pekan 26 BRI Liga 1. Persija yang bertindak sebagai tuan rumah bakal menjamu Arema FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (9/3/2025). Jika melihat dari posisi kedua tim di klasemen, dua tim ada di zona yang berbeda. Persija lebih unggul karena bersaing di papan atas. Sementara Arema berpaku di papan tengah.
Kendati demikian, dua tim kini punya persoalan yang sama. Yakni inkonsisten. Terutama di putaran kedua. Arema selalu kalah ketika away. Saat main di kandang, sudah tiga kali mereka gagal menang. Jadi, hanya dua kali Singo Edan menang dalam 8 pertandingan di putaran kedua.
Kondisi ini tak beda jauh dengan Persija. Mereka mendapatkan 3 kemenangan. Tapi tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut sempat paceklik kemenangan dalam 5 pertandingan beruntun.
Dalam kompetisi, sebuah hal wajar jika tim mengalami fase inkonsisten. Hanya saja, fase itu datang di saat yang bersamaan bagi Persija dan Arema.
Yang perlu jadi catatan, pertahanan kedua tim sama-sama mengalami penurunan performa. Sehingga Persija dan Arema sama-sama rentan kebobolan. Padahal, dua tim sama-sama punya pemain belakang sarat pengalaman. Tapi mereka sering kecolongan dalam beberapa pertandingan sebelumnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lini Belakang Mulai Keropos
Jika melihat komposisi lini belakang Persija, mereka punya barisan pemain yang bisa diandalkan. Seperti Rizky Ridho, Ondrej Kudela, M. Ferrari, Hansamu Yama. Mereka juga punya bek asing, Pablo Andrade yang beberapa kali jadi pengganti. Dengan materi seperti itu, harusnya gawang Persija sulit dibobol lawan.
Tapi lawan sepertinya mulai paham titik lemah pertahanan Persija yang sering menurunkan 3 pemain belakang. Dengan formasi tersebut, lawan akan menambah jumlah penyerangnya. Persija pun sering kemasukan pada babak kedua. Seperti saat kalah dari Dewa United dan PSM Makassar.
Hal yang sama juga dialami Arema. Bedanya, komposisi pemain belakang Arema agak timpang antara inti dan pelapis. Terutama di stoper. Selama ini Thales Lira selalu jadi pilihan utama bersama Choi Bo-Kyung. Namun, saat Choi kurang fit, Arema terpaksa memasang Julian Guevara yang posisi aslinya adalah gelandang bertahan.
Pelatih Arema belum terlalu yakin dengan para stoper lokal. Seperti Anwar Rifai, Bayu Aji dan Brandon Scheunamann. Dalam 8 pertandingan putaran kedua, Singo Edan sudah kemasukan 15 gol. Padahal mereka punya kiper tangguh, Lucas Frigeri.
Bermasalah dengan Pemain Bintang
Persoalan ini sedang dihadapi Arema. Pelatih dan manajemen sedang perang dingin dengan pemain bintangnya, Wiliam Marcilio. Playmaker asal Brasil tersebut sudah tidak masuk line up dalam 3 pertandingan beruntun. Saat melawan Persija Jakarta, Wiliam tidak akan diturunkan. Karena sang pemain ditinggal di Malang. Padahal kondisinya sedang fit dan mengaku siap diturunkan jika tim membutuhkan.
Kabarnya, manajemen dan pelatih sedang memberi pelajaran kepada sang pemain. Ada persoalan internal terkait negosiasi kontrak antara dua pihak manajemen dan Wiliam. Sedangkan, pelatih Ze Gomes, kini memilih formasi dua striker. Sehingga dia tidak menggunakan peran gelandang serang seperti Wiliam.
Padahal jika tidak ada persoalan, Wiliam bisa jadi senjata Arema. Karena dia punya skill individu diatas rata-rata. Tak hanya itu, pemain 28 tahun ini bisa jadi pemecah kebuntuan. Dia sudah membuat 7 assist dan 5 gol di putaran pertama.