3 Perubahan Besar Timnas Indonesia di Era Patrick Kluivert: Kesempatan Adil dan Merata sesuai Performa, Tak Ada Pemain Kesayangan

15 hours ago 7

Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, telah membuktikan komitmennya untuk memperbaiki skuad Merah-Putih, dan itu terlihat ketika menumbangkan China pada matchday kesembilan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5-6-2025) malam WIB itu, Patrick Kluivert menunjukkan kebijakan yang adil dalam merancang skuad Timnas Indonesia.

Hal itu sudah terbukti dari tahap awal, yakni kebijakan pemanggilan pemain menjelang persiapan skuad Merah-Putih. Nama-nama yang dipanggil, memunculkan sosok-sosok yang punya performa apik di kompetisi domestik.

Kemudian, kejutan berlanjut ketika Kluivert menyusun daftar sebelas pemain pertama skuad Garuda saat menghadapi Team Dragon. Ada beberapa perubahan besar yang dihadirkan pelatih asal Belanda itu.

Berikut Bola.com menyajikan ulasannya. 

Laga panas antara Timnas Indonesia vs Timnas China di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) berakhir dengan kemenangan membanggakan bagi Garuda! Namun, sorotan tidak hanya tertuju pada kemenangan Indonesia ekspresi lesu para pemain China saat meninggalkan ...

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Kesempatan Pemain Lokal

Patrick Kluivert membuat kejutan yang menuai apresiasi dari publik ketika merumuskan daftar starting eleven. Sebab, dari 11 pemain yang tampil sejak sepak mula, empat nama di antaranya merupakan amunisi lokal.

Keempat pemain itu ialah Rizky Ridho, Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, serta Egy Maulana Vikri. Mereka merupakan bintang-bintang yang memang punya performa luar biasa bersama klubnya masing-masing di BRI Liga 1 2024/2025.

Terbukti, dengan hadirnya empat pemain dengan performa terbaik di kompetisi domestik ini, Timnas Indonesia mampu menampilkan permainan yang mengesankan pada babak pertama melawan Team Dragon.

Seusai laga, Kluivert mengatakan bahwa para pemain yang bermain baik layak mendapatkan kesempatan untuk beraksi, tidak peduli dari mana asal mereka, baik itu dari kompetisi lokal maupun Eropa.

"Buat saya, yang paling penting adalah pemain bisa menunjukkan kualitas, kalau begitu mereka akan punya peluang main. Saya juga memang memberi kesempatan bagi pemain lokal kalau memang mereka layak," ujar Kluivert.

Kesempatan Bermain

Kesempatan bermain yang diberikan oleh Patrick Kluivert kembali diperlihatkan ketika dia melakukan pergantian pemain pada babak kedua. Setidaknya, ada tiga pemain lokal yang mendapat peluang unjuk gigi.

Yang pertama adalah Beckham Putra, yang menggantikan Thom Haye pada menit ke-74. Setelah itu, Stefano Lilipaly mendapatkan kesempatan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Egy Maulana Vikri pada menit ke-84.

Lalu, Ramadhan Sananta mengganti Ole Romeny pada menit ke-89.

Bagi Beckham, ini merupakan laga debutnya bersama Timnas Indonesia. Sedangkan Lilipaly sukses mengukir comeback setelah tak pernah dipanggil di era Shin Tae-yong.

Sementara itu, pemain-pemain diaspora yang memang layak menjadi pilihan utama seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Joey Pelupessy, Thom Haye, serta Ole Romeny, memang layak untuk menjadi starter.

Buktinya, mereka memiliki peran yang krusial di skuad Merah-Putih dan memberikan dampak yang signifikan di posisi masing-masing.

Pemain Bintang Diparkir

Kebijakan memberikan kesempatan bermain kepada pemain-pemain dengan performa apik di level klub ini akhirnya membuat sederet pemain bintang yang pernah menjadi andalan Timnas Indonesia harus tergusur.

Setidaknya, ada empat pemain abroad yang harus menjadi penghangat bangku cadangan saat menghadapi China. Keempat pemain itu adalah Mees Hilgers, Rafael Struick, Dean James, dan Nathan Tjoe-A-On.

Hilgers tentu punya reputasi mentereng karena jadi pemain andalan klub kasta tertinggi Liga Belanda, FC Twente. Sedangkan Rafael Struick adalah pemain pilihan utama di lini depan Timnas Indonesia semasa era Shin Tae-yong.

Bagi Kluivert, ini menjadi bukti bahwa pemain-pemain diaspora harus memiliki performa yang apik apabila mereka ingin mendapatkan kesempatan bermain. Sebab, performa pemain bakal jadi ukuran utama.

"Apalagi saya merasa pencampuran pemain lokal dan diaspora membuat tim semakin kuat dan soal pemain naturalisasi, mereka tidak dijamin selalu main. Mereka juga harus bersaing dengan pemain lokal," ujar Kluivert.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |