Bola.com, Jakarta Persebaya Surabaya masih jemawa di puncak klasemen sementara BRI Liga 1 2024/2025. Hingga pekan ke-14, Bajul Ijo sudah mengemas 33 poin.
Torehan tersebut membuat Persebaya ngacir sendiri meninggalkan pesaing-pesaing terdekatnya seperti Persib Bandung, Borneo, dan Persija Jakarta.
Persib, di posisi kedua, mengemas 29 poin. Di bawahnya, Boerneo, mengepak 26 poin. Sedangkan Persija, yang bertengger di posisi keempat bermodalkan 25 poin.
Jika bisa tampil konsisten, besar kemungkinan Persebaya akan tampil sebagai jawara di akhir musim.
Persebaya rindu juara. Mereka terakhir kali naik ke podium tertinggi pada 2004, saat masih bernama Divisi Utama. Saat itu, tim yang juga dijuluki Green Force ditukangi legendanya asal Brasil, Jacksen F. Tiago.
Siapa yang tak kenal Persebaya. Sudah eksis selama 97 tahun, Persebaya tak hanya beken di Tanah Air, tapi juga di dunia. Pada 2012 misalnya, tim kebangaan Bonek pernah beradu skil dengan tim Liga Inggris, Queens Park Rangers, yang diperkuat Park Ji Sung, Shaun Wright-Philips, dan Bobby Zamora.
Sukses Persebaya juga tak lepas dari polesan tangan dingin Paul Munster. Juru taktik berpaspor Irlandia Utara bukan hanya berhasil mendongkrak perfroma Mohammed Rashid dan kawan-kawan, melainkan juga menyuntikkan keyakinan bahwa Persebaya bisa kembali menjadi yang terkuat musim ini.
Dari 14 laga, Mohammed Rashid cs. baru mengalami sekali kekalahan. Selebihnya, Persebaya mengemas 10 kemenangan dan tiga lainnya berakhir imbang.
Jalan ke singgasana juara memang masih panjang, pun kian menantang. Tapi, seperti disinggung di atas, bila Persebaya bisa tampil konsisten kans untuk juara menganga lebar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pesaingnya
Persebaya punya tiga rival berat, Persib, Borneo, dan tentu saja Persija. Maung Bandung siap menerkam, Pesut Etam siap menerjang, dan Macan Kemayoran juga siap menjadi batu sandungan.
Persib merupakan juara bertahan. Armada Bojan Hodak siap bertarung habis-habisan dalam setiap laga demi meraup kemenangan. Gagal total di ajang AFC Champions League Two (2), Pangeran Biru kini benar-benar fokus di kompetisi domestik.
Pun begitu dengan Borneo, siap menjadi batu sandungan bagi semua rivalnya, khususnya tim-tim papan atas.
Kegagalan musim lalu menjadi pelajaran berharga bagi pasukan Pieter Huistra untuk lebih berhati-hati musim ini. Dengan kata lain, juara adalah target yang kudu direalisasikan.
Seperti Persebaya dan Persib, Persija juga merupakan klub legendaris. Tim yang berdiri pada 28 November 1928 punya torehan mentereng di level teratas. Macan Kemayoran pernah digdaya di era Perserikatan dengan sembilan gelar juara.
Di era Liga Indonesia, Persija tampil sebagai yang terkuat pada 2001 serta runner-up 2005. Sementara di era Liga 1, Tim Ibu Kota menggondol gelar jawara pada 2001 dan runner-up 2022/2023.
Ironi Semen Padang
Ironisnya, klub legendaris kebangaan warga Sumatera Barat, Semen Padang, masih terkapar di posisi ke-15.
Sepertinya masih terlalu sulit bagi Eduardo Almeida untuk bisa bersaing di BRI Liga 1 2024/2024 setelah musim lalu sukses promosi ke kasta tertinggi.
Eduardo Almeida merupakan pelatih pengganti Hendri Susilo yang dipecat pada September lalu. Sayang, di bawah arahan Eduardo Almeida, kinerja Rosad Setiawan and kolega belum juga membaik.
Dulu, Semen Padang sangat ditakuti. Mereka tak tersaingi di Liga Prima Indonesia 2011/2012, juara Divisi I Galatama 1982/1983, Piala Galatama 1992, perempatfinal Piala Winner Asia 1993/1994, dan perempatfinal Piala AFC 2013.
Sangat menarik untuk terus mengikuti persaingan Persebaya, Persib, Borneo, dan Persija menuju singgasana juara musim ini.
Lantas, bagaimana nasib Semen Padang selanjutnya? Apakah Kabau Sirah bisa bertahan di kasta tertinggi atau kembali degradasi? Kita tunggu bersama.