Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia sedang terjepit, menyusul kekalahan 0-1 dari Timnas Vietnam pada matchday ketiga Grup B Piala AFF 2024. Sebelumnya, Skuad Garuda juga menuai hasil mengecewakan usain ditahan imbang 3-3 oleh Timnas Laos.
Praktis, armada Shin Tae-yong baru mengemas satu kemenangan dari Myanmar pada laga pertama. Mengantongi empat poin, Indonesia bertengger di posisi kedua.
Jika ingin lolos otomatis ke semifinal, kemenangan adalah harga mati. Sebaliknya, jika kalah atau imbang, Indonesia menggantungkan nasibnya kepada pertandingan lain dan itu jelas ngeri-ngeri sedap.
Di atas kertas, Indonesia lebih berpeluang memenangkan duel yang rencananya bakal mentas di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024) malam pukul 20.00 WIB.
Selain mendapat dukungan dari ribuan pendukung setianya, Muhammad Ferarri dan kawan-kawan pastinya bertekad mempertahankan hegemoni Timnas Indonesia atas Filipina.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rekor Pertemuan
Sejak 1958, kedua negara setidaknya sudah bersua 27 kali di semua ajang kompetisi. Hasilnya, Indonesia masih jauh lebih superior dengan 20 kemenangan, sekali kalah, dan enam laga lagi berakhir imbang.
Namun itu tak lantas membuat anak-anak asuh Shin Tae-yong lupa daratan, terlalu jemawa, serta anggap remeh.
Hasil imbang 3-3 kala menjamu Timnas Laos di Stadion Manahan, Solo, dalam matchday 2 seharusnya menjadi pelajaran dan cermin bagi tuan rumah.
Dengan kata lain, The Azkals, julukan Timnas Filipina yang saat ini diarsiteki Albert Capellas bukan tak mungkin akan membuat kejutan seperti yang dilakukan Laos.
Filipina yang berada di posisi kedua dengan tabungan dua poin juga butuh suntikan tripoin guna menjaga asa ke fase selanjutnya.
Materi Pemain
Dari materi pemain, Filipina cukup mumpuni di semua lini. Jika Indonesia didominasi pemain muda, maka tim tamu dijejali pemain naturalisasi yang sebagian besar berkarier di luar negeri, termasuk dua di antaranya merumput di Liga Indonesia yakni Kevin Mendoza (kiper Persib Bandung) serta Christian Rontini (bek Madura United FC/Indonesia).
Besar kemungkinan, Albert Capellas masih menerapkan formasi 4-3-3 dengan mengandalkan tiga penyerang, Sandro Reyes (FC Gütersloh/Jerman) - Bjorn Martin Kristensen (Aalesunds FK/Norwegia) - Alex Monis (New England Revolution II/Amerika Serikat).
Ketiganya ditopang tiga gelandang, Michael Baldisimo (San Jose Earthquakes/Amerika Serikat) - Oskari Kekkonen (Lamphun Warriors/Filipina) - Zico Bailey (New Mexico United/Amerika Serikat).
Sedangkan empat tukang jagal di belakang, Michael Kempter (Grasshopper Club Zurich/Swiss) - Kike Linares (Lamphun Warriors/Thailand) - Amani Aguinaldo (Rayong FC/Thailand) - Jefferson Tabinas (Buriram United/Thailand).
Waspada
Indonesia kudu ekstra waspada. Filipina bermain sangat rapi, sabar, juga solid. Ketika menjamu Myanmar yang berakhir imbang 1-1, The Azkals sempat tertinggal lebih dulu lantaran gol Maung Maung Lwin pada menit ke-25.
Akan tetapi, Filipina luput dari kekalahan berkat aksi ciamik Bjorn Martin Kristensen yang sukses mengeksekusi tendangan penalti pada menit ke-72.
Walau harus puas bermain sama kuat, tapi secara serangan Filipina jauh lebih mengerikan dengan 22 tembakan. Itu membuktikan kalau lini gempur Filipina berpotensi menjadi ancaman serius bagi lini belakang Indonesia.
Jadi, kalau tak berhati-hati, Filipina bisa menjelma menjadi batu sandungan bagi Indonesia. Oleh karena itulah, waspadalah...waspadalah.