Ketua The Jakmania Minta PSSI Cabut Aturan Larangan Suporter Awaydays pada Liga 1 Musim Depan

9 hours ago 4

Bola.com, Jakarta - Ketua The Jakmania, Diky Budi Ramadhan, meminta PSSI untuk mencabut aturan larangan suporter untuk tur tandang pada Liga 1 2025/2026.

PSSI telah mencekal suporter untuk awaydays sejak musim 2023/2024 berdasarkan kesepakatan bersama FIFA, pemerintah, kepolisian dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan alasan transformasi sepak bola Indonesia pasca-tragedi Kanjuruhan.

"Aturan larangan suporter untuk tur tandang perlu dicabut pada musim depan," ujar pria yang karib dipanggil Diky Soemarno itu kepada Bola.com, Rabu (30/4/2025).

"Sebab, sudah waktunya suporter untuk diberikan kepercayaan. Ada punishment dan reward dong untuk kelompok suporter," jelas Diky.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Masih Banyak Suporter yang Tur Tandang

Namun, aturan larangan suporter untuk tur tandang sebenarnya tidak terlalu efektif. Karena sejumlah suporter tetap memaksa untuk awaydays demi memastikan klub kebanggaannya tidak berjuang sendirian.

Pelanggaran terhadap aturan itu mengakibatkan tim tamu mendapatkan denda dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang biasanya nominalnya Rp25 juta. Terkadang, klub tuan rumah juga dikenai hukuman yang sama.

Diky berharap PSSI dapat mendengar aspirasi dari kelompok suporter. Apalagi sudah dua musim aturan itu berjalan. Dia bakal berusaha membujuk PSSI agar aturan itu ditiadakan.

"Kami akan berjuang meyakinkan PSSI. Kasih kepercayaan ke kami. Cukup rasanya dua tahun," ucap Diky.

Belum Akan Dihapus

Sebelumnya, Ketua PSSI, Erick Thohir, mengisyaratkan masih akan melarang fans untuk awaydays pada Liga 1 musim depan. Dia menganggap bahwa keberadaan suporter dalam laga tandang masih rentan.

"Kami bersama FIFA masih banyak melihat kejadian, baik kandang dan tandang yang tingkat kritikalnya masih tinggi. Jadi, bila terjadi hal-hal di suatu kompetisi, itu siapa yang bertanggung jawab penuh? Kok PSSI semua? Jadi PT LIB diberikan wewenang PSSI," ungkap Erick Thohir.

"Kompetisi mempunyai independensi yang luar biasa. Penyelenggaraan kompetisi itu tanggung jawab PT LIB. Klub bertanggung jawab terhadap pertandingannya."

"Artinya, kalau ada peristiwa kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, PT LIB dan klub bertanggung jawab sepenuhnya. Kami dari PSSI dan FIFA menjaga dan menilai bahwa dalam konteks kandang dan tandang, suporter masih rawan. Tetapi kalau PT LIB dan klub ingin melakukan, silakan bertanggung jawab."

"Jika nanti ada peristiwa seperti tragedi Kanjuruhan lagi, jangan sampai nanti bolanya dilempar ke sana dan ke sini tidak mempunyai rasa tanggung jawab," tutur Erick Thohir.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |