Efek Domino Makin Melimpahnya Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia, Bintang Lokal Hadapi Tantangan Makin Sengit

3 weeks ago 29

Bola.com, Jakarta Sebelum Maarten Paes tiba, kiper andalan Timnas Indonesia adalah Ernando Ari. Serbuan pemain-pemain naturalisi membuat bakat-bakat lokal menghadapi persaingan yang makin sulit. Sampai kapan?

Ernando Ari terbilang masih beruntung, karena penjaga gawang kepunyaan Persebaya Surabaya itu masih masuk skuad Timnas Indonesia, meski hanya sebatas pemain cadangan.

Rachmat Irianto, Alfeandra Dewangga, Muhammad Rafli, Edo Febriansah, dan Saddil Ramdani merupakan lima dari sekian pemain lokal yang tersingkir, ekses program naturalisasi yang digalakkan PSSI tiga tahun belakangan.

Efek domino masih akan terus berlanjut, mengingat PSSI belum mau berhenti memburu pemain-pemain keturunan dari seluruh ujung bumi, khususnya dari Belanda.

Ole Romeny serta Jairo Riedewald adalah dua calon pemain naturalisasi terkini, diharapkan sudah mengantongi KTP Indonesia jelang lanjutan laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra Australia pada 20 Maret 2025.

Menteri Hukum (Menkum) RI, Supratman Andi Agtas, telah mengumumkan Ole Romeny akan disumpah menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 8 Februari 2025.

Membludaknya pemain-pemain naturalisasi sejauh ini memang tak mengecewakan. Sukses Skuad Garuda melaju ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tak lepas dari kontribusi sejumlah nama macam Jay Idzes, Thom Haye, Calvin Verdonk, Rafael Struick, Justin Hubner, Ivar Jenner, pun Nathan Tjoe-A-On.

Kesuksesan Timnas Indonesia U-23 memahat sejarah di Piala Asia 2024 dengan cara bertahan sampai ke semifinal dan tampil di play-off Olimpiade Paris 2024 juga tak lepas dari kinerja luar biasa pemain-pemain naturalisasi.

Berita video Timnas Indonesia U-20 harus takluk 0-1 dari 10 pemain Timnas Yordania U-20 dalam ajang Mandiri Challenge Series U-20, di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jumat (24/1/2025) malam WIB.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Bagaimana di Era Patrick Kluivert?

Kini, PSSI bertekad membawa Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026. Caranya, ya dengan mendatangkan lebih banyak pemain naturalasi ke skuad utama Patrick Kluivert.

Tak hanya menargetkan kemenangan kontra Australia, pasukan Patrick Kluivert juga harus bisa memetik angka saat menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 25 Maret dan China pada 5 Juni di tempat yang sama.

Tiga kemenangan akan memuluskan langkah Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026, karena tambahan sembilan angka memungkinan Jay Idzes cs. yang saat ini bercokol di posisi ketiga Grup C dengan tabungan enam poin finis sebagai runner-up.

Jika di era Shin Tae-yong bakat-bakat lokal masih mendapat kesempatan tampil, meski tak lagi jadi starting XI, bagaimana di era Patrick Kluivert?.

Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman, Rizky Kambuaya, Hokky Caraka, bahkan Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan bukan tak mungkin bakal terdepak. 

Semua lini praktis didominasi pemain-pemain naturalisasi. Terlepas dari pernyataan yang menyebutkan bahwa kehadiran pemain naturalisasi akan membuat bakat-bakat lokal semakin termotivasi untuk mengembangkan potensi, tapi nyatanya Timnas Indonesia yang menjadi muara kompetisi kini justru dihuni pemain-pemain keturunan.

Jaminan dari Kemenpora

Pemerintah, via Kemenpora, memastikan program naturalisasi tak akan menelantarkan apalagi membunuh pembinaan pemain lokal.

"Jadi ini adalah langkah kita (pemerintah) memberikan hak yang sama, karena diaspora, yang memang lahirnya orang tuanya Indonesia, namun lahirnya di luar (negeri), itu kan memiliki hak yang sama harusnya. Jadi yang pasti pembinaan lokal kami fokus, tidak akan hilang, memang kami padukan dengan potensi diaspora," kata Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olah Raga.

Tapi siapa yang bisa menjamin pernyataan di atas, jika Dito Ariotedjo tak lagi jadi menpora dan Erick Thohir lengser dari Ketum PSSI? Entahlah.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |