Bola.com, Jakarta - Turnamen terakbar di kawasan Asia Tenggara akan segera digelar. Timnas Indonesia yang berada di Grup B siap tempur. Lini depan adalah kunci.
Sebelum kita bahas persaingan di lini depan setiap kontestan, selain Timnas Indonesia Grup B juga diisi Filipina, Laos, serta pemegang dua gelar juara Piala AAF yakni Vietnam.
Indonesia sendiri akan memulai perjuangan pada Senin (9/12/2024), menantang tuan rumah Myanmar di Thuwunna Stadium. Bisa menang, Skuad Garuda? Kita tunggu bersama.
Berbeda dari edisi-edisi sebelumnya, Timnas Indonesia kali ini dijejali pemain-pemain muda yang berusia di bawah 22 tahun.
Kadek Arel, Mikael Tata, Sulthan Zaky, Robi Darwis, Afriyanto Nico, Arkhan Fikri, dan Dony Tri Pamungkas, delapan dari 24 pemain muda yang diangkut Shin Tae-yong diharapkan bisa bersinergi dengan pemain yang mengantongi caps mumpuni bareng timnas senior macam Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, Hokky Caraka, Rafael Struick, serta Muhammad Ferarri.
Dengan alasan ini pulalah, PSSI terkesan kurang berani menargetkan juara. Dengan kata lain, PSSI lebih mengedepankan regenerasi dan memberi kesempatan kepada pemain muda untuk mengeruk pengalaman.
"Ini bagian dari berjenjangnya regenerasi untuk pemain timnas. Seperti kelihatan dari pemain-pemain yang dipanggil oleh Shin Tae-yong. Banyak wajah baru," kata Arya Sinulingga, Exco PSSI dalam tayangan YouTube SINDOnews.
Sejak digulirkan pertama kali pada 1996, Indonesia belum sekali pun pernah merasakan legitnya gelar juara. Indonesia dijuluki spesialis runner-up karena selalu kandas dalam enam partai final yakni pada Piala AFF 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, pun 2020.
Lantas, bagaimana persaingan di lini depan di Grup B? Sudah menterengkah lini depan kita?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Timnas Indonesia
Di lini serang, Shin Tae-yong menyiapkan sejumlah tukang gedor Hokky Caraka, Ronaldo Kwateh, Arkhan Kaka, dan Rafael Struick.
Kerap diparkir di timnas senior membuat Hokky Caraka siap mengamuk di Piala AFF 2024. Tak hanya berjuang mempersembahkan gelar juara, bomber kepunyaan PSS Sleman itu juga bernazar ingin menjadi pencetak gol terbanyak. Wow.
Meski masih berusia 20 tahun, soal pengalaman di level Internasional Hokky Caraka bisa dibilang cukup mumpuni.
Nama beken lainnya adalah Rafael Struick. Walau sejatinya ia berperan sebagai winger dan gelandang serang, namun STY kerap menggesernya lebih ke depan untuk menjadi target-man.
Kiprahnya di Timnas Indonesia U-23 dan timnas senior membuat Rafael Struick berpotensi menjadi predator bagi lini belakang lawan.
Sempat jauh dari sorotan, Ronaldo Kwateh kini kembali dengan segepok mimpi. Piala AFF 2024 menjadi ajang yang tepat bagi penyerang 20 tahun ini untuk promosi ke timnas senior.
Bermain di kampung orang bersama Muangthong United, Divisi 1 Liga Thailand, pemilik nama lengkap Ronaldo Joybera Junior Kwateh bisa mendulang banyak gol.
Arkhan Kaka, sosok anak muda yang keren. Menjulang 187 cm, wonderkid Persis Solo yang masih berusia 17 tahun ini siap mencuri hati Shin Tae-yong. Muda-muda cabai rawit, Arkhan Kaka siap berkibar.
Myanmar
Dijuluki kuda hitam, Myanmar menjadi lawan pertama Timnas Indonesia di Grup B. Meski berada di bawah Indonesia, Myanmar tak mau tunduk begitu saja. Bermain di kandang sendiri jadi modal krusial bagi pasukan Myo Hlaing Win guna merih tripoin pertama.
Untuk merealisasikan target, Myanmar sangat mengandalkan juru-juru gedornya macam Aung Kaung Mann, Lwin Moe Aung, dan Maung Maung Lwin.
Maung Maung Lwin striker sarat pengalaman, berusia 29 tahun. Ia berkarier di Thailand, berkostum Lamphun Warriors. Di Timnas Myanmar, Maung Maung Lwin mengantongi caps terbanyak, 75 caps dengan torean selusin gol.
Aung Kaung Mann, 26 tahun, bermain di Liga Malaysia bersama Kelantan Darul Naim. Mengantongi 18 caps dengan sebiji gol, Aung Kaung Mann kerap menjadi tendem Maung Maung Lwin.
Lwin Moe Aung yang termuda, masih 24 tahun. Meski begitu, jam terbangnya bersama Timnas Myanmar terbilang mengagumkan dengan 51 caps dengan torehan empat gol.
Bisa dipastikan, striker yang sejak 2024 bermain di Liga Malaysia bersama Kelantan Darul Naim menjadi tumpuan di sektor gempuran.
Laos
Dari 26 pemain yang dipanggil pelatih Ha Hyeok-jun, 15 di antaranya pemain muda. Ya, Laos sepertinya memilih jalan seperti yang ditempuh Indonesia dengan mengandalkan pemain-pemain muda.
Walau begitu, Laos tak boleh dipandang sebelah mata. Bukan tak mungkin mereka akan menjelma menjadi kuda hitam.
Dua pemain yang layak diwaspadai adalah gelandang Phoutthasay Khochalern dan Bouphachan Bounkong. Pemain berusia 29 tahun ini merupakan veteran dan punya pengaruh kuat di ruang ganti.
Kendati berperan sebagai playmaker, pemain yang bermain di Liga Thailand bersama Thap Luang United sering kali menjelma menjadi striker dadakan.
Bouphachan Bounkong tak kalah berbahaya. Penyerang kepunyaan Svay Rieng FC di Liga Kamboja berpotensi menjadi mimpi buruk bagi bek-bek di Grup B.
Filipina
Timnas Indonesia kudu ekstra hati-hati. The Azkals, julukan Timnas Filipina, berpotensi menjadi batu sandungan.
Mereka punya dua 'mata-mata' yang sedikit banyak mengetahui cara bermain pemain Indonesia yakni Kevin Mendoza, kiper Persib Bandung, dan bek Madura United Christian Rontini.
Di lini depan, pelatih Albert Capellas punya banyak opsi. Di sektor ini, Filipina dijejali penyerang-penyerang naturalisasi yang berkarier di luar negeri.
Di antaranya Dylan Demuynck (Zulte Waregem/Belgia), Gerrit Holtmann (VfL Bochum/Jerman), Bjorn Martin Kristensen (Aalesunds FK/Norwegia), serta Alex Monis (New England Revolution II/Amerika Serikat).
Vietnam
Nah, ini yang laing seram dan bakal jadi lawan terberat Asnawi Mangkualam cs. Tak bermaksud menafikan tiga lawan lainnya, duel kontra Vietnam bakal menyedot perhatian.
Indonesia dan Vietnam sudah sering bersua di semua ajang kompetisi dan keduanya saling bunuh, termasuk di Piala AFF.
Di semua lini, armada Kim Sang-sik bisa dibilang solid. Di lini serang misalnya, The Golden Star punya pemburu-pemburu gol sangar seperti Nguyen Hoang Duc, Nguyen Quang Hai, dan striker naturalisasi asal Brasil Nguyen Xuan Son.
Nguyen Hoang Duc sebenarnya bermain sebagai gelandang, sedangkan Nguyen Quang Hai sebagai winger. Akan tetapi, keduanya juga mengemban misi suci untuk mencetak gol disaat Nguyen Xuan Son serta dua tombak lainnya, Nguyen Tien Linh dan Pham Tuan Hai tak berkutik karena dikunci bek-bek lawan.