Bola.com, Jakarta - Dua gol dalam dua laga, luar biasa! Ole Romeny, striker berusia 24 tahun tak butuh waktu lama untuk pamer ketajaman bersama Timnas Indonesia. Dalam dua laga selanjutnya, yaitu menjamu China dan bertandang ke Jepang, sensasi Ole Romeny kembali dinanti.
Ole Romeny melakoni debutnya di Timnas Indonesia dengan sangat baik. Ia langsung mencetak gol, meski dalam matchday 7 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia harus kalah 1-3 dari Australia di Siydney pada 20 Maret 2025.
Menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada laga matchday 8, Ole Romeny kembali dipercaya sebagai penyerang tengah, diapit Marselino Ferdinan dan Ragnar Oratmangoen.
Kepercayaan penuh tim pelatih dibayar kontan oleh tombak berusia 24 tahun itu. Memaksimalkan assist koleganya di Oxford United, Marselino Ferdinan, Ole Romeny memastikan kemenangan Indonesia pada menit ke-24.
Kemenangan 1-0 atas Bahrain tak hanya menuntaskan kekecewaan paska-kekalahan dari Australia, melainkan juga menjaga asa Skuad Garuda ke fase selanjutnya.
Kehadiran Ole Romeny memang menjadi pembeda di lini depan. Sebelum kehadiran pemain tersebut, Timnas Indonesia praktis tak punya striker tokcer.
Itulah yang kerap dipusingkan Shin Tae-yong, mantan pelatih Timnas Indonesia, selama lima tahun pelatih Korea Selatan itu menukangi Timnas Indonesia sejak Januari 2020.
Berita Video, Timnas Indonesia sukses kalahkan Bahrain lewat gol tunggal Ole Romeny pada Selasa (25/2/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Lama Dinanti
Ole Romeny sebenarnya sudah lama masuk bidikan PSSI untuk masuk program naturalisasi. Namun, ia baru resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 8 Februari atau tak lama setelah PSSI mendepak Shin Tae-yong.
Melihat rekam jejaknya selama memperkuat NEC, Emmen, Utrecht, dan sekarang Oxford United, kelahiran 20 Juni 2000 memang sosok pemburu gol yang sangat mumpuni.
Posturnya yang atletis, tinggi 185 cm, serta berat 70 kg, membuat Ole Romeny punya semua syarat ideal untuk menjadi penyerang tengah. Ia tak cuma gesit, terlebih saat menggiring bola, tapi juga sangat percaya diri setiap kali mendapatkan peluang mencetak gol.
Dengan dukungan Marselino Ferindan dan Ragnar Oratmangoen, Ole Romeny bisa lebih fokus menjalankan tugas sebagai targetman. Ia tak perlu repot-repot sampai harus turun jauh ke bawah guna mencari bola.
Sananta dan Hokky Belum Mengimbangi Kualitas Ole
Tak bermaksud menafikan dua striker Timnas Indonesia lainnya, Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka, keduanya seperti masih lebih sulit untuk mengemban tanggung jawab sebagai penyerang tengah.
Dalam dua laga terakhir kontra Australia dan Bahrain misalnya, setiap kali Ole Romeny dan Marselino Fardinan ditarik keluar dan Ramadhan Sananta masuk, maka tim pelatih mengubah formasi menjadi 3-5-2. Ramadhan Sananta diduetkan dengan Ragnar Oratmangoen.
Bagaimana dengan Hokky Caraka? Pemain PSS Sleman ini sebenarnya punya kecepatan dan insting mencetak gol yang oke. Hanya saja, ia lebih nyaman sebagai striker tunggal dalam skema 4-2-3-1 seperti yang kerap ia lakoni di klubnya.
Jadi, sejauh ini, bisa dibilang belum ada yang setara Ole Romeny. Mencetak gol dalam dua laga Internasional berturut-turut jelas tak enteng. Hanya striker-striker top yang bisa melakukannya.
Nah, agar tak sepenuhnya bergantung kepada Ole Romeny, maka PSSI harus terus mencari striker jempolan lainnya yang bisa menjadi pelapis bagi Ole Romeny.