Bola.com, Yogyakarta - PSIM Yogyakarta akan menjadi peserta baru di BRI Liga 1 musim depan. Tim berjulukan Laskar Mataram itu akhirnya kembali tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah penantian 18 tahun lamanya.
PSIM memastikan satu tiket promosi ke Liga 1 seusai keluar sebagai juara Grup X 8 besar Pegadaian Liga 2 2024/2025.
Hasil tersebut membuat Laskar Mataram berhak melaju ke final Liga 2 dan akan berjumpa Bhayangkara FC yang berstatus juara Grup Y.
Kehadiran PSIM akan membuat Liga 1 musim depan makin berwarna, terutama bagi persepakbolaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seperti diketahui, saat ini PSS Sleman menjadi satu-satunya perwakilan Kota Gudeg yang bermain di kasta teratas liga nasional.
Lolosnya PSIM sekaligus membuka peluang munculnya dua laga derbi, yakni Derbi DIY yang mempertemukan PSIM dan PSS, lalu ada Derbi Mataram yang melibatkan PSIM serta Persis Solo.
Berita video pelatih Barcelona, Hansi Flick mengaku bahagia Barcelona bisa menang atas Rayo Vallecano. Kemenangan ini membawa mereka kembali ke puncak klasemen La Liga 2024/2025.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hal Positif
Caretaker pelatih PSIM, Erwan Hendarwanto, menilai persaingan tim-tim asal DIY dan Jawa Tengah membikin Liga 1 makin gayeng untuk ditonton. Menurutnya, potensi adanya laga Derbi DIY menunjukkan bahwa sepak bola Yogyakarta bergerak lebih maju.
"Saya kira ini hal positif yang didapatkan bahwa dengan adanya peluang Derbi DIY, tentu menunjukkan bahwa sepak bola di DIY bergerak maju dari segala sisi," ujar Erwan Hendarwanto kepada Bola.com, Sabtu (22-2-2025).
"Ya termasuk pergerakan perdamaian suporter yang sudah ditunjukkan oleh DIY dan Jateng, terutama antara PSIM, PSS dan Persis serta PSIS Semarang," lanjut pelatih berusia 48 tahun tersebut.
Dinikmati Semua Kalangan
Pelatih asal Magelang itu mengatakan, rivalitas dalam sepak bola harus tetap ada, tetapi tidak boleh keluar batas.
Rivalitas yang benar adalah tidak saling melukai satu sama lain. Masing-masing pendukung musti bersaing secara sportif.
"Atmosfer pertandingan yang tersaji bisa dinikmati oleh semua kalangan bahkan bisa ditonton langsung dengan nyaman oleh anak-anak. Rivalitas harus tetap ada, tetapi rivalitas yang positif saling bersaing dalam hal-hal yang baik," katanya.
"Menurut saya dampaknya tidak hanya untuk sepak bola DIY dan Jateng saja, tetapi bisa memberikan kontribusi untuk persepakbolaan nasional," imbuh Erwan Hendarwanto.
Doakan yang Terbaik
Di sisi lain, saat PSIM berhasil menyegel tiket promosi, tiga tiga klub yang disebut di atas malah kesulitan bersaing di BRI Liga 1 2024/2025. PSS, Persis dan PSIS sedang terseok-seok di papan bawah.
Persis kini terjerembab di dasar klasemen sementara atau peringkat ke-18 BRI Liga 1. Armada Ong Kim Swee itu cuma mampu mengumpulkan 19 poin dari 23 pertandingan.
Begitu pula dengan PSS. Tim berjulukan Super Elang Jawa itu sedang menghadapi bayang-bayang degradasi. Mereka berada satu setrip di atas Persis dengan koleksi poin sama dari 23 laga.
Sementara PSIS untuk sementara menempati urutan ke-14 klasemen dengan nilai 22. Septian David Maulana dkk. hanya berjarak dua poin saja dari zona degradasi.
Perihal kiprah tim-tim asal DIY dan Jateng di BRI Liga 1, Erwan Hendarwanto memberikan komentar. Dia berharap PSS, Persis serta PSIS bisa segera bangkit di 11 laga tersisa.
"Tentu saja kita berharap dan berdoa supaya PSS, Persis dan PSIS bisa bertahan di Liga 1 musim depan," harapnya.