Bola.com, Jakarta - Sekilas wajahnya mirip legenda Brasil yang pernah jadi bintang AC Milan, Ricardo Kaka. Permainannya pun tak jauh beda dari Kaka, sosok petarung di lini tengah. Siapa dia? Dia adalah Victor Dethan.
Si ganteng ini jadi idola baru, menyusul aksi kerennya di Piala AFF 2024. Meski Timnas Indonesia yang diperkuat pemain-pemain muda terhenti di fase grup, tetapi Victor Dethan sukses mencolong perhatian lewat aksinya yang memukau.
Setelah Piala AFF 2024, Victor Dethan langsung jadi buruan. Tak hanya mencari tahu media sosialnya, fans juga mengulik sosok wonderkid yang masih berusia 20 tahun itu lewat berita-berita yang berseliweran di dunia maya.
Belum lama ini, Victor Dethan tampil keren di kanal YouTube Sport Liputan6 besutan Gles Joshua. Ia bercerita banyak hal, termasuk perjalanan kariernya yang terbilang unik.
"Saya lahir di Kupang. Umur delapan tahun aku pindah ke Malang. Jadi besarnya di Kupang sama Malang. Ibu asli Kanada, tapi first generation. Jadi aslinya, papa dan mama dari mama saya itu orang Belanda. Terus mereka pindah ke Kanada dan mama lahir di Kanada," kata Victor Dethan mengawali perkenalan.
Kapan pertama kali kenal sepak bola dan siapa yang mengenalkan? "Main bola di depan rumah di Kupang. Di Kupang sudah sering main bola di depan rumah kalau nggak di sekolah," ujar Victor Dethan dengan santai.
Berita video Bola Break edisi kali ini membahas soal kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Perjalanan Tim Garuda harus terhenti di fase grup, menurunkan pemain muda entah rencana apa yang sedang diracik Shin Tae-yong.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Awal Karier Sepak Bola
Menurut Victor Dethan, awalnya ia justru lebih doyan futsal ketimbang sepak bola. "Saya main sepak bola itu berawal dari futsal dulu. Ikut tim futsalnya sekolah SD dan SMP."
Terus kapan mulai serius di bola? "Ikut arus saja sih, di sekolah ada tim bolanya juga. Jadi setelah futsal sekalian bola," tutur Victor Dethan, masih dengan nada santai khas anak remaja masa kini.
Kelahiran 11 Juli 2004 mengatakan kalau dari keluarga besarnya tak seorang pun yang terjun ke sepak bola profesional. Hanya sekadar hobi.
"Enggak ada sih yang jadi pemain bola. Namun, ya suka juga. Papa dan mama juga waktu kecil suka sepak bola," ujarnya.
Mengidolakan 2 Pemain Brasil
Seperti kebanyakan pemain muda di seluruh dunia, si tampan ini juga punya punya idola. Menariknya dua pemain yang disebutnya berasal dari Brasil.
"Waktu kecil, saya suka Oscar, pemain Chelsea, yang sekarang main di Shanghai Port. Philippe Coutinho juga. Saya suka pemain Brasil karena ya mungkin mainnya enjoy. Enggak ada beban mainnya. Mereka main karena hobi bukan karena pekerjaan," Victor Dethan memamerkan senyumnya.
"Ya, saya bisa bermain di sayap dan gelandang serang juga bisa. Ya, mungkin karena mereka lebih suka menyerang, suka membawa bola, play making juga. Karena suka nonton, saya juga ingin seperti mereka," tegasnya.
Memulai dari SSB di Malang
Lalu bagaimana seorang Victor Dethan bisa sampai berlabuh di PSM Makassar, dan bukan klub-klub lain di Indonesia? Apalagi ia pernah berada di Malang.
"Jadi mulai dulu dari SSB ya. Saya mulai latihan bola di sebuah SSB di Malang. Kalau di Kupang ya fine-fine saja. Masih usia tujuh tahun. Ketika di Malang, saya bersama coach Timo Scheunemann. Saya mengenal dasar-dasar sepak bola dari coach Timo," ceritanya.
"Waktu itu ada turnamen Danone. Terus, coach Timo mengajak saya bergabung ke tim yang bakal berangkat ke Danone. Setelah Danone, saya masih lanjut sama tim itu dan mengikuti turnamen-turnamen, namanya Banteng Muda Malang," lanjutnya.
Bergabung dengan Tim Pelajar
Setelah bermain di ajang Danone, Victor Dethan terbang ke Kanada pada 2017. Di sana ia berlatih sepak bola selama setahun.
Selama di Kanada, Banteng Muda Malang kemudian pergi ke China untuk mengikuti kejuaraan pelajar. Banteng Muda Malang diperkuat pemain-pemain muda dari sejumlah daerah. Tim kini lebih dikenal dengan nama tim pelajar.
"Terus ada pemain, namanya Edgard Amping. Dia pemain PSM juga. Nah, dia kan tinggalnya di Mamuju, Sulawesi, dan akademi PSM itu ada di Mamuju. Jadi ketika ada seleksi, pemain-pemain timnas pelajar itu ikut, tapi saat itu saya masih di Kanada," ujar Victor Dethan.
"Terus ketika saya kembali ke Malang, saya ditelepon. Katanya akademi PSM masih nyari penyerang kelahiran 2004. Ini sudah seleksi ya. Setelah itu saya bergabung," kenang Victor Dethan.
Potensial
Melihat bakatnya yang luar biasa, karier Victor Dethan terus meroket bahkan sampai ke tim senior besutan Bernardo Tavares.
"Jadi saya itu ada di tim U-16 PSM, kemudian naik ke U-18. Nah, pada 2020, tim EPA U-18 PSM punya banyak pemain potensial. U-18 sempat tak terkalahkan dalam 20 pertandingan. Mungkin karena itu banyak yang naik ke tim senior, dipanggil coach Bernardo Tavares," kata Victor Dethan.
Debutnya bersama tim senior hanya tiga menit tanpa menyentuh bola sekali pun, saat PSM bermain di Pare-Pare. Namanya lantas meledak saat Juka Eja menghantam Persib Bandung di pekan keempat Liga 1 2023/2024.
Dalam kemenangan 4-2 tersebut, Victor Dethan menyumbang sebiji gol dan itu merupakan gol pertamanya di kasta tertinggi domestik Indonesia.