Bola.com, Jakarta - Bentrokan PSIS Semarang kontra Malut United FC pekan keenambelas BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (22/12/2024) nanti, sarat emosi.
Karena ada ikatan batin antara tuan rumah dengan delapan elemen tim Malut United FC yang notabene pernah bersama PSIS beberapa musim silam. Imran Nahumarury dan asistennya, Achmad Resal Octavian, yang kini memimpin Laskar Kie Raha, julukan Malut United FC, pernah jadi bagian tim kepelatihan Mahesa Jenar.
Lawatan ke Semarang ini juga menjadi momentum reuni bagi enam eks PSIS seperti Wahyu Prasetyo, M. Rio Saputro, Safrudin Tahar, Aldhila Ray Redondo, Rifal Lastori, dan Hari Nur Yulianto.
Karena Imran Nahumarury pernah jadi asisten dan pelatih karetaker PSIS pada 2015-2022, dia pun memiliki kedekatan dan tahu kualitas pemain tersebut. Mereka pun diboyong ke Malut United FC.
Rifal Lastori tercatat sebagai generasi pertama yang ikut berjasa mengangkat PSIS promosi ke Liga 1 2018 lewat babak playoff Liga 2 musim 2017. Disusul Rio Saputro, Hari Nur Yulianto, Safrudin Tahar, Wahyu Prasetyo, dan Aldhila Ray Redondo.
Bahkan Wahyu Prasetyo sebelum laga menegaskan dirinya akan mengabaikan hubungan emosional yang pernah terpatri dalam batinnya. Dia lebih mementingkan Malut United FC ketimbang PSIS Semarang yang berjasa mengorbitkan namanya.
“Kita tetap bersaudara. Tapi itu di luar lapangan. Selama 90 menit di lapangan nanti, kita jadi lawan yang akan saling mengalahkan,” Wahyu Prasetyo.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rivalitas 90 Menit
Imran Nahumarury yang pernah meniti karir pelatih bersama PSIS tak akan pernah melupakan hubungan baik tersebut. Tuntutan sebagai profesional lah harus menempatkan dirinya di pihak Malut United FC.
“Kami besar di PSIS. Saya akui karier melatih saya memang dibesarkan di PSIS. Untuk sementara, di dalam lapangan kita jadi lawan. Setelah pertandingan, semua rivalitas selesai dan kita kembali menjadi saudara. Itulah sisi indah sepakbola,” kata Imran Nahumarury.
Di samping momentum kembalinya ke Semarang, Imran Nahumarury tetap memastikan fokus tim polesannya meraih poin maksimal dari tangan PSIS. Tim pelatih bersama para pemain berusaha memaksimalkan waktu persiapan dengan membenahi sejumlah kekurangan yang terlihat pada laga sebelumnya ketika imbang 2-2 melawan PSM Makassar.
“Tim telah melakukan persiapan dengan baik setelah laga terakhir melawan PSM. Semoga pemain bisa mengaplikasikan rencana yang telah dipersiapkan untuk pertandingan besok,” ujar Imran.
Yang Bugar yang Main
Meski Malut United FC memiliki beberapa mantan PSIS, namun Imran akan menurunkan pemain paling yang siap berjuang di lapangan.
“Ada beberapa pemain tidak cukup bugar untuk bermain. Tapi, kita lihat sampai besok pagi. Siapa pemain yang siap, dia akan bermain. Meskipun kami membawa mantan PSIS, saya obyektif memilih pemain terbaik di pertandingan nanti. Karena ini bukan partai reuni, tapi kompetisi resmi yang ketat,” ucapnya.
Posisi Malut United FC lebih daripada tim asuhan Gilbert Agius. Skuad Laskar Kie Raha menduduki peringkat ke-12 klasemen dengan catatan empat kemenangan, tujuh seri, dan empat kekalahan. Sementara PSIS berada tepat di bawah Wahyu Prasetyo dkk. dengan koleksi 17 poin dari 15 pertandingan.