Bola.com, Kediri - Borneo FC berhasil bangkit dari keterpurukan di BRI Liga 1 2024/2025. Setelah mengalami tiga kekalahan beruntun, Borneo bangkit dan menang 3-1 atas Arema FC di Stadion Batakan, Balikpapan, Minggu (19/1/2025) sore WIB.
Hasil tersebut sekaligus menjadi awal positif pelatih baru Borneo FC, Joaquin Gomez. Duel kontra Arema menjadi debut pelatih asal Spanyol tersebut bersama Tim Pesut Etam.
Di sisi lain, hasil minor melawan Borneo FC menjadi tamparan bagi Arema FC. Mereka belum meraih kemenangan setelah ditangani pelatih asal Portugal, Ze Gomes, yakni dua kekalahan beruntun.
Torehan itu membuat mereka harus terlempar ke urutan 10 klasemen sementara BRI Liga 1 musim ini dengan nilai 28. Padahal pada pengujung putaran pertama, Arema FC sempat masuk empat besar.
Dari jalannya pertandingan, Borneo bermain lebih efektif. Meski hanya mencatatkan 49 persen penguasaan bola, mereka sukses mencetak tiga gol.
Stefano Lilipaly membuat dua gol alias brace pada menit ke-26 dan 62', sedangkan satu gol lain disumbangkan Habibi Jusuf menit ke-45+1. Sementara itu, Arema membuat gol balasan lewat Dalberto Luan menit ke-49.
Selepas pertandingan Borneo FC versus Arema FC, terdapat tiga fakta yang tersaji. Berikut ini ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tim Singo Edan Lagi-Lagi Tumbang
Borneo jadi mimpi buruk bagi Arema pada musim ini. Dalam dua pertemuan, tim berjuluk Pesut Etam itu mampu membungkam Arema FC dengan margin dua gol.
Pada putaran pertama BRI Liga 1 musim ini, Borneo FC mempermalukan Arema di Stadion Soepriadi, Kota Blitar dengan skor 2-0. Adapun pertemuan kedua, Tim Pesut Etam menang 3-1.
Sepertinya Stefano Lilipaly sangat paham celah di lini pertahanan Arema. Sehingga mereka bisa bermain lebih efektif. Setiap serangan yang dibangun selalu mengancam gawang Tim Singo Edan.
Sebaliknya, Arema tak sanggup berbuat banyak. Mereka kesulitan membuat peluang yang matang. Terutama pada laga sore tadi. Serangan yang dibangun selalu mudah dipatahkan.
Padahal pada babak kedua mereka sudah menurunkan playmaker andalan, Wiliam Marcilio. Namun, Arema hanya menguasal ball possesion tanpa membuat banyak serangan berbahaya.
Hattrick Assist Mariano Peralta
Bisa dibilang winger asal Argentina, Mariano Peralta, jadi kunci permainan Borneo FC pada laga ini. Dia membuat hattrick assist. Artinya, semua gol yang dicetak Tim Pesut Etam bermula dari umpan pemain berusia 26 tahun tersebut.
Peralta selalu sukses melewati kawalan bek kanan Bayu Setiawan. Sementara itu, assist ketiga dibuatnya dari sisi kiri pertahanan Arema yang ditempati Ahmad Alfarizi. Artinya, tak ada pemain Arema FC yang berhasil membendung pergerakannya.
Sebenarnya, Peralta bisa membuat assist lebih banyak, karena memberikan lebih dari tiga umpan matang yang dieksekusi pemain Borneo di depan gawang Arema FC. Namun, akurasi tempakan pemain Tim Pesut Etam tak ada yang menemui sasaran.
Sejauh ini, Peralta sudah membuat tujuh assist di Liga 1 2024/2025. Itu menjadi satu di antara yang tertinggi. Sama dengan playmaker Arema FC, Wiliam Marcilio. Bedanya, Marcilio tak bisa berbuat banyak pada laga ini karena baru pulih dari cedera.
Pertahanan Buruk Arema FC
Kekalahan dari Borneo sekaligus memperlihatkan pertahanan buruk Arema. Dari tim yang ada di posisi 10 teratas Liga 1, Arema merupakan yang paling banyak kebobolan, yakni 26 gol.
Selain itu, dalam tujuh pertandingan beruntun, Tim Singo Edan selalu kebobolan. Sebanyak 13 gol bersarang ke gawang Lucas Frigeri dalam tujuh pertandingan terakhir.
Namun, catatan tersebut bukan karena faktor Frigeri tampil buruk. Kiper asal Brasil itu tetap jadi satu di antara kiper terbaik Liga 1. Dia membuat 44 kali save, dan menempati posisi keempat untuk kategori kiper yang paling banyak melakukan penyelamatan.
Yang paling terlihat, sistem pertahanan Arema mudah ditembus pemain lawan. Ketika dapat serangan cepat, pemain Arema FC sering keteteran.
Di lini tengah, Arema tak punya gelandang petarung yang bisa memotong serangan lawan. Selain itu, komposisi kuartet pertahanan Arema sering berubah.
Ada saja pemain yang absen karena cedera atau akumulasi kartu. Saat lawan Borneo, Arema kehilangan Choi Bo-kyung dan Achmad Maulana.