Bola.com, Surabaya - Persebaya memang mengalami penurunan performa sejak putaran kedua. Mereka bahkan sempat melewati enam laga tanpa kemenangan, bahkan empat di antaranya kekalahan beruntun.
Menariknya, sudah empat kali Persebaya kebobolan di injury time selama musim ini dengan hasil kekalahan atau seri. Semuanya juga terjadi di putaran kedua dan mengubah raihan poin di depan mata.
Pelatih Persebaya, Paul Munster, menyadari lahirnya fenomena ini. Namun, dia merasa kebobolan menit akhir itu juga melibatkan keputusan wasit yang tidak meniup peluit setelah melebihi additional time.
“Menit ke berapa itu? Kami sudah memekik minta waktu cepat habis. Menit 94, 95, 96. Wasit terlihat menunggu gol. Sama aja situasinya,” kata Munster menjawab pertanyaan Bola.com.
“Saya nonton Persib melawan Bali. Menit 94, tambahan empat menit. Wasit langsung tiup peluit. Nggak ada tambahan waktu. Entah kenapa, kami selalu ada tambahan waktu. Tapi, begitulah sepak bola,” imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Momen-momen Penuh Curiga
Momen yang dimaksud Munster adalah pertandingan ke markas Persik Kediri pada pekan lalu (5/5/2025). Hujan gol menghiasi laga ini. Persebaya tampil apik dengan selalu unggul dulu.
Tiga gol mereka lahir Bruno Moreira (34'), Flavio Silva (45'), dan Malik Risaldi (47’). Skor sebenarnya masih 2-3 dengan dua gol Persik dicetak oleh Ramiro Fergonzi (39') dan Ze Valente (53’).
Tim Bajul Ijo tampak sudah hampir mencuri poin penuh di Kediri. Tapi, Fergonzi mencetak gol kedua di menit injury time (90+6'). Dua tim asal Jawa Timur ini pun dipaksa berbagi angka.
Salah satu momen penting yang memengaruhi laga ini adalah saat injury time. Wasit memberikan waktu empat menit dalam kondisi Bajul Ijo unggul 3-2. Namun, Persebaya tampak memilih mencoba mengulur waktu agar Persik kesulitan menyamakan kedudukan.
Malik Risaldi sempat terjatuh dan mengalami cedera sehingga ditandu keluar. Malik pun diganti dengan Rizky Dwi Pangestu. Belum lagi masih, ada satu pergantian yang sangat terlihat untuk mengukur waktu.
Francisco Rivera ditarik keluar dan diganti dengan Riswan Lauhim. Situasinya adalah injury time sudah melebihi empat menit. Justru hal ini malah membuat Persebaya kelabakan dan kebobolan gol Persik yang membuat laga berakhir 3-3.
Bukan Kali Pertama
Ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, Persebaya juga kebobolan menit akhir saat menjamu PSIS Semarang (12/3/2025) yang membuat mereka kehilangan poin.
Banyak peluang muncul dan Francisco Rivera Rivera sukses mencetak gol pada menit ke-44 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Oktafianus Fernando yang sudah berhadapan dengan kiper dan tak ada tekanan dari pemain PSIS lain saat injury time.
Pemain yang akrab disapa Ofan itu memutuskan menembak dan bola tembakannya menyamping dari gawang PSIS. Dalam kondisi itu, Laskar Mahesa Jenar melakukan serangan balik cepat.
PSIS kemudian mendapatkan tendangan sudut dan melakukannya dengan cepat. Setelah umpan silang, Septian David Maulana sukses mencetak gol dan membuat skor jadi 1-1 hanya sekitar 30 detik setelah peluang emas Ofan terbuang.
Munster menyadari bahwa timnya juga melakukan kesalahan dengan tidak sigap saat menit-menit akhir. Tampaknya, melakukan pergantian pemain dengan tujuan mengulur waktu pun sebenarnya berpengaruh kepada tim.
“Kita harus tetap fokus dan konsentrasi. Soal gol terakhir, ada empat kesalahan. Kami sudah bicarakan itu. Saya juga marah-marah setelah pertandingan. Saya sampaikan perasaan saya. Ini tidak bisa diterima. Sekarang bukan menit-menit terakhir, ini detik-detik terakhir,” ujar Munster.
“Mereka mencetak gol. Setelah mereka mencetak gol, wasit meniup Peluit akhir. Inilah yang kita hadapi. Kami harus lebih fokus, para pemain dan juga penjaga gawang. Itu tidak cukup baik dan saya tidak menerimanya, bagaimana kami kebobolan gol di akhir,” tuturnya.
Inkonsisten
Persebaya menjadi tim yang tampil inkonsisten selama BRI Liga 1 2024/2025. Hasil pertandingan yang diraih selama putaran pertama dan putaran kedua menunjukkan perbedaan signifikan.
Di putaran pertama, tim asal Kota Pahlawan itu mampu membukukan 11 menang, 4 seri, dan cuma dua kekalahan. Raihan 37 poin membuat mereka ada di posisi kedua klasemen dalam 17 pertandingan paruh musim.
Sedangkan putaran kedua kini sudah memainkan 14 pertandingan. Persebaya memang masih di papan atas, tepatnya posisi ketiga dengan 54 poin. Namun, mereka cuma pernah menang empat kali dengan 10 lainnya berakhir masing-masing lima seri dan kalah.