Bola.com, Jakarta - Pupus sudah asa Timnas Indonesia U-20 merealisasikan target ke semifinal Piala Asia U-20 2025. Kekalahan dari Iran dan Uzbekistan membuat Garuda Muda angkat koper, meski masih menyisakan satu laga kontra Yaman, Rabu (19/2/2025).
Menoleh ke belakang, kekalahan dari Iran di laga pertama merupakan sumber petaka. Di luar dugaan, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan digebuk tiga gol tanpa balas.
Jika saja bisa minimal bermain imbang, besar kemungkinan Garuda Muda masih punya harapan walau pada laga kedua kalah 1-3 dari juara bertahan Uzbekistan.
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, ikut menyayangkan start buruk pasukan Indra Sjafri.
"Padahal coach Indra Sjafri itu sebelum berangkat optimistis loh. Jadi begitu kalah 0-3 dari Iran orang bilang, 'kok sampai kalah segitu ya?'," kata Mohamad Kusnaeni via kanal YouTube NTV Sport Cast belum lama ini.
Timnas Indonesia U-20 terus mengasah kemampuan menjelang Piala Asia U-20 2025, pelatih penyerang, Kurniawan Dwi Yulianto terus menambah latihan penyelesaian akhir para penyerang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Seharusnya Bisa Menahan Imbang
Menurut Bung Kus, demikian sapaan akrab Mohamad Kusnaeni, tak sedikit yang memprediksi Timnas Indonesia U-20 bisa memaksa Iran berbagi angka.
"Orang mungkin berpikir bisa imbang. Saya diwawancara Metro TV sebelum pertandingan. Saya bilang, ini kalau nahan imbang sudah bagus," ujarnya.
Pengamat yang juga eks jurnalis sepak bola itu bahkan mendengar masyarakat juga memiliki keyakinan Garuda Muda bisa mengalahkan Iran.
"Namun, waktu itu suara masyarakat menang satu-nol, menang dua-nol. Bahkan ada yang bilang menang tiga-nol. Saya bilang sama penyiarnya, tidak boleh mengabaikan fakta bahwa lawan ini adalah tim yang pernah empat kali juara. Meski pun itu tahun 1970-an ya," kata Mohamad Kusnaeni.
"Kalau buat saya, satu poin di pertandingan pertama sudah sangat bagus. Namun, ternyata toh kita enggak bisa dapat poin. Kalah."
"Bahkan menurut saya bukan masalah kalahnya, tapi saya melihat penampilan Timnas U-20, orang mungkin bilang Indonesia U-20 gitu ya, di pertandingan pertama itu agak sedikit di bawah ekspektasi," ujarnya lagi.
Lini Pertahanan Bermasalah
Mohamad Kusnaeni lantas menyoroti kinerja lini belakang Timnas Indonesia U-20 yang menjadi sumber petaka terjadinya trigol Iran.
"Ada beberapa elemen yang harusnya sudah bisa diatasi, tapi enggak. Pertahanan. Jadi tiga gol itu, menurut saya, berasal dari bola samping, umpan silang yang tidak diantisipasi. Meski pun dua sundulan, satu tendangan bicycle kick," tuturnya.
"Waktu turnamen sebelum Piala Asia, saya kebetulan siaran. Itu kita lawan Yordania, lawan Suriah, itu kebobolan dengan cara begitu juga. Jadi bola-bola silang, bek-bek itu kita enggak mampu mengantisipasi," ungkapnya.
"Jadi bertahan itu prinsipnya jangan memberikan kesempatan lawan mengambil bola. Kalau bisa kita potong sebelum dapat bola. Bek kita selalu di belakang striker lawan. Padahal striker lawan ada yang lebih tinggi," pungkas Mohamad Kusnaeni.