Bola.com, Gianyar - Mantan pelatih Eliano Reijnders di PEC Zwolle, Johnny Jansen, sudah diperkenalkan sebagai juru taktik anyar Bali United menggantikan peran Stefano Cugurra.
Ia juga membawa gerbong pelatih yaitu asistennya di PEC Zwolle, Ronnie Pander, dan mantan Asisten Pelatih Almere City FC yang juga dibela pemain Timnas Indonesia Thom Haye, Jeffrey Dennis Talan.
Kedatangannya ke Bali United, menjadi warna baru. Johnny Jansen yang diwawancarai pada Senin (26/5/2025) mengatakan, dua gelar juara Bali United yang dipersembahkan Teco, bukanlah menjadi tekanan besar.
“Ini tantangan untuk saya. Saya ingin meraih kesuksesan dan memainkan sepak bola yang bagus. Mungkin dengan gaya yang sedikit berbeda. Saya ingin menikmati proses membentuk pemain dan tim ini menjadi lebih baik. Dari sanalah, kami bisa meraih kesuksesan,” ucapnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tembus 5 Besar
Untuk target sendiri, Johnny Jansen fokus untuk menembus lima besar bahkan empat besar di Liga 1 2025/2026. Untuk mencapai target tersebut, ia harus bisa membawa Bali United meraih kemenangan sebanyak-banyaknya termasuk mengembangkan pemain.
Untuk itu, dia bakal mempromosikan pemain dari Bali United Youth. "Tentu yang kalian ingin dengar adalah Bali United bisa menjadi runner up atau bahkan juara," kata Johnny.
"Tepati kami harus realistis. Kami tetap ingin bersaing di papan atas. Yang pertama, kami perlu membentuk tim yang kuat, fokus di pramusim, lalu melangkah maju dan meraih kesuksesan," bebernya.
Ubah Formasi Baku Teco
Selama dilatih Teco, Bali United selalu menerapkan formasi 4-1-2-3 atau 4-2-1-3. Sesekali juga Teco mencoba skema 3-4-3 dalam pertandingan tertentu. Namun, di era Johnny Jansen, Total Football akan diterapkan.
Ia akan dominan menerapkan formasi 4-3-3 seperti yang sudah dilakukannya saat masih menjadi arsitek PEC Zwolle. Namun, pelatih berusia 50 tahun tersebut mengatakan jika dalam sepak bola, strategi di lapangan sangat dinamis.
"Di PEC Zwolle, kami menggunakan skema 4-3-3 dan terkadang 4-4-2. Tapi sepak bola itu dinamis. Artinya, satu pemain bisa melakukan pressing, sementara pemain lainnya menjaga di belakang," ujar pelatih berusia 50 tahun tersebut.
Tak Bergantung pada Satu Formasi
"Terkadang juga kami menyerang dengan tiga pemain di depan. Kami ingin bermain dengan tekanan tinggi, tapi juga bisa bertahan lebih dalam lalu naik lagi untuk melakukan serangan."
"Jadi dalam sepak bola, tidak harus satu formasi saja yang diterapkan. Kami harus menyesuaikannya dengan lawan yang akan dihadapi. Kami tentu menyiapkan rencana dalam setiap pertandingan," jelas Johnny Jansen.