Bola.com, Kediri - Jika PSSI benar-benar serius segera menaturalisasi Emil Audero Mulyadi maka persaingan di posisi kiper Timnas Indonesia makin sengit.
Selain memberi tekanan kepada Maarten Paes, sosok Emil Audero dibutuhkan di empat pertandingan krusial putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 mendatang.
Timnas Indonesia yang kini dipimpin Patrick Kluivert menghadapi dua laga penting melawan Timnas Australia dan Timnas Bahrain pada periode Maret 2025.
Kehadiran Emil Audero yang memiliki garis keturunan dari Mataram, NTB ini, akan menambah kepercayaan diri Jay Idzes dkk.
"Emil Audero tak hanya bisa jadi pelapis Maarten Paes. Namun, keduanya akan bersaing secara sehat untuk mengawal gawang Timnas Indonesia," ujar mantan kiper Timnas Indonesia, Hermansyah.
"Naluri semua pemain pasti ingin tampil bermain, bukan jadi cadangan. Maarten Paes yang lebih dulu berada di Timnas Indonesia pasti berusaha mengeluarkan perfoma terbaik," lanjutnya.
Berita video proses naturalisasi tiga calon pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen,Thom Haye, dan Maarten Paes rampung, PSSI berikan apresiasi tinggi kepada ketua DPR.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengalaman di Serie A Jadi Faktor Penting
Menurut mantan kiper Timnas Indonesia era 1990-an ini, Emil Audero punya pengalaman bermain di Serie A yang sangat kompetitif.
"Kabar Emil Audero akan dinaturalisasi ini sangat menarik. Bisa dinilai dia pemain grade A. Pengalaman main di Serie A pasti membuat Emil Audero bisa bersaing dengan Maarten Paes," ujarnya.
"Semoga dengan dua kiper bagus ini berdampak positif bagi perjuangan Timnas Indonesia di kualifikasi Piala 2026 nanti," lanjut sosok yang kini menjadi pelatih kiper tersebut.
Anggap Wajar Persaingan di Dalam Tim
Bergabungnya Emil Audero makin membuat peluang kiper lokal dari Liga 1, seperti Ernando Ari dan Nadeo Argawinata makin menipis. Namun, Hermansyah menilai itu sebuah hal yang wajar.
"Persaingan antarpemain tak hanya terjadi di Timnas Indonesia, di klub pun itu juga terjadi. Namun, saya kira Ernando dan Nadeo menyadari persaingan sesuatu yang biasa mereka alami," ucapnya.
Hermansyah juga menganggap kualitas kiper yang berkiprah di Eropa memang lebih bagus dibanding Liga 1.
"Liga Eropa sangat ketat. Ini membentuk kualitas pemain. Sebagai kiper profesional secara teknis seimbang. Satu yang membedakan adalah level kompetisinya," ujarnya.
"Jika mutu Liga 1 seperti Liga Eropa tentu kiper lokal punya kualitas sepadan. Nah, inilah pentingnya terus meningkatkan kualitas kompetisi di Tanah Air," tuturnya.