Bola.com, Kediri - Malut United mencatat fenomena menarik selama pentas BRI Liga 1 2024/2025. Mereka menampung dan memoles pemain buangan dari klub lain jadi sosok penting bagi tim.
Pencapaian Malut United bertengger di peringkat ketiga klasemen akhir BRI Liga 1 murni berkat kerja keras seluruh elemen tim. Bukan sim salabim seperti menyulap batu menjadi emas.
Berada di bawah kendali pelatih Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena serta kolaborasi para asisten pelatih, Laskar Kie Raha menyiapkan skuat dengan serius dan seksama.
Sebagai putra Maluku, Imran Nahumarury dengan jeli merekrut para pemain asal Maluku dan Maluku Utara hingga Papua untuk membela tim promosi dari Indonesia Timur ini. Primodialisme positif ini merupakan kekuatan non-teknis.
Manahati Lestusen, Ilham Udin Armaiyn, Frets Butuan, Safrudin Tahar, Sayuri bersaudara, dan Rifal Lastori diikat kontrak.
Begitu pula kedekatan sang pelatih dengan mantan anak asuh dari PSIS, asisten Achmad Resal Octavian, Wahyu Prasetyo, Safrudin Tahar, Aldhila Ray Redondo, Rifal Lastori, Hari Nur Yulianto, dan M. Rio Saputro.
Hasilnya sangat luar biasa. Pada putaran kedua mereka mencatat rekor 13 kali tak terkalahkan. Hanya PSM yang mampu memutus catatan apik itu dengan kemenangan 2-1 pada pekan ke-32 BRI Liga 1.
Apa rahasia di balik performa gemilang Malut United? Semua mata tertuju pada sang pelatih, Imran Nahumarury. Dalam video ini, kita kupas tuntas kunci sukses sang juru taktik yang membawa klub kebanggaan Maluku Utara bersaing di kasta tertinggi sepak ...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Performa Dida Mengilap Setelah Dipinjam dari Madura United
Jika ditelusuri, sebenarnya para pemain dari PSIS termasuk 'orang buangan' yang tak dibutuhkan lagi di skuat Mahesa Jenar. Daftar ini bertambah jika dimasukkan dua sosok asing, yakni kiper Dida dan bek Chechu Meneses.
Keputusan meminjam Dida yang bernama lengkap Wagner Augusto Guimaraes dos Santos dari Madura United sangat mengejutkan, karena pemain asal Brasil itu tampil buruk bersama Laskar Sapeh Kerrab.
Selama 14 kali berdiri di bawah mistar gawang, pria berusia 27 tahun ini kebobolan 31 gol dan hanya sekali clean sheet. Namun, sejak bergabung dengan Malut United, Dida jadi palang pintu tangguh. Performanya meningkat pesat.
Dari 15 kali mengawal gawang Malut United, Dida hanya kemasukan 13 gol dengan empat clean sheet. Dia pun berhasil menggeser posisi M. Fahri, kiper muda asal Aceh yang tampil bagus di putaran pertama.
"Ketika pos kiper ada penurunan performa, saya usul dan minta kepada pelatih kepada dan manajemen agar merekrut kiper baru. Dida jadi pilihan utama," ungkap Alan Haviludin, pelatih kiper Malut United.
"Orang lain menilai kinerjanya tak bagus di Madura United. Tapi saya punya pandangan lain. Kalau Dida jadi kiper bagus, karena sebenarnya dia punya potensi bagus," lanjutnya.
Chechu Meneses Tidak Ikut Rasakan Terdegradasi
Kejutan berikutnya adalah masuknya nama Chechu Meneses, karena jadi titik lemah, bek tengah berpaspor Spanyol ini ini pun dilepas Barito Putera.
Chechu sempat menjatuhkan badan dan sengaja menghalau bola yang akan masuk ke gawang dengan tangan saat Barito Putera ditekuk Persebaya 1-2 di Surabaya.
Di skuad Laskar Antasari yang akhirnya terdegradasi ke Liga 2 bersama PSIS dan PSS, Chechu Meneses main 14 kali selama 1.130 menit dengan absen sekali akibat kartu merah lawan Persebaya.
Namun bek berumur 30 tahun ini menjelma sebagai bek garang setelah hijrah ke Malut United. Dia bermain pada 16 pertandingan dengan dua gol selama 2.516 menit tampil.