Bola.com, Sleman - Hattrick kekalahan yang diderita PSS Sleman di BRI Liga 1 2024/2025 membuat pendukung setia mereka gerah. Sleman fans kecewa berat karena performa tim kesayangannya tak kunjung membaik.
Teranyar, PSS harus mengakui keunggulan tamunya, Bali United, pada pertandingan pekan ke-22. Bertanding di Stadion Manahan, Solo, Minggu (9-2-2025) sore, klub berjulukan Super Elang Jawa itu menyerah dengan skor tipis 1-2.
Kegagalan meraup kemenangan di kandang menimbulkan kemarahan suporter yang hadir langsung di Solo. Sebagai bentuk protes, mereka kompak tidak menyanyikan anthem tim, 'Sampai Kau Bisa', sesuai pertandingan.
Pantauan Bola.com, setelah laga, pemain PSS menghampiri suporter yang berada di tribune selatan Stadion Manahan. Mewakili manajemen, manajer tim Leonard Tupamahu menyampaikan permohonan maaf atas hasil jeblok yang didapat tim.
Berita video pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou mengaku kecewa berat usai timnya dibantai Liverpool 4-0 pada Jumat (07/02/2025) dini hari WIB dan gagal melaju ke final Carabao Cup.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Membela Diri
Dalam dialog yang dilakukan, suporter meminta siapa saja yang tidak sepenuh hati di PSS Sleman agar angkat kaki, termasuk pelatih Mazola Junior yang dianggap tak maksimal dalam menangani tim.
"Penonton meminta saya keluar dari Sleman. Saat saya datang, PSS ada di peringkat terakhir klasemen dan kami sudah melalui masa sulit sampai tahap ini. Kami dua poin dari zona degradasi dan semua pemain sudah kerja keras setiap hari," ujar Mazola Junior
"Saya mau ingatkan suporter, kalau kami tidak main di kandang sendiri, tapi 'di luar'. Mereka tagih saya dan mereka harusnya menagih orang yang tanggung jawab agar kami bisa kembali bermain di kandang karena Solo bukan rumah kita," tegasnya.
PSS tidak bisa menggunakan Stadion Maguwoharjo karena stadion tersebut sedang direnovasi. Perbaikan yang dilakukan sejak pertengahan Desember 2023 itu sebenarnya dijadwalkan rampung pada Oktober 2024, tetapi ternyata molor hingga saat ini.
Manajemen Harus Tanggung Jawab
Seolah enggan disalahkan, Mazola Junior menyinggung kegagalan manajemen mendatangkan pemain pada bursa transfer putaran kedua BRI Liga 1. Oleh karena itu, dia menolak bertanggung jawab sendirian atas hasil minor yang diderita tim.
"Saat bursa transfer, klub tidak bisa mendatangkan semua pemain yang ingin saya masukkan ke klub karena ada masalah di internal. Jadi, pengurus juga harus bertanggungjawab dengan apa yang terjadi di belakang," kata Mazola.
"Saya profesional dan punya level bagus di Brasil. Saya juga adaptasi dengan situasi seperti ini, saya tidak akan menyerah dan lihat ke depan. Kami punya satu grup pemain di tangan saya. Kalau saya melihat masalah di Sleman itu saya, pasti saya sudah tidak ada di sini lagi,".
"Saya tidak datang untuk curi uang dari Sleman, tapi saya datang untuk bantu Sleman keluar dari zona degradasi, dan sampai saat ini kami masih di luar dari zona degradasi. Target yang mereka kasih sebelum saya ke sini mungkin lebih dari itu, kalau lebih dari itu, jadi jangan berikan tanggung jawab pada saja saja," keluhnya.
Zona Degradasi Mengintai
Buntut rentetan hasil buruk, PSS turun ke peringkat ke-15 klasemen sementara BRI Liga 1. Dari 22 laga, Fachruddin Aryanto dkk. mencatatkan 19 poin.
PSS mendulang enam kemenangan, empat kali imbang, dan 12 kalah. Tim berlogo Candi itu patut khawatir. Sebab, mereka cuma terpaut dua angka dari batas akhir zona degradasi yang ditempati Persis Solo.
Setelah ini, Laskar Sembada dijadwalkan bertandang ke markas Arema FC pada laga pekan ke-23. Duel kedua tim dimainkan di Stadion Soepriadi, Blitar, Senin (17-2-2025) sore WIB.