Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan melanjutkan laga Grup C Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 20 Maret mendatang melawan Australia.
Mampukah Skuad Garuda mencuri poin dalam laga away nanti dan strategi apa yang harus diterapkan tim pelatih yang dikepalai Patrick Kluivert?
Pada pertemuan pertama di Jakarta, Timnas Indonesia yang saat itu ditukangi Shin Tae-yong memilih bermain bertahan dan berhasil memaksa Australia bermain imbang 0-0.
Kini, di bawah komando Patrick Kluivert dengan dibantu sederet asisten pelatih dengan nama mentereng, rakyat Indonesia menanti akankah eks striker Timnas Belanda dan Barcelona tersebut bisa membawa pulang minimal sebiji poin pada laga debutnya sebagai juru taktik Skuad Garuda?
Rahmad Darmawan, eks pembesut Timnas Indonesia, lewat kanal YouTube Bebas besutan Arya Sinulingga belum lama ini mencoba mengulas secara detail terkait kans serta strategi yang bakal diterapkan Patrick Kluivert cs.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komparasi dengan Pertemuan Pertama
Seperti diketahui, selain dibantu tiga asisten pelatih dari Belanda dan dari dalam negeri, Patrick Kluivert juga mendapat suntikan darah segar pemain naturalisasi seperti Ole Romeny yang akan mengisi posisi lini serang.
"Kalau saya bicara Australia, dan kemarin kita komparasi pertandingan pertama melawan Australia. Saya enggak tahu, kan setiap taktik bertahan dan menyerang itu ada yang by design, ada yang terpaksa. Terpaksa maksud saya gini, kita merancang satu taktik menyerang," kata Rahmad Darmawan.
"Tapi bisa mendapatkan kontra strategi dari lawan yang kemudian mengharuskan bukan kita bisa menyerang, malah bertahan. Jadi, itu di luar design. Tapi yang by design, oke kita mau bertahan untuk counter attack."
"Itu direncanakan dengan baik, bagaimana strukturnya ketika kita bertahan. Terus kemudian bertransformasi posisi disaat bertahan mungkin dengan menggunakan 5-4-1. Pada saat attacking menjadi 3-4-3. Itu by design. Itu dirancang untuk hal itu," imbuh nakhoda Barito Putera.
Satu Poin Cukup
"Tapi ada yang sudah merancang untuk kita menginginkan hari ini menyerang dengan formasi misalkan 3-4-3. Kita akan pressing tinggi di atas. Tapi tiba-tiba lawan membuat kontra strategi yang notabene menyulitkan pemain depan kita untuk melakukan pressure. Sehingga yang ada akhirnya penguasaan bola kita kalah. Mau tidak mau kita akhirnya bertahan," ujar RD, panggilan akrab Rahmad Darmawan.
Melawan Australia, menurut eks pembesut Persipura Jayapura dan Persija Jakarta, ia tak ingin muluk-muluk. Dapat satu poin saja sudah sangat baik. Kans besar justru bisa diraup dalam dua laga kandang berikutnya.
"Menghadapi Australia, menurut saya kita enggak muluk-muluk. Kita harus hitung-hitungan dengan baik. Karena kita punya kans besar itu pada saat nanti justru pertandingan berikutnya melawan Bahrain," tuturnya.
"Kita di Australia bisa dapat satu poin saja, itu menurut saya excellent. Karena kita menjaga peluang kita untuk kita bisa memenangkan sisa pertandingan kita lawan Bahrain sama China di kandang. Dan itu momentum tepat untuk kita bermain," sambung Rahmad Darmawan.
Strategi yang Tepat
Lantas, dengan tim kepelatihan dan tambahan pemain baru di dalam diri Ole Romeny, apa yang harus dilakukan?
"Mengenai apa strategi yang akan diusung kita punya komposisi pelatih yang baru ini dan beberapa pemain baru yang masuk tentu akan menjadi sebuah tantangan tersendiri buat tim pelatih untuk menentukan mau bermain seperti apa," ujar Rahmad Darmawan.
"Tapi kalau saya boleh bicara taktik kita main di Australia, saya akan mencoba bermain menunggu apa respons tuan rumah, kemudian bagaimana kita melakukan skema menyerang."
"Tapi tentu saja dengan beberapa pertimbangan-pertimbangan apakah kita mau bermain betul-betul deep depending, kita bertahan ataukah mungkin kita bertahan sepertiga lapangan tengah untuk merebut bola di sana."
"Kan banyak strategi dan itu saya pikir kuncinya satu kita dapat satu poin itu tidak jelek," pungkas Rahmad Darmawan.