3 Fakta Melemahnya PSIS di BRI Liga 1: Tampil Loyo di Kandang, Pemain Impor Minim Kontribusi

1 week ago 15

Bola.com, Jakarta PSIS Semarang terus menerus mengalami kemerosotan prestasi pada BRI Liga 1 2024/2025. Mahesa Jenar semakin kelimpungan menghadapi ketatnya persaingan yang tersaji di kasta tertinggi.

Pada dua laga terakhir, PSIS Semarang terpaksa menelan kekalahan di kandangnya sendiri. Mereka tak bisa berbuat banyak ketika digebuk dua tim papan atas BRI Liga 1, Dewa United (1-4) dan Persib Bandung (0-1).

Posisi ini jelas membuat Mahesa Jenar semakin terjepit. Kini, mereka turun ke peringkat ke-14 klasemen dengan koleksi 21 poin. Jumlah ini hanya terpaut empat poin saja dari tiga tim yang berada di zona degradasi.

Setidaknya, ada sejumlah fakta di balik melemahnya performa skuad asuhan Gilbert Agius pada musim ini. Masalah inilah yang membuat prestasinya semakin merosot dan terancam degradasi. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Produksi Gol Jeblok

Salah satu catatan miris dari performa PSIS Semarang pada BRI Liga 1 2024/2025 ini ialah produktivitas golnya yang amat rendah. Padahal, sebetulnya Mahesa Jenar memiliki banyak pemain asing di posisi striker.

Setidaknya, ada tiga pemain asing di posisi nomor sembilan, yakni Sudi Abdallah, Evandro Brandao, dan Gustavo Souza. Itu belum termasuk Paulo Gali Freitas yang biasa beroperasi di area sayap alias winger.

Sayangnya, melimpahnya opsi pemain di lini serang ini tak memberikan dampak berarti. PSIS Semarang tetap menjadi tim dengan produksi paling rendah karena baru menghasilkan 17 gol dari 22 pertandingan.

Angka ini bahkan masih kalah jika dibandingkan dengan tiga tim penghuni zona degradasi, yakni Persis Solo (18 gol), Semen Padang (22 gol), dan Madura United (21 gol).

Pemain Asing Minim Kontribusi

Performa amunisi impor yang dimiliki PSIS Semarang pada musim ini memang belum begitu memberikan dampak berarti. Jika berbicara kontribusi, mereka masih kalah dari Septian David Maulana.

David sejauh ini jadi penyumbang gol serta assist terbanyak di skuad Mahesa Jenar. Pemain asli Semarang itu telah mengukir tiga gol dan tiga assist. Ini lebih tinggi dibanding semua pemain PSIS Semarang di BRI Liga 1.

Evandro Brandao dan Sudi Abdallah, misalnya, sama-sama baru menyumbang dua gol. Sedangkan Paulo Gali Freitas baru mencatatkan satu gol dan dua assist pada musim ini.

Striker yang direkrut pada pertengahan musim, Gustavo Souza, bahkan belum menyumbangkan gol maupun assist pada lima laga pertamanya. Padahal, jika dibandingkan musim lalu, Mahesa Jenar punya senjata impor andalan.

Paulo Gali Freitas ketika itu bisa mencetak 11 gol dan tujuh assist dari 32 laga. Ada pula Carlos Fortes yang menyumbang 10 gol dan satu assist. Sedangkan Tausei Marukawa mencatat empat gol dan 11 assist. 

Konflik Suporter-Manajemen

Dalam aspek non-teknis, motivasi para pemain PSIS Semarang tengah mengalami titik yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, setiap menjalani laga home, Mahesa Jenar tak mendapatkan dukungan penuh dari suporternya.

Ini merupakan efek dari langkah boikot yang dilakukan dua kelompok suporter PSIS, Panser Biru dan Snex. Keduanya menarik dukungan dari PSIS karena menuntut perubahan pengelolaan manajemen terhadap Yoyok Sukawi.

Saat pertama kali kembali ke Stadion Jatidiri musim ini, duel melawan Bali United pada pekan ke-13 hanya dihadiri 1.831. Setelah itu, laga kandang melawan Malut United dihadiri sebanyak 1.942 suporter.

Angkanya terus merosot sejak saat itu. Duel Derby Jateng yang paling panas pun hanya disaksikan 723 pasang mata. Sejak saat itu, manajemen memutuskan menggelar laga tanpa penonton demi menghemat pengeluaran.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |