Timnas Indonesia Menang atas Bahrain, PSSI Masih Banyak Pekerjaan Rumah

2 days ago 10

Bola.com, Denpasar - Euforia kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain dalam matchday 8 Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), masih terasa hingga sekarang.

Dengan sembilan poin, asa untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026 dengan berbagai skema masih terbuka. Namun euforia kemenangan ini, masih menyisakan beberapa catatan yang sebenarnya perlu untuk dibenahi.

Bukan untuk jangka pendek ketika harus menghadapi China ataupun Jepang pada Juni mendatang, tetapi lebih ke skema jangka panjang yang perlu dibenahi.

Mantan striker Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro, menilai PSSI memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar. Ia melihat dalam beberapa tahun terakhir termasuk menghadapi Australia dan Bahrain, Timnas Indonesia selalu bergantung dengan pemain keturunan.

Berita Video, Timnas Indonesia sukses kalahkan Bahrain lewat gol tunggal Ole Romeny pada Selasa (25/2/2025)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Komentar Widodo

Hal ini menunjukkan jarak kualitas antara pemain lokal dengan pemain keturunan cukup jauh. Yang bisa bersaing hanya beberapa saja, seperti Rizki Ridho hingga Marselino Ferdinan.

“Saya melihat dari segi pembinaan yang dilakukan PSSI itu kurang. Saya ingin ada perubahan juga di kompetisi, agar pemain lokal juga bisa bersaing dengan pemain keturunan. Namun, dengan apa yang terjadi, cukup wajar sulit bersaing karena dari berbagai aspek juga kalah,” ucapnya.

“Misalnya dari kebutuhan gizi pemain hingga fasilitas penunjang yang masih kalah jauh dari sepak bola Eropa,” tambah Widodo.

Solusi yang ideal menurut mantan arsitek Bali United dan Madura United tersebut adalah mengirimkan pemain lokal ke klub luar negeri, tetapi tidak dengan bergerombol karena menurutnya tidak akan berhasil. Contoh nyata adalah program SAD Uruguay sejak 2009 hingga 2013.

“Jangan rombongan, maksimal dua pemain ke satu klub luar negeri. Mereka dititipkan di sana beberapa tahun,” terangnya.

“Mereka juga digaji oleh PSSI. Entah skema subsidi atau bagaimana. Kalau di luar negeri dapat gaji lebih rendah dari klub Liga 1, pasti mereka setahun dua tahun akan balik ke Indonesia kalau dapat tawaran yang lebih besar,” tambah Widodo.

Catatan dari Beto Goncalves

Senada dengan Widodo Cahyono Putro, penyerang PSBS Biak Alberto “Beto” Goncalves juga memiliki catatan setelah kemenangan menghadapi Bahrain. Ketika menghadapi Bahrain, ia mengaku begitu semringah karena Timnas Indonesia memenangkan pertandingan.

Apalagi ia juga menyaksikan pertandingan tersebut dengan pemain PSBS Biak lainnya. Termasuk dengan Elie Aiboy yang sekarang menjadi asisten pelatih Badai Pasifik. Pada Piala Asia 2007, Elie mencetak gol ke gawang Arab Saudi ketika Timnas Indonesia kalah 1-2 di SUGBK.

“Catatan untuk Timnas Indonesia masih banyak sebenarnya. Saya tidak berbicara tentang masalah teknis karena Timnas Indonesia yang saya lihat sekarang sudah jauh berbeda dengan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Timnas Indonesia sekarang sangat kuat,” ucapnya pada Jumat malam (28/3/2025).

Namun ia menilai kekuatan Timnas Indonesia masih cukup jauh dengan raksasa Asia lainnya seperti Jepang, Australia, Irak, Korea Selatan, atau Iran. Namun, untuk di Asia Tenggara, levelnya bisa dikatakan sudah berbeda.

Liga 1 Kuat, Pemain Muda Wajib Diberikan Kesempatan

Kompetisi yang kuat akan melahirkan pemain yang kuat menurut Beto. Pemain muda harus diberikan kesempatan agar lebih berkembang. Ia juga tidak ingin pemain muda hanya terfokus di kompetisi lokal.

Jika ada kesempatan lanjut Beto, pemain muda bisa memilih bermain di kompetisi luar negeri seperti yang sudah dilakukan Marselino Ferdinan. Bahkan Rizki Ridho ada kesempatan untuk berkarier di luar negeri.

“Saya rasa, pemain muda Indonesia harus bisa diberikan kesempatan. Mereka punya kualitas yang baik. Kemarin lihat Kambuaya bermain bagus setelah masuk sebagai pemain pengganti. Kalau diberikan kesempatan, mereka bisa percaya diri dan bisa saja bermain di luar negeri,” terang Beto.

“Tahun-tahun sebelumnya lihat Thailand. Mereka kuat sekali padahal pemain dari Liga Thailand semua. Itu karena mereka sudah terbiasa bermain melawan pemain asing. Mereka tidak takut. Kita tidak terbiasa, mati kita,” tutupnya.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |