Bola.com, Jakarta - Kejutan bisa terjadi di Piala Dunia 2026 tatkala Kaledonia Baru, negara kepulauan di Samudra Pasifik ini, tinggal selangkah lagi jadi pesertanya.
Yap, Kaledonia Baru di ambang sejarah lolos ke Piala Dunia untuk kali pertama.
Negara dengan jumlah penduduk hanya 295 ribu jiwa serta berperingkat ke-152 ranking FIFA ini berpeluang menjadi negara kedua setelah Jepang dan di luar tiga host, yang mendapat tiket bermain di putaran final Piala Dunia 2026.
Syaratnya, Kaledonia Baru bisa mengalahkan Selandia Baru dalam partai final kualifikasi Piala Dunia 2026 zona OFC (Oseania) di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Senin siang WIB (24-3-2025).
Kaledonia Baru lolos ke final setelah mengalahkan sesama negara Francophone (negara-negara yang berbahasa Prancis), Tahiti, dengan skor 3-0, di Sky Stadium, Welllington, Jumat lalu.
Jika mampu menang melawan Selandia Baru besok, Kaledonia Baru akan tampil untuk pertama kalinya di Piala Dunia sebagai tim dengan peringkat terendah dan ukuran negara terkecil dalam sejarah turnamen.
Berita Video, ragam reaksi netizen setelah Timnas Indonesia dilibas Timnas Australia dalam ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis (20/3/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gelandang Kaledonia Baru Berdarah Jawa
Keberhasilan ini juga akan datang kurang dari setahun setelah terjadi kerusuhan yang mengguncang ibu kota Noumea, menyebabkan lebih dari selusin korban jiwa, serta krisis politik yang hingga kini belum terselesaikan.
Tak ayal, antusiasme serta atmosfer positif menyelebungi skuad Kaledonia Baru.
"Kami harus memberikan harapan," ujar Jekob Jeno, gelandang Timnas Kaledonia Baru jelang melawan Selandia Baru.
Hal sama juga disampaikan rekan Jeno, Mickael Partodikromo.
"Ini adalah momen luar biasa yang selalu kami impikan," imbuh Partodikromo, gelandang berusia 29 tahun.
"Rasanya luar biasa karena kami bermain untuk negara kami. Seperti yang Anda tahu, kami menghadapi situasi sulit di rumah. Jadi, kemenangan ini untuk rakyat kami, untuk negara kami," imbuh pemain keturunan Jawa ini.
Ya, dari namanya, sudah bisa ditebak, Mickael Partodikromo punya darah Jawa, tepatnya dari Sleman, DIY.
Tak hanya itu, gelandang yang sekarang bermain di klub Saint Sebastien ini pernah bersinggungan dengan klub Liga 1, Madura United.
Kembali ke Liga 1 2020, Mickael Partodikromo pernah mengikuti latihan dan seleksi di Laskar Sape Kerrab yang ketika itu dilatih Rahmad Darmawan.
Akan tetapi, pemain yang bisa berbahasa Indonesia, meski tak terlalu fasih ini, pada akhirnya gagal memikat sang pelatih sehingga urung direkrut tim asal Pulau Garam tersebut.
Tantangan Hebat dari Selandia Baru
Kendati bukan unggulan, Kaledonia Baru tetap punya peluang, terutama dengan kehadiran Georges Gope-Fenepej di lini depan.
Pemain sayap berusia 36 tahun itu mencetak dua gol ke gawang Tahiti dengan penyelesaian chip yang bisa masuk daftar gol terbaik di liga-liga top Eropa.
Namun, kenyataannya adalah, Gope-Fenepej mungkin tidak akan banyak mendapatkan bola jika Selandia Baru kembali tampil dominan seperti saat melawan Fiji.
Seperti diketahui, Selandia Baru baru saja menghancurkan Fiji dengan skor 7-0 di semifinal lalu.
Penyerang Nottingham Forest, Chris Wood, memimpin kemenangan All Whites dengan mencetak gol dalam enam menit pertama, menyempurnakan hattrick sundulan tak lama setelah jeda sebelum ditarik keluar.
Sejengkal Lagi Wujudkan Impian
Sementara Selandia Baru masih harus membuktikan kelayakan mereka untuk lolos, Kaledonia Baru sudah berada dalam mimpi yang menjadi kenyataan.
Kepulauan yang ditemukan penjelajah James Cook pada 1774 ini, belum pernah sedekat ini dengan Piala Dunia.
Di sisi lain, Selandia Baru baru dua kali tampil di Piala Dunia, yakni pada edisi 1982 dan 2010. Kali ini, mereka berpeluang besar lolos berkat perubahan sistem kualifikasi yang untuk pertama kalinya memberikan slot tetap bagi Oseania.
Tim yang kalah dalam laga ini masih memiliki kesempatan melalui jalur play-off antar-konfederasi yang melibatkan enam tim untuk memperebutkan dua tempat tersisa di Piala Dunia 2026.
Jadi, tinggal sejengkal lagi bagi Mickael Partodikromo dkk. mewujudkan impian tampil di Piala Dunia. Mampukah mereka?
Sumber: AAP via Yahoo News