Bola.com, Semarang - Manajemen PSIS Semarang membantah dugaan melakukan intervensi terhadap pelatihnya. Bantahan ini merupakan bentuk respons dari tuntutan yang diajukan dua kelompok suporter Mahesa Jenar, Panser Biru dan Snex.
Melalui surat balasan resmi dengan tanggal 15 Desember 2024 dengan nomor 168/PSIS-MJS/XII/2024, manajemen PSIS Semarang menegaskan komitmennya untuk tetap berlaku profesional dalam mengelola klub.
Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menegaskan jika langkah-langkah dalam melakukan perombakan skuad tetap menjadi wewenang penuh pelatih kepala, Gilbert Agius.
“Manajemen tidak pernah melakukan perombakan berdasarkan like and dislike, tetapi sepenuhnya diserahkan kepada pelatih yang memiliki kewenangan dalam memilih dan mengganti pemain,” ujar Yoyok Sukawi.
PSIS Semarang menekankan perombakan yang akan dilakukan pada bursa transfer tengah musim ini merupakan bagian dari evaluasi untuk meningkatkan performa Mahesa Jenar sesuai dengan kebutuhan yang diajukan pelatih kepala.
Berita Video, Pelatih PSIS Semarang berikan pujian untuk Paulo Gali Freitas
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bantah Intervensi Pelatih
Selain itu, manajemen PSIS Semarang turut menyampaikan bantahannya terhadap intervensi dalam pemilihan pemain.
Keputusan dalam menyeleksi, mendatangkan, maupun mendepak pemain pada bursa transfer sudah dilakukan melalui prosedur yang berlaku.
“Permintaan seleksi, perekrutan, dan pelepasan pemain selalu diawali dengan permohonan tertulis dari tim pelatih. Isu intervensi adalah fitnah keji yang tidak berdasar,” jelas manajemen PSIS Semarang.
Pembenahan Internal
Komitmen manajemen untuk memperbaiki tata kelola klub juga telah dibuktikan dengan keberhasilan PSIS mendapatkan lisensi klub profesional AFC pada 2024. Ini jadi yang pertama kali dalam sejarah Mahesa Jenar.
“PSIS selalu berpegang teguh pada kontrak kerja yang berlaku antara klub, pemain, pelatih, dan ofisial," pernyataan PSIS Semarang.
"Perjanjian ini dilindungi hukum FIFA dan PSSI, sehingga setiap permasalahan diselesaikan melalui jalur resmi seperti NDRC dan portal hukum FIFA,” lanjut pernyataan tersebut.
Komunikasi Dua Arah
Manajemen PSIS Semarang juga merespons tuntutan suporter mengenai transparansi dan komunikasi yang optimal. Mahesa Jenar memastikan bahwa forum pertemuan dengan suporter akan tetap digelar pada pertengahan musim.
“Komunikasi dua arah sangat penting bagi kami. Melalui forum ini, masukan dari suporter akan menjadi perhatian serius dalam upaya memperbaiki performa PSIS Semarang,” tulis Yoyok Sukawi.
“Manajemen bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Kami harap semua pihak dapat memberikan kepercayaan kepada tim untuk membangun PSIS menjadi lebih baik,” lanjutnya.