Bola.com, Jakarta Tak dapat dipungkiri, kebijakan PSSI yang tancap gas terkait program naturalisasi berdampak signifikan bagi performa Timnas Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Tapi PSSI juga kudu ingat nasib bakat-bakat muda di akar rumput.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia yang dijejali pemain-pemain naturalisasi mampu melangkah hingga ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang membuka peluang lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
Sebelumnya, Timnas Indonesia U-23 juga melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 dan itu merupakan sejarah bagi Garuda Muda di ajang bergengsi di kawasan Asia.
Hanya, saja PSSI jangan sampai mengabaikan akar rumput yang justru sebagai 'lumbung' masa depan Timnas Indonesia.
Hal tersebut dilontarkan Direktur Teknik Persija Jakarta, Ricky Nelson, via kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali belum lama ini.
"Pembinaan pemain di Indonesia ini masih lambat. Karena masih banyak yang terlalu fokus ke Timnas Senior. Pergerakan PSSI di akar rumput sangat lambat," kata Ricky Nelson.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kompetisi Usia Dini Minim
Menurut Ricky Nelson, kedatangan pemain naturalisai dan pemain diaspora membuat para pemain muda Indonesia semakin termotivasi guna mengembangkan bakat agar tak kalah bersaing.
"Para pemain sebenarnya sangat menyambut kedatangan para pemain diaspora. Mereka sangat ingin menjadi seperti mereka secara teknik dan taktik," ujar Ricky Nelson.
Hanya saja, masi kata Ricky Nelson, kompetisi usia dini di dalam negeri masih sangat minim. Akibatnya jelas, talenta-talenda muda tak maksimal mengembangkan bakat serta skilnya.
"Kenapa banyak yang layu sebelum berkembang karena di Indonesia ini kompetisi u15 - u17 tidak ada," sungutnya.
Tantangan Persija
Bagi manajemen Persija, banyaknya pemain Macan Kemayoran yang dipanggil memperkuat Timnas Indonesia, termasuk di level kelompok usia, menjadi tantangan sekaligus peluang.
Tantangan, karena manajemen semakin bertekad untuk mengentaskan pemain-pemain muda lainnya ke level teratas.
"Persija banyak sekali yang harus membela Timnas Indonesia diberbagai kelompok umur. Ini adalah tugas kita agar menciptakan pemain-pemain berbakat lainnya," kata Ricky Nelson.
Infrastruktur dan Organisasi
Lantas, apa kendala utama pembinaan usia muda di Indonesia? "Buat saya, kendala dalam pembinaan lebih ke Infrastruktur dan Organisasinya," pungkasnya.