Wiel Coerver dan Jejaknya di Timnas Indonesia: Antara Olimpiade Montreal dan SEA Games 1979

2 weeks ago 19

Bola.com, Kediri - Nama Wiel Coerver sangat melegenda di sepakbola Indonesia pada era 1975-1979. Adalah Ketum PSSI Bardosono yang awalnya merayu pria asal Belanda itu agar mau menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Kisah kedatangan kali pertama Wiel Coerver ke Indonesia ketika Feyenoord melakukan tur ke Indonesia pada tahun 1974. Feyenoord menggelar partai persahabatan dengan Persipal Palu di Stadion Nokilalaki dengan skor imbang 3-3.

Agenda lawatan luar negeri itu dilakukan Wiel Coerver usai Feyenoord menjuarai Piala UEFA dengan mengalahkan Tottenham Hotspur dengan agregat 5-4 pada partai final. Pada periode itu Wiel Coerver juga memberikan gelar juara Eredivisie kepada Feyenoord.

Di sela-sela laga ujicoba Internasional itu, Bardosono menawari Wiel Coerver untuk sudi membesut Timnas Indonesia untuk persiapan tampil pada Kualifikasi Olimpiade Montreal 1976.

Kesepakatan antara PSSI yang dipimpin Bardosono dengan Wiel Coerver pun terjadi. Pelatih yang dijuluki The Albert Einstein of Football itu sepakat teken kontrak selama dua tahun dengan bayaran 400 ribu Gulden.

"Seleksi pemain Timnas Indonesia untuk kualifikasi Olimpiade Montreal sangat ketat. Dilakukan dalam tiga tahap di Diklat Salatiga, Makassar, dan Jakarta. Kebetulan saya waktu itu siswa di Diklat Salatiga. Saya lolos seleksi tahap pertama, tapi gugur di Makassar," ungkap Gusnul Yakin.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Bikin Pemain Senior Tak Pandang Bulu

Alumni Diklat Salatiga yang kini jadi pemerhati sepakbola Indonesia itu mengakui persaingan di posisinya sebagai gelandang sangat berat. Karena Gusnul Yakin harus bersaing dengan nama-namanya tenar saat itu, seperti Iswadi Idris, Ronny Patinasarani, hingga Oyong Liza.

"Selain menghadapi beberapa senior, Wiel Coerver juga mengancam para senior itu akan dicoret semua digantikan siswa Diklat Salatiga bila tak bisa menunjukkan kemampuan terbaik saat seleksi. Akhirnya para pemain senior tak pandang bulu. Kami yang masih muda saat itu ditebas habis dalam gim seleksi," katanya.

Kendati begitu, lanjut Gusnul Yakin, dirinya bersama empat siswa Diklat Salatiga bisa lolos hingga tahap kedua di Makassar. "Akhirnya hanya Suhatman Imam dan Burhanuddin yang masuk Timnas Pra Olimpiade Montreal. Sayang Timnas Indonesia dikalahkan Timnas Korea Utara lewat adu penalti 5-4 pada final di Stadion Utama Senayan," tuturnya.

Comeback

Usai kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Olimpiade Montreal, Wiel Coerver kembali ke Belanda karena mulai bermasalah dengan jantungnya. Di Negeri Kincir Angin, Wiel Coerver masih memaksakan diri menukangi klub Go Ahead Eagles di Eredivisie Belanda.

Namun, tiga tahun berselang, pada 1979 Wiel Coerver balik ke Indonesia untuk melunasi utang sisa kontrak satu tahun dengan PSSI. Dia akan memimpin Timnas Indonesia tampil di SEAG Jakarta 1979.

Nah, inilah momen Gusnul Yakin bisa memakai jersey dengan lambang Garuda di dada yang diidam-idamkan sejak gagal lolos seleksi di Timnas Pra Olimpiade 1976.

"Wiel Coerver sangat hafal dengan pemain Indonesia. Termasuk saya yang pernah dilatihnya di Diklat Salatiga. Pada tahun itu, saya main di Galatama bersama klub Warna Agung. Saya manfaatkan seleksi dengan maksimal, dan akhirnya lolos masuk Timnas Indonesia untuk SEAG 1979. Saya senang bukan main. Karena cita-cita semua pemain bisa membela Timnas Indonesia," ucapnya.

Namun di SEAG Jakarta 1979, karena penyakit jantungnya dan atas saran dokter, Wiel Coerver tak boleh jadi pelatih kepala. Dia sebagai penasihat Timnas Indonesia yang dipercayakan kepada Harry Tjong dan Sartono Anwar.

"Tapi sayang, kami kalah di final dari Timnas Malaysia dengan skor 1-0. Usai SEAG itu, Wiel Coerver sempat tiga bulan masih tinggal di Indonesia. Dia tinggal di mes Warna Agung. Dia ingin meninggalkan ilmunya. Maka dibuat lah video pelatihan sepakbola Coerver Methods, dimana saya ditunjuk sebagai peraga dengan arahan dari beliau langsung," kenang Gusnul Yakin.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |