Septian Bagaskara Dipanggil Masuk Timnas Indonesia, Yuk Tengok Rekam Jejak sampai Kemampuan Sang Pemain

8 hours ago 2

Bola.com, Jakarta - Pemanggilan Septian Bagaskara ke Timnas Indonesia mengejutkan publik. Maklum sebelumnya striker Dewa United FC ini hanya berseliweran di Timnas Indonesia kelompok umur U-19 dan U-22.

Sehingga wajar bila pemerhati sepak bola nasional tak begitu memperhatikan pemain berusia 27 tahun itu. Apalagi nama Septian Bagaskara masuk di antara 27 pemain yang disiapkan Patrick Kluivert melakoni dua laga penting dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sebenarnya wajar pula bila bocah asal Kediri ini mendapat kesempatan lagi mengenakan jersey berlambang Garuda di dada.

Catatan tujuh gol dan satu assist untuk Dewa United bisa jadi nilai plus Bagaskara di mata Patrick Kluivert dan koleganya.

Apalagi tentu saja para pelatih asal Belanda itu pun telah melihat dan mengamati dengan mata kepala sendiri kualitas mantan pemain Persik itu.

Patrick Kluivert sebagai mantan penyerang level Eropa dan Dunia pasti juga punya penilaian khusus terhadap Bagaskara.

Berita video Jan Olde Riekerink mengaku bangga atas hasil yang diraih saat menjamu Persebaya. Dewa United menang 2-0. Namun, ia tetap waspadai bahayanya tim papan bawah yang sedan berjuang keluar dari zona degradasi.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Bermula Antar Persik Promosi ke Liga 1 Tahun 2020

Sejak mengantarkan Persik promosi ke Liga 1 2020, otomatis Bagaskara telah lima musim tampil di kasta tertinggi tanpa jeda.

Tahun kedua di Dewa United merupakan pencapaian terbaiknya saat ini. Yang menarik semua rekor musim ini lebih banyak diraih Bagaskara sebagai supersub alias masuk lapangan dari bangku cadangan.

Sejak membela Persik pada Liga 2 2017 silam, sejatinya bakat Bagaskara sebagai penyerang andal sudah kelihatan. Dia langsung jadi top scorer dengan 28 gol ketika Macan Putih harus berjuang di Liga 3 2018.

Saat itu, karena usia Bagaskara masih relatif muda dan kurang jam terbang potensi yang dimilikinya tak stabil. Faktor mental jadi kendalanya. Dia tampak sedikit keder bila berhadapan dengan bek yang lebih senior.

Padahal Bagaskara memiliki semua modal individu sebagai striker tajam. Dengan tinggi badan 180cm, posturnya sangat ideal. Sehingga dia punya lompatan tinggi untuk duel udara dengan lawan.

Sekarang Semakin Matang

Meski bertubuh jangkung, Bagaskara punya gerakan eksplosif jarak pendek. Padahal biasanya pemain tinggi lemah dalam kecepatan dan kelenturan tubuh. Kaki kanan dan kirinya sangat keras saat menendang bola.

Dengan kematangan usianya sekarang, Bagaskara yang punya akurasi tendangan bagus ini lebih jeli kapan menyarangkan bola dengan keras atau tinggal menyorongkan secara lembut tapi mematikan kiper lawan.

Karena duel Timnas Indonesia melawan Timnas Australia dan Bahrain pada 20 dan 25 Maret nanti sangat menentukan, rasanya Patrick Kluivert masih harus menularkan ilmunya dan memberikan resep khusus agar Bagaskara punya mental petarung sejati jika diturunkan pada pertandingan nanti. 

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |