Bola.com, Jakarta Ketua PSSI, Erick Thohir menegaskan kalau dirinya sangat mencintai Timnas Indonesia dan berharap Skuad Garuda segera menyudahi mimpi panjangnya untuk mentas di Piala Dunia 2026.
Meski mengaku Shin Tae-yong adalah sahabatnya, keputusan mendepak juru taktik berpaspor Korea Selatan itu lalu menyerahkan tongkat estafet ke tangan Patrick Kluivert merupakan langkah yang tepat.
Ia juga mengaku tak dalam tekanan mafia seperti yang ditembakkan sejumlah pihak atau 'disetel' dari internal PSSI yang dipimpinnya.
"Ini semua pikiran waras. Kita mau memberikan yang terbaik, hasil yang terbaik. Piala Dunia itu mimpi. Tapi kan harus dijalani dalam kesehari-hariannya. Bukan hanya mimpinya dan kalu ada yang bilang juga, oh ini nanti gimana Pak Erick 2029? Apa 2029? Pemilu? Enggak dipikirin," kata Erick Thohir lewat kanal YouTube Sport Liputan 6.
"Saya enggak cari popularitas di sini. Kalau mau cari popularitas, ya dukung aja yang ada sekarang. Tapi ini kan amanah. Amanah itukan dititipkan oleh semua pihak yang harus saya jaga. Nggak enak, tapi ya saya belajar lebih baik kita mengambil keputusan daripada tidak mengambil keputusan apa-apa," imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertimbangan Coret STY
Apa yang jadi pertimbangan utama PSSI terkait keputusan pergantian pelatih yang terkesan mendadak bak petir di siang bolong?
"Suksesnya sebuah target itu, kalau di bola ya. Klubnya sehat, prestasinya sehat. Memang nggak gampang punya dua-duanya. Banyak klub-klub yang prestasinya sehat akhirnya bangkrut. Ditinggalkan. Dari liga 1 turun ke liga 4. Bahkan jadi liga 9 kalau di Inggris".
"Artinya apa? Sebuah kebahagiaan sesaat saja. Tapi kan lebih baik punya klub yang aman di tengah klasemen. Ketika ini memang juara. Saya respeck dengan Bali United, Persib, Persebaya yang terus konsisten. Juga Persija. Up and down, tapi terus konsisten".
"Nah, apalagi tim nasional. Tapi kita bisa lihat sekarang, loh kalau hanya seniornya saja yang lainnya tidak, ada pertanyaan. Tapi kan yang aneh, (timnas) putrinya di bawah coach Satoru Mochizuki sukses, di bawah coac Nova juga baik, di bawah coach Indra Sjafri juga sukses, di bawah coach STY sukses. Kok nggak pernah dilihat secara semuanya. Kok hanya masing-masing titiknya saja. Nggak boleh begitu dong".
"Semuanya baik karena ada program yang konsisten. Dicarikan pelatih yang mumpuni. Dicarikan pemain yang sesuai dan tidak ada pemain titipan. Semua ada target kok."
Bungkam soal STY
Eks bos Inter Milan ogah menjawab mengenai salah satu penyebab pemecatan STY sebelum kontra China.
"Enggak etis dong. Masa saya mesti buka-buka hal-hal yang tidak perlu dibuka. Mau punya ketua umum yang sering ngegosip gitu," kelakar Erick Thohir.
"Sudahlah, untuk orang yang ngerti sepak bola sudah bisa baca. Tapi tidak perlulah kita mempermalukan berkepanjangan. CoacH Shin Tae-yong itu berjasa loh dan saya hubungannya baik kok. Apa yang nggak saya support? Tapi when the time is time, ya is time".
Erick Thohir meminta jangan ada lagi pihak yang membentur-benturkannya dengan STY. "Tapi kalau saya mesti terjebak di polemik yang mendeskreditkan coach Shin Tae-yong, enggaklah. Dia sahabat saya. Saya makan, bawa istrinya, ininya semua. Tapi i'am to be professional. Saya nggak bole falling in love dengan siapa pun. Karena tadi, ada mission yang jadi mimpi kita semua," kata Etho, panggilan akrab Erick Thohir.
Patrick Kluivert
Kini, semua mata akan tertuju kepada Patrick Kluivert. Mantan mesin gol Barcelona itu kudu bisa mewujudkan mimpi ribuan purnama rakyat Indonesia, melihat tim kesayangan beraksi di Piala Dunia 2026.
Caranya? Eks penyerang Barcelona wajib memenangkan tiga lanjutan Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dua di antaranya berlangsung pada 20 dan 25 Maret kontra Australia dan Bahrain.
Selanjutnya, pada 5 Juni, Jay Idzes dkk. juga mematok kemenangan dari China. Jika bisa meraup sembilan angka, Indonesia yang saat ini bercokol di posisi ketiga bermodalkan enam poin berpeluang finis sebagai runner-up dengan koleksi 15 poin. Itu berarti, misi berjalan mulus. Amin!