Bola.com, Jakarta - Nasib yang dialami PSIS Semarang pada BRI Liga 1 musim ini amat kontras bak bumi dan langit dengan edisi sebelumnya. Musim lalu, mereka hampir lolos fase championship series, tetapi kini malah dihantui degradasi.
Saat ini, PSIS Semarang masih belum berhasil menyelamatkan posisinya dari peringkat tiga terbawah BRI Liga 1 2024/2025. Tim beralias Mahesa Jenar masih tertahan di peringkat ke-16 dengan koleksi 25 poin dari 29 pertandingan.
Anak asuh pelatih Gilbert Agius ini masih memiliki lima pertandingan krusial untuk menyelamatkan nasibnya dari ancaman turun kasta. Peluang PSIS untuk bisa bertahan di kasta tertinggi sebetulnya masih terbuka.
Sebab, mereka hanya terpaut dua poin saja dari Madura United di peringkat ke-15. Sedangkan jarak dengan Barito Putera yang berada di urutan ke-14 hanya berjarak empat poin. Dengan lima laga sisa, PSIS tentu masih bisa mengejarnya.
Jika dibandingkan musim lalu, nasib yang dialami Septian David Maulana dkk. memang sangat jomplang. Sebab, mereka sempat tampil mengesankan musim lalu hingga hampir lolos ke fase championship series.
Berita Video, legenda Bayern Munchen (Bastian Schweinsteiger) menyapa fans Indonesia di acara Meet The Trophy & Legends yang digelar pada Minggu (13/4/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Beredar di Empat Besar
Pada BRI Liga 1 musim lalu, PSIS Semarang menjadi satu di antara tim yang cukup disegani para pesaingnya. Apalagi, PSIS bisa bersaing konsisten untuk beredar di papan atas klasemen.
Satu di antara faktornya adalah karena Mahesa Jenar jadi tim yang tangguh saat bermain di kandang. Dari total 17 laga kandang musim lalu, PSIS tercatat bisa menang 12 kali. Tiga laga lainnya berakhir imbang, dan dua sisanya kalah.
Hanya, Mahesa Jenar memasuki periode kritis ketika menginjak pekan ke-28. Mereka sempat melewati empat pertandingan tanpa kemenangan. Pencapaian inilah yang mendepak mereka dari peringkat empat besar.
Terusir dari Stadion Jatidiri menjadi satu di antara faktor yang membuat PSIS gagal menjaga konsistensi pada putaran kedua. Mereka harus berpindah-pindah kandang dan akhirnya kehilangan banyak poin.
Faktor kedua juga tak bisa dilepaskan dari hengkangnya Carlos Fortes. Keputusan striker asal Portugal itu hengkang ke Liga Uni Emirat Arab memperberat langkah PSIS. Padahal, ketika itu dia sedang gacor-gacornya karena bisa mencetak 10 gol dari 20 laga.
"Kami sudah berusaha. Pada awal musim, kami sangat bagus. Putaran pertama sangat bagus, tapi putaran kedua banyak musibah-musibah menimpa kami," ujar Yoyok Sukawi, Chief Executive Officer (CEO) PSIS, musim lalu.
"Mulai teman kami yang pergi, Carlos Fortes. Lalu, sahabat kami, Vitinho, yang mengalami cedera. Kami juga tidak bisa bermain di Stadion Jatidiri. Itu semua terakumulasi sehingga kemampuan kami jadi berkurang," tutur Yoyok.
Kini Malah Terjungkal
Memasuki musim 2024/2025, masalah yang dialami PSIS Semarang masih belum teratasi. Sebab, mereka juga belum bisa berkandang di Stadion Jatidiri karena proses renovasi yang berjalan cukup lama.
Tim Mahesa Jenar masih harus berjuang untuk jadi tim musafir selama beberapa waktu. Ketika mereka sudah bisa kembali bermain di Stadion Jatidiri, dukungan suporter tak kunjung datang.
Dua kelompok suporter PSIS, Panser Biru dan Snex, terlibat konflik dengan jajaran manajemen PSIS. Alhasil, suporter memutuskan memboikot di setiap laga kandang Mahesa Jenar.
Kini, tim juara Liga Indonesia 1998/1999 ini masih terus berjuang mengakhiri tren buruknya. Sebab, mereka sudah melalui sembilan pertandingan tanpa kemenangan di BRI Liga 1 musim 2024/2025.
Satu di antara faktor yang menghambat Mahesa Jenar bisa bersaing musim ini ialah minimnya striker haus gol. PSIS hanya bisa memproduksi 24 gol saja dari 29 laga. Ini menjadi angka terendah di antara seluruh kontestan.
Harus Habis-habisan
Mahesa Jenar tentu harus habis-habisan menuntaskan lima pertandingan tersisa musim ini saat menghadapi Borneo FC (pekan ke-30), Bali United (pekan ke-31), PSS Sleman (pekan ke-32), Malut United (pekan ke-33), dan Barito Putera (pekan ke-34).
Seluruh laga ini akan menentukan nasib Mahesa Jenar musim depan. Jika mampu meraup hasil maksimal, tim juara era Perserikatan 1986/1987 ini tentu punya peluang besar untuk bertahan di kasta tertinggi.
Kapten PSIS, Septian David Maulana, mengakui peluang tersebut harus bisa dimaksimalkan rekan-rekannya. Dia optimistis tim yang dibelanya bisa mewujudkan ambisinya tersebut.
"Yang pasti, ini bukan akhir dari segalanya. Masih tersisa lima pertandingan. Tidak ada yang tidak mungkin, kami akan memanfaatkannya," ujar Septian David Maulana soal lima laga sisa PSIS Semarang musim ini.