Bola.com, Kediri - Bentrokan Timnas Indonesia kontra Timnas Vietnam pada penyisihan Grup B Piala AFF 2024 di Stadion Việt Trì Phu Tho, Minggu (15 12/2024) bakal sarat emosi.
Setelah Thailand dan Malaysia, berikutnya Vietnam adalah seteru berat bagi Timnas Indonesia. Laga ini merupakan reuni kali pertama, setelah Timnas Indonesia dua kali memukul sekaligus memupus harapan Vietnam di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Shin Tae-yong tak hanya sukses mengalahkan The Golden Star Warriors pada laga kandang dan tandang dengan skor 1-0 dan 0-3.
Namun, pelatih asal Korsel itu juga membuat arsitek kondang Eropa, Philippe Troussier, meletakkan jabatan pelatih Vietnam dan pulang ke Prancis.
Namun, kondisi Timnas Vietnam lalu dan sekarang sudah berbeda. Pada 21 dan 16 Maret silam, Timnas Indonesia bisa dua kali menjinakkan Vietnam karena diuntungkan situasi internal saat itu sedang kurang harmonis. Akibat rentetan hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2026, posisi Philippe Troussier digoyang publik Vietnam.
Apalagi Timnas Indonesia, yang diperkuat beberapa pemain hasil proses naturalisasi, berada satu tingkat di atas Vietnam. Bergabungnya Jay Idzes, Justin Hubner, Ivar Jenner, Thom Haye, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, Nathan Tjoe A-On, dan Sandy Walsh membuat Vietnam seolah jadi inferior.
Berita Video, komentar Shin Tae-yong terhadap jadwal ASEAN Cup 2024
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Ingin Seperti Philippe Troussier, Termotivasi Park Hang-seo
Misi balas dendam itulah yang diusung Kim Sang-sik dan pemain Timnas Vietnam saat menjamu Muhammad Ferarri dkk. di Piala AFF 2024 kali ini.
Apalagi sesama Warga Negara Korsel yang sarat prestasi saat jadi pemain dan, kini, sebagai pelatih, Kim Sang-sik tentu tak begitu saja dipermalukan Shin Tae-yong.
Kim Sang-sik tentu saja tak mau bernasib sial seperti Philippe Troussier. Kim Sang-sik pasti termotivasi mengikuti jejak pendahulunya asal Negeri Ginseng, Park Hang-seo yang sukses kala jadi jurutaktik Timnas Vietnam periode 2017-2023 silam.
Park Hang-seo memberi Vietnam gelar juara Piala AFF 2018 dan 2022. Park juga mempersembahkan medali emas SEA Games 2019 dan 2021 bersama Timnas Vietnam U-23.
Selain itu, Park membawa Vietnam lolos ke perempat final Piala Asia 2019 dan menembus fase grup akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022 untuk bersaing dengan negara-negara kuat macam Arab Saudi, Jepang, dan Australia.
Vietnam juga menjadi runner-up di Piala Asia U-23 2018 serta lolos ke semifinal Asian Games 2018.
Shin Tae-yong Realistis
Sementara Shin Tae-yong harus realistis dengan kekuatan Timnas Indonesia yang mayoritas pemain berusia di bawah 22 tahun saat ini. Materi ini jelas jauh dari kekuatan Timnas Indonesia yang sembilan bulan lalu menggulung Vietnam.
"Shin Tae-yong tipe pelatih keras kepala dan berambisi besar. Meski Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 ini tak sekuat Timnas Indonesia Senior, Shin Tae-yong pasti tak mau menyerah begitu saja," ujar Alexander Saununu, mantan pemain Timnas Indonesia era 1990-an.
"Namun, saya yakin dia juga realistis dengan kekuatan sekarang ini. Publik pun harus menyadari perbedaan itu," lanjutnya.