Septian Satria Bagaskara di Mata Pelatihnya di SSB Kediri: Keuntungan Bagi Timnas Indonesia untuk Duel Bola Udara

20 hours ago 4

Bola.com, Kediri - Sangat tepat bila Patrick Kluivert memanggil Septian Satria Bagaskara ke Timnas Indonesia untuk tampil di lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Jika striker Dewa United FC tak dicoret dan bisa merumput melawan Timnas Australia dan Timnas Bahrain pada 20 dan 25 Maret nanti, maka Septian Bagaskara bisa jadi solusi untuk duel bola-bola udara.

Posturnya yang jangkung dengan tinggi 1,83 meter, Bagaskara bisa diadu dengan bek The Socceroos yang juga menjulang.

"Sejak masih di SSB Triple S, Bagas pemain paling tinggi. Makanya saya sering memberi latihan khusus bagaimana cara meloncat dan menyundul bola pada momentum tepat. Dan, dia sudah menjalankan dengan benar," kata Bambang Drajad.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Berotot

Apalagi, lanjut mantan anggota Timnas Garuda era 1990-an ini, lajang asli Kediri ini juga punya badan dan otot cukup kekar.

"Tubuhnya tak hanya tinggi, tapi juga berotot. Jadi untuk adu badan pun Bagas sudah siap. Tergantung dia punya keberanian apa tidak untuk berbenturan dengan lawan yang juga kekar," ujarnya.

Kelebihan Bagaskara lainnya, kata Bambang Drajad adalah gerakan dorongan bola cepat dan langsung menendang keras.

"Bagas tak suka menggiring bola. Dia tak banyak gerak, Bagas suka mendorong bola sekali atau dua kali, lalu dieksekusi dengan keras. Gerakan eksplosif ini yang sangat berbahaya," ungkapnya.

Sudah Matang

Namun Bambang Drajad mengamati mantan anak didiknya itu sudah mencapai kematangan. Baik dari sisi fisik, mental, dan cara bermain.

"Ketika usianya menginjak 25 tahun, dan sekarang sudah 27, saya lihat Bagas sangat matang. Emosinya sudah terkontrol. Mentalnya menghadapi lawan yang bertubuh besar juga siap. Dia main bola efektif. Tanpa banyak bergerak, tapi sekali dapat bola diarahkan ke gawang," ucapnya.

Pesat

Perkembangan Bagaskara ini menurut ASN di Pemkab Kediri jauh berbeda dari beberapa tahun silam.

"Dulu Bagas pergerakannya sering mubazir. Dia banyak belajar dari pengalaman di Liga 1. Seorang striker memang tak perlu banyak gerak, tapi sekali gerak harus membahayakan gawang lawan," jelasnya.

Tapi Bambang Drajad mengingatkan Bagaskara kalau bermain di klub berbeda dengan Timnas Indonesia.

"Di klub tiap hari dia bertemu dan komunikasi dengan rekannya. Sehingga tiap pemain saling tahu bola-bola yang disukainya. Tapi di Timnas, Bagas debutan. Jadi dia yang harus proaktif dengan pemain lainnya," paparnya.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |