Qatar dan Arab Saudi Disebut Dapat Keistimewaan di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Main di Kandang dan Istirahat Lebih Lama

6 days ago 18

Bola.com, Jakarta - Keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memberikan keunggulan main di kandang dan waktu istirahat lebih lama kepada Qatar dan Arab Saudi di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menuai kritik luas, termasuk pelatih Timnas Oman, Carlos Queiroz.

Selama delapan hari ke depan, enam negara Asia — Qatar, Arab Saudi, Oman, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), dan Timnas Indonesia — akan memperebutkan dua tiket menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.

Namun, sejak awal, keputusan AFC untuk menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah dua grup mini tersebut menimbulkan tanda tanya besar.

Keputusan yang diumumkan pada Juni lalu itu tidak disertai penjelasan tentang kriteria pemilihan tuan rumah, membuat negara-negara lain yang juga berminat jadi tuan rumah — seperti Indonesia, Irak, Oman, dan UEA — merasa dirugikan dan menuntut transparansi serta keadilan dalam proses penentuan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Jadwal yang Tidak Adil

Kritik makin tajam karena kedua tuan rumah mendapat enam hari jeda antara pertandingan pertama dan kedua, sementara lawan-lawan mereka hanya memiliki waktu istirahat 72 jam.

“Situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Carlos Queiroz, pelatih Oman yang pernah membawa Portugal, Iran, dan Afrika Selatan lolos ke Piala Dunia.

“Kami harus bermain di kandang salah satu rival, dan mereka punya waktu hampir seminggu untuk bersiap. Bagaimana bisa ini disebut adil?”

Oman, yang akan menghadapi Qatar pada Kamis (9/10/2025) dini hari WIB dan UEA pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB, menghadapi tantangan berat. Apalagi lima pemain mereka bermain di luar negeri dan baru bisa bergabung menjelang laga pertama.

“Saya seperti diminta membuat omelet tanpa telur,” sindir Queiroz.

Pertanyaan soal Netralitas dan Politik

Isu geopolitik juga mulai memanas. PSSI mengajukan protes resmi ke FIFA dan AFC setelah mengetahui wasit yang akan memimpin laga mereka melawan Arab Saudi berasal dari Kuwait, negara yang masih memiliki hubungan diplomatik erat dengan dua tuan rumah tersebut.

“Kami ingin wasit yang benar-benar netral, mungkin dari Eropa atau wilayah lain yang tidak memiliki kepentingan di kawasan ini,” ujar Sumardji, manajer Timnas Indonesia.

Selain itu, laga uji coba Indonesia melawan Kuwait yang dijadwalkan pada 5 September dibatalkan tanpa alasan jelas, semakin memicu spekulasi adanya campur tangan politik dalam penjadwalan dan penunjukan ofisial.

Pelatih Top, Situasi Rumit

Babak ini juga mempertemukan sejumlah pelatih ternama dunia. Selain Queiroz di Oman, ada Julen Lopetegui yang kini menukangi Qatar, Hervé Renard kembali memimpin Arab Saudi, Patrick Kluivert menangani Indonesia, dan Graham Arnold kini membesut Irak setelah sebelumnya memimpin Australia.

Dari sisi sepak bola, enam tim Asia sudah memastikan tempat di Piala Dunia — Jepang, Korea Selatan, Iran, Australia, Uzbekistan, dan Yordania.

Namun dengan segala keuntungan yang dimiliki, banyak pihak meyakini Qatar dan Arab Saudi akan menjadi dua tim berikutnya yang menyusul.

Queiroz: “Aneh Tapi Harus Dijalani”

Meski kecewa, Queiroz tetap realistis. “Saya sudah tahu kondisi ini sejak pertama kali menerima pekerjaan ini,” ujarnya.

“Kalau pihak penyelenggara tidak merasa ada yang salah dengan keputusan ini, apa lagi yang bisa dilakukan oleh para pelatih dan pemain selain tetap bermain?”

Namun, bagi banyak pengamat, keputusan AFC kali ini meninggalkan noda dalam upaya menciptakan kompetisi adil dan profesional di kawasan Asia. Seperti kata Queiroz dengan nada getir: “Jika ini bukan keuntungan terselubung, lalu apa?”

Sumber: The Guardian

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |