Bola.com, Jakarta - Persib Bandung bakal mendunia tahun depan. Kali ini, bukan dari sisi performa atau prestasi ya, melainkan rencana mereka melakukan Initial Public Offering (IPO). Artinya, Maung Bandung akan dimiliki publik via kepemilikan saham.
CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn Timothy Sugita menganggap IPO menjadi langkah strategis sekaligus memanfaatkan momentum. Apalagi, kondisi internal di tim berjuluk Maung Bandung ini semakin membaik dan lebih stabil.
Glenn menegaskan, Persib Bandung punya performa manajemen yang jauh lebih sehat dibanding beberapa waktu lalu, baik secara manajemen maupun struktur bisnis. "Latar itulah yang membuat kami merasa langkah menuju IPO bukan sekadar mimpi dan ambisius semata, melainkan hal yang bisa segera terwujud," tegasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rencana Maung Bandung
Rencana PT PBB, sebagai pengelola Persib Bandung, sudah berada dalam tahap persiapan matang. IPO ini menjadi bagian dari langkah menuju profesionalisme dan transparansi. "Semua itu agar tak hanya berprestasi di lapangan tetapi juga unggul sebagai korporasi olahraga modern," ucap Glenn.
Modern dan berprestasi, dua hal tersebut menjadi bagian penting transformasi Persib Bandung. Setidaknya, langkah itu bakal menyamai apa yang pernah dilakukan beberapa klub papan atas di Eropa.
Di industri sepak bola, pelepasan saham ke publik bukan hal baru. Juventus misalnya, sudah melakukan itu sejak 20 tahun lalu. Raksasa Liga Italia Serie A tersebut turut serta melepas sebagian kepemilikan saham ke pubik, kala mengikuti jejak sang 'holding company', FIAT.
Nama Lain di Lantai Bursa
Lalu, ada juga Manchester United, yang mendapatkan tempat khusus di New York. Hal itu terjadi setelah keluarga Glazer membeli MU. Saat ini, harga saham Setan Merah menjadi yang termahal dibanding tim-tim lain di Eropa.
Data penutupan bursa efek New York, akhir pekan lalu, harga per lembar saham MU berada di titip Rp 215 ribu. Angka tersebut turun 6,1 persen setelah kegagalan mereka menjadi jawara Liga Europa 2024/2025.
Terkait harga, selain MU, harga tinggi lain juga menjadi milik saham Ajax Amsterdam. Tim besar Belanda ini melepas per lembar saham dengan nilai Rp 178.200. Adapun harga saham klub lain, seperti Juventus Rp 62.500, Lazio (Rp 14.472), Borussia Dortmund (Rp 70.020), klub asal Turki, Fenerbahce (Rp 23.062) dan raksasa Portugal, Benfica (Rp 94.320).
Menurut analis finansial dan pemerhati bursa saham klub-klub sepak bola Eropa, Aaron Gourley, fenomena para raksasa tersebut menyerahkan sebagian saham ke publik sudah menjadi kewajiban. Setidaknya, mereka bisa makin mendekatkan diri ke orang-orang yang peduli.
List Tim Raksasa di Pasar Saham
Tak hanya itu, sebagai entitas bisnis, dana dari publik menjadi sokongan energi untuk melakukan berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan pengembangan bisnis. "Mereka punya dana untuk membangun infrastruktur, termasuk stadion dan perangkatnya," sebut Gourley.
Berikut ini daftar klub-klub di Eropa yang berada di lantai bursa :
- Manchester United = New York Stock Exchange (MANU)
- Juventus = Borsa Italiana (JUVE)
- Borussia Dortmund = Frankfurt Stock Exchange (BVB)
- Olympique Lyonnais = Euronext Paris (OLG)
- FC Copenhagen (Parken Sport) = Nasdaq Copenhagen (PARKEN)
- S.S. Lazio = Borsa Italiana (SSL)
- Celtic = London Stock Exchange (CCP)
- Rangers = London AIM
- FC Porto = Euronext Lisbon (FCP)
- Sporting CP = Euronext Lisbon (SCP)
- S.C. Braga = Euronext Lisbon (SCB)
- S.L. Benfica = Euronext Lisbon (SLBEN)
- Tottenham Hotspur = London Stock Exchange
- AS Roma = Borsa Italiana
- Ajax Amsterdam = Euronext Amsterdam
- Brøndby IF = Nasdaq Copenhagen
- AIK Fotboll = Nasdaq Stockholm
- Aalborg BK = Nasdaq Copenhagen
- Aarhus GF = Nasdaq Copenhagen
- Besiktas = Borsa Istanbul
- Galatasaray = Borsa Istanbul
- Fenerbahce = Borsa Istanbul