Performa Pemain Naturalisasi Saat Timnas Indonesia U-22 Ditahan Imbang Mali, Ada Gol Debut Mauro Zijlstra

6 hours ago 3

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 menuntaskan rangkaian uji coba mereka jelang SEA Games 2025 dengan hasil imbang 2-2 melawan Timnas Mali U-22 di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (23/11/2025). Laga ini menjadi kesempatan terakhir bagi pelatih Indra Sjafri untuk melihat kesiapan skuatnya sebelum bertolak ke kompetisi sebenarnya.

Pertandingan ini memperlihatkan perubahan signifikan dibandingkan pertemuan pertama, di mana Garuda Muda tampil kurang meyakinkan hingga kalah telak 0-3. Kali ini, permainan Indonesia jauh lebih agresif, terstruktur, dan mampu memberikan ancaman nyata kepada Mali.

Meski begitu, inkonsistensi masih menjadi masalah utama. Indonesia yang sempat tampil dominan justru harus puas dengan hasil imbang setelah dua kali gagal mempertahankan momentum. Situasi ini menegaskan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar menjelang SEA Games.

Performa yang naik-turun terlihat jelas antara lini depan yang produktif dan lini belakang yang kembali rawan kebobolan. Warganet pun ramai membahas ketidakseimbangan tersebut, terutama karena dua penyerang naturalisasi berhasil menjadi pembeda, sementara area pertahanan justru terlihat rapuh.

Uji coba ini menghadirkan gambaran terakhir bagi Indra Sjafri: ada potensi besar di sisi ofensif, tetapi juga celah yang harus segera ditambal sebelum kompetisi resmi dimulai.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Empat Naturalisasi Turun Sejak Awal

Indra Sjafri kembali melakukan eksperimen dengan menurunkan empat pemain naturalisasi sejak menit pertama. Dion Markx didorong mengisi lini belakang bersama Kadek Arel dan Muhammad Ferrari, sementara Ivar Jenner kembali dipercaya sebagai kapten di lini tengah. Dua nama lain, Mauro Zijlstra dan Rafael Struick, diplot sebagai motor serangan.

Permainan Indonesia sejatinya cukup menjanjikan sejak kick-off. Mereka berani menekan dan mencoba mengontrol tempo pertandingan. Namun, Mali mampu memaksimalkan celah di pertahanan Garuda Muda dan mencetak gol cepat lewat Sekou Kone pada menit ke-12. Gelandang muda Manchester United itu tanpa kesulitan mengoyak gawang Indonesia.

Meski kembali tampil dominan di sektor tengah, koordinasi pertahanan Indonesia masih menyimpan celah. Dion Markx, Arel, dan Ferrari tampil cukup solid dalam duel, tetapi beberapa kali terlambat dalam membaca pergerakan lawan. Inilah yang kemudian menjadi sorotan besar bagi tim pelatih.

Lini Depan Menjawab, Mauro Cetak Gol Perdana sebagai WNI

Jika sektor pertahanan masih butuh pembenahan, lini depan justru tampil mengesankan. Dua pemain naturalisasi, Mauro Zijlstra dan Rafael Struick, menjadi motor kebangkitan Indonesia dan mencuri perhatian publik.

Mauro mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-38 setelah menerima umpan matang dari Hoky Caraka. Gol tersebut terasa spesial karena merupakan gol perdananya sejak resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Permainan agresif Mauro serta kemampuannya mencari ruang mendapat banyak pujian dari warganet.

Rafael Struick kemudian melanjutkan momentum kebangkitan Indonesia pada babak kedua. Pada menit ke-53, ia sukses membawa Garuda Muda berbalik unggul menjadi 1-2 lewat penyelesaian rapi setelah menerima umpan silang Raka Cahyana. Gol ini menambah koleksi Struick menjadi tujuh gol untuk Timnas Indonesia di berbagai kelompok umur.

Performa keduanya menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor penyerangan menjelang SEA Games.

Kebobolan Lagi, PR Besar Menjelang SEA Games

Meski sempat unggul, Indonesia kembali gagal mempertahankan keunggulan. Pada menit ke-70, Sekou Kone mencetak gol keduanya sekaligus membuat skor kembali imbang 2-2. Kebobolan ini memperkuat kritik bahwa lini belakang Indonesia masih jauh dari kata aman.

Pertahanan yang masih mudah ditembus membuat Indra Sjafri harus bekerja ekstra dalam waktu yang tersisa. Dengan lawan-lawan kuat menanti di SEA Games 2025, stabilitas menjadi faktor yang tidak bisa ditawar.

Meski begitu, laga ini tetap memberikan optimisme. Kombinasi pemain naturalisasi, keberanian bermain menyerang, dan peningkatan karakter tim menjadi modal penting yang perlu dipertahankan. Tugas berikutnya adalah memastikan lini belakang naik level agar performa tim menjadi lebih seimbang.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |