Ngakak! Pemain Naturalisasi Harimau Malaya Keceplosan saat Disidang FIFA: Nenek Saya Lahir di Spanyol, Maaf Maksudnya Malaysia

Bola.com, Jakarta Bukti-bukti pemalsuan dokumen pemain naturalisasi Malaysia terus diungkap oleh FIFA.

Terbaru, FIFA merilis dokumen yang berisi materi yang membuat otoritas sepak bola dunia itu menolak banding yang diajukan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

Salah satu poin yang menggelitik adalah hasil wawancara dengan Gabriel Palmero. Proses investigasi tersebut mendadak memanas setelah sang pemain memberikan jawaban yang saling bertentangan mengenai asal-usul keluarganya.

Dalam sesi tanya jawab dengan FIFA, Palmero walnya mengaku bahwa kakeknya berasal dari Venezuela dan neneknya dari Spanyol. Tetapi tak lama kemudian, ia mengoreksi sendiri pernyataannya, mengklaim bahwa keduanya sebenarnya berasal dari Malaysia.

FIFA menyebut perubahan keterangan tersebut semakin menambah kebingungan karena sang pemain tidak dapat menunjukkan dokumen yang sebelumnya ia serahkan kepada agennya. 

Dalam pernyataan resminya, FIFA menyoroti pentingnya perubahan pernyataan sang pemain, bahkan mencantumkan kutipan langsung yang berbunyi:

“Kakek saya lahir di Venezuela dan nenek saya di Spanyol. Sorry maksud saya Malaysia," kata sang pemain.

Hingga saat ini, investigasi masih berlangsung. Dalam proses naturalisasi, FIFA harus melakukan verifikasi tiga akta kelahiran berbeda, masing-masing:

Satu dokumen yang sebelumnya diajukan oleh FAM, satu dokumen hasil temuan FIFA, satu dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah Malaysia.

Perbedaan informasi tersebut membuat proses klarifikasi menjadi semakin rumit.

FAM akan membawa kasus ini ke CAS setelah banding ditolak. Itu akan membutuhkan proses yang panjang.

Akibat kasus tersebut, Gabriel Palmero kehilangan pekerjaannya setelah dua klubnya, Unionistas de Salamanca dan CD Tenerife, memutus kontrak sang pemain secara permanen menyusul sanksi dari FIFA.

Unionistas de Salamanca, klub divisi tiga Spanyol tempat Palmero bermain dengan status pinjaman, mengumumkan pemutusan kontrak pada 7 November 2025, setelah menerima pemberitahuan resmi dari FIFA pada 25 September dan penolakan banding sang pemain pada 3 November.

“Unionistas de Salamanca telah mencapai kesepakatan dengan CD Tenerife untuk mengakhiri masa pinjaman Gabriel Palmero, menyusul pemberitahuan dari FIFA dan penolakan banding pemain. Pemutusan ini tidak menimbulkan biaya finansial bagi klub,” tulis Unionistas dalam pernyataan resmi, dikutip dari The Star.

Tak lama berselang, CD Tenerife, klub induk Palmero yang berkompetisi di Segunda División, mengonfirmasi pemutusan kontrak permanen sang pemain.

“Setelah mempertimbangkan dengan cermat kondisi yang melingkupi kasus dokumen palsu sang pemain, CD Tenerife memutuskan untuk mengakhiri kontrak Gabriel Palmero secara segera dan permanen,” tulis klub di akun resmi X.

Selain Palmero, nama-nama lain yang terseret dalam skandal ini adalah Rodrigo Holgado, Facundo Garcés, Jon Irazabal, João Figueiredo, Héctor Hevel, dan Imanol Machuca. Ketujuhnya disebut mengaku memiliki garis keturunan Malaysia melalui kakek atau nenek, namun dokumen yang digunakan untuk mendukung klaim tersebut terbukti palsu.

FIFA kemudian menjatuhkan hukuman larangan bermain selama 12 bulan kepada ketujuh pemain serta denda kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

FAM menyatakan masih menunggu penjelasan rinci dari FIFA sebelum memutuskan langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS).