Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia U-17 menorehkan sejarah. Tim berjulukan Garuda Muda itu berhasil lolos perempat final Piala Asia U-17 2025 sekaligus akan tampil ke putaran final Piala Dunia U-17 2025 Qatar.
Kepastian itu didapatkan setelah Timnas Indonesia U-17 mengalahkan Timnas Yaman U-17 2-1 dalam matchday kedua kedua Grup C Piala Asia U-17 2025 di Prince Abdullah Al-Faisal Stadium, Jeddah, pada Senin (7/4/2025) malam WIB.
Masing-masing gol kemenangan Timnas Indonesia U-17 diciptakan oleh Zahaby Gholy (menit ke-15), Fadly Alberto (25'), Evandra Florasta (87' dan 89'). Satu-satunya gol balasan Yaman dicetak oleh Mohammed Al Garash via penalti.
Tambahan tiga poin ini membuat pasukan Nova Arianto memuncaki klasemen Grup C dengan nilai enam dari dua pertandingan. Tiket ke perempat final sudah dipastikan menjadi milik Evandra Florasta dkk.
Hasil akhir apapun pada pertandingan terakhir melawan Afganistan, Kamis (10/4/2025) nanti tidak akan berpengaruh bagi Timnas Indonesia, yang sudah dipastikan menjadi juara grup C.
Kesuksesan Timnas Indonesia U-17 di dua laga awal fase grup Piala Asia U-17 2025 jelas tak bisa dipisahkan dari peran Nova Arianto. Sang pelatih dengan tangan dinginnya, menerapkan strategi, menyusun komposisi skuad, hingga meningkatkan daya juang di atas lapangan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bekas Bek Tangguh
Nova Arianto lahir di Semarang, 4 November 1979. Jauh sebelum terjun di dunia kepelatihan sepak bola, Nova Arianto adalah pemain di beberapa klub Tanah Air, bahkan sejak era kompetisi masih bernama Ligina.
Semasa jadi pemain, Nova dikenal sebagai bek tangguh. Posturnya yang gempal mendukungnya saat duel dengan para striker asing lawan. Dia memulai karir juniornya di tim kota kelahirannya, PSIS Semarang.
Bakatnya sebagai calon pemain besar sudah terpantau waktu itu. Nova ikut dalam program PSSI Baretti menimba ilmu ke Italia para 1995-1996. Sepulang dari Italia, dia bermain untuk sejumlah klub besar.
Seperti Arseto Solo, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan pensiun di Pelita Bandung Raya.
Anak Pelatih Legendaris
Jika melihat ke belakang, darah sepak bola sangat kental di tubuh Nova. Tak lain karena dia putra dari pelatih kawakan, Sartono Anwar. Sosok yang pernah bermain dan melatih di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Sebagai pelatih, Sartono pernah menangani sederet klub besar. Seperti PSIS Semarang, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Putra Samarinda dan masih banyak lagi lainnya. Dia sempat melatih Timnas Indonesia di tahun 90-an. Sartono sering mengajak Nova kecil ke lapangan saat melatih.
Ketika Nova sudah terjun ke sepak bola profesional sebagai pemain, Sartono masih melatih hingga tahun 2012.
Tentu dasar kepelatihan didapat Nova dari sang ayah. Tapi perkembangannya, dia mendapatkan ilmu dari sejumlah pelatih di Liga 1 dan Timnas Indonesia.
Pelatih Berbakat
Nova Arianto bukan nama baru di tim kepelatihan Timnas Indonesia. Sejak 2019, dia sudah jadi asisten pelatih Timnas Indonesia U-23.
Sejak itu, dia tak pernah lepas dari tim merah putih. Namun statusnya tetap sebagai asisten pelatih. Mulai dari Timnas Indonesia U-19 hingga senior. Indra Sjafri dan Shin Tae-yong selalu jadi mentornya sebagai pelatih kepala.
Tapi ini, dia dapat wewenang penuh sebagai pelatih kepala. Meskipun pelatih 45 tahun ini harus memulainya dari Timnas Indonesia U-16. Sebenarnya, karir Nova sebagai pelatih sudah lumayan panjang.
Dia memulainya sebagai pemain sekaligus asisten pelatih di Pelita Bandung Raya musim 2013-2015. Di sana dia menimba bersama pelatih asing, Dejan Antonic.
Setelah benar-benar pensiun sebagai pemain, Nova mulai berkelana di kasta terbawah Liga Indonesia. Bersama Madiun Putra (2016) dan Lampung Sakti (2017). Di antara dua tim tersebut, Nova sempat mencicipi kursi pelatih Bhayangkara FC U-21.
Belajar dari STY
Timnas Indonesia sempat ditangani pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong selama lima tahun yakni pada periode 2020 hingga 2024. Namun STY digantikan oleh Patrick Kluivert pada Januari lalu.
STY telah banyak membawa perubahan bagi kualitas Timnas Indonesia dan beberapa prestasi besar, meski belum pernah mempersembahkan trofi.
Keberadaan Shin Tae-yong sangat dirasakan oleh orang-orang disekelilingnya dalam membawa perubahan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik. Satu di antaranya dialami oleh Nova Arianto, asisten STY.
Nova Arianto menjadi satu dari beberapa asisten yang dimiliki Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Nova menjadi satu-satunya sosok lokal yang menjadi asisten Shin.
Jika sang pelatih menangani tim senior dan beberapa level usia di bawahnya, Nova menjadi asisten hingga mendapat mandat memimpin Timnas Indonesia U-17.
Pada November 2024, Nova Arianto dengan blak-blakan mengaku bersyukur mendapat ilmu langsung dan sangat berharga dari Shin Tae-yong.
"Saya merasa menjadi orang yg paling beruntung bisa belajar dengan pelatih sekaliber sehebat STY. Banyak ilmu yang saya dapat, banyak ilmu yang enggak saya dapat di kursus, tapi secara pengalaman dan ilmu ada yang bisa saya dapat di sini," tutur Nova baru-baru ini di kanal Youtube Bola Bung Binder.
"STY pertama kali datang adalah mengubah mental pemain, itu menjadi concern agar bagaimana punya mental pantang menyerah, tidak mau kalah, bersyukur kita bisa melihat Timnas kita punya pemain dengan mental yang cukup baik."
"Terlepas dari pemain diaspora, kita bisa melihat Rizky Ridho, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman, dan Ernando Ari progresnya luar biasa. Kemudian soal disiplin, yang bisa saya bentuk di Timnas Indonesia U-17, disiplin yang kuat selain soal taktikal," lanjut Nova.
Soal Potensi Timnas Indonesia U-17
Kini Nova Arianto mengantarkan Timnas Indonesia melaju jauh di Piala Asia U-17 2025, juga tiket tampil ke Piala Dunia U-17 2025.
Sebelumnya Garuda Muda hanya menang 1-0 di laga pertama saat melawan Korea Selatan. Namun bersua Yaman, Evandra Florasta dan kawan-kawan bermain lebih agresif untuk menang 4-1.
Apa kuncinya? Menurut sang juru taktik Nova Arianto, anak asuhnya memperlihatkan mental dan visi bermain yang bagus.
"Saya lihat semua pemain sangat luar biasa, secara mental, visi, dan pemahaman tentang kritikal, jadi semoga pemain bisa lebih berkembang lagi ke depannya," kata Nova usai laga di Stadion Prince Abdullah Al Faisal Sports City, Jeddah, Arab Saudi.
Tidak ketinggalan, Nova Arianto memuji PSSI selaku federasi tertinggi sepak bola di Indonesia karena telah banyak membantu memenuhi kebutuhan tim.
"Saya bersyukur dan semua ini berkat dari PSSI juga, yang selama ini sangat mendukung kami, sehingga hasil yang kami dapat maksimal, jadi semoga ini menjadi harapan ke depan," ujar Nova memungkasi.