Bola.com, Kudus - Siapa menyangka memiliki putri yang cantik dan belia, para orang tua harus melihat mereka bermain sepak bola. Itulah gambaran yang sempat dirasakan beberapa ibu dari anak-anak putri yang mengikuti MilkLife Soccer Challenge All Stars.
Dulu banyak yang mempertanyakan kepastian masa depan ketika seorang anak yang tinggal di Indonesia memiliki cita-cita menjadi pesepak bola. Bayangkan jika itu dirasakan oleh orang tua yang bukan harus melihat putranya bersepak bola, tapi justru putrinya.
Logika tersebut yang kemudian dipatahkan oleh orang tua yang memberikan dukungan kepada anak-anak putrinya saat MilkLife Soccer Challenge berlangsung.
Setidaknya itu yang dilihat oleh Bola.com saat hadir langsung di MilkLife Soccer Challenge All Stars di Kudus, Jawa Tengah, 24-26 Januari 2025.
Tribune dari Supersoccer Arena ramai diisi oleh keluarga, terutama pada Sabtu dan Minggu. Banyak orang tua peserta hadir, terutama sang ibu dari anak-anak yang tampil di turnamen ini.
Bola.com pun sempat menyapa tiga ibu dari peserta MilkLife Soccer Challenge yang tak ragu untuk berbagi perasaan tentang keputusan anak-anak mereka menjadi pesepak bola.
Berita Video Vlog Bola.com kali ini bakal ditemani Jurnalis Bola.com, Benediktus Gerendo Pradigdo yang melihat keseruan para bibit-bibit pesepak bola putri Indonesia ini bersaing dalam ajang MlikLife Soccer Challenge.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ada juga yang Langsung Mendukung, Tak Sedikit yang Awalnya Melarang
Melarang anak putrinya bermain sepak bola, itu tentu menjadi hal yang wajar dan masuk akal dari seorang ibu. Hal itu juga yang dialami ibu Mela Damayanti, orang tua dari kapten Surabaya All Stars, Locita Waranggani.
"Terus terang saya enggak dukung, ayahnya yang dukung banget. Saya dukungnya malah menari, karena saya dulu kan penari," ungkap ibu Mela kepada Bola.com.
"Kemudian dia ngotot bahkan sampai marah. Akhirnya saya bilang begini: 'Kalau kakimu kalau sakit gimana?' Dia bilang 'enggak apa-apa'," kisah ibu dari Locita yang memang tampil luar biasa dan lolos sebagai salah satu dari 24 pemain yang akan mengikuti turnamen di Singapura itu.
Hal serupa juga dirasakan oleh ibu Erika, orang tua dari pemain andalan Solo, Nabila Amira. Sang ibu yang ditemui Bola.com di sela-sela final MLSC All Stars itu mengakui bahwa dirinya melarang pada awalnya, tapi sang anak tidak mau menuruti kemauannya.
"Itu sudah jadi hobi dia sih, dilarang pun di tetap main bola. Saya tentu melarang awalnya. Ia sering main di lapangan sekolah, di pinggir jalan. Saya melarang terus sampai akhirnya malah dari pihak sekolah ada event seperti ini, ya akhirnya saya mendukung saja," ungkap Ibu Erika.
Respons berbeda justru diberikan oleh Ibu Widya, orang tua dari pemain Kudus all Stars, Reranthera Aluna Addya Putri. Sejak awal ibu Widya mendukung penuh anaknya untuk bermain sepak bola karena menganggapnya sebagai hal positif.
"Kalau saya, apa pun itu, asal positif ya saya dukung. Satu, olahraga itu untuk kesehatan. Kemudian bukan hanya karena olahraganya saja, di situ ada latihan fisik, tanggung jawab. Jadi selama itu positif, kenapa enggak?" ujar Ibu Widya kepada Bola.com.
"Alhamdulillah, anak saya sampai di titik ini. Jadi sebagai orang tua, ini merupakan prestasinya yang luar biasa. Jadi sekali lagi, kenapa tidak?" lanjutnya.
Meluluhkan Hati dan Kini Mendukung Penuh
Ibu Mela juga bercerita bagaimana akhirnya keseriusan Locita untuk terus bermain sepak bola membuat hatinya akhirnya luluh. Kini ia pun memberikan dukungan penuh terhadap keinginan anaknya menjadi pesepak bola putri di Indonesia.
"Melihat motivasinya, semangatnya yang luar biasa, di mana dia setiap hari latihan, tidak ada liburnya. Akhirnya saya luluh, saya memantapkan hati, restu saya akhirnya membawa Locita bisa sampai di titik ini. Sekarang saya mendukung penuh," ujarnya.
Bahkan melihat sang anak harus kesakitan karena cedera minor yang dirasakan karena bermain sepak bola, walau merasa miris, tapi ia selalu ingin memberikan dukungan utnuk sang putri.
"Sebenarnya ini bukan yang kali pertama. Dulu pernah kena perut, kena kaki. Beberapa kali saya sempat khawatir, tetapi ya itu tadi. Saya harus mendukung dia," ujar Ibu Mela.
"Walau dalam hati ini miris, tapi saya harus mendukungnya supaya dia tetap semangat," lanjutnya.
Mendukung hingga Membayangkan Timnas Indonesia Putri
Begitu penuhnya mendukung anak-anaknya untuk terus bermain sepak bola membuat orang tua pun pada akhirnya ikut membayangkan mimpi dari anak-anaknya. Apalagi jika bukan Timnas Indonesia.
Setiap pesepak bola tentu memimpikan tampil membela negaranya di Piala Dunia. Begitu pun anak-anak di MilkLife Soccer Challenge yang begitu mengidolakan kakak-kakaknya di Timnas Indonesia putri dan juga ingin bisa mengenakan jersey dengan lambang Garuda di dada suatu saat nanti.
"Saya sangat mendukung sekali dan berharap suatu saat nanti Timnas Indonesia kita bisa lolos ke Piala Dunia Wanita," ujar Ibu Widya, orang tua dari Aluna Addya Putri.
Sementara ibu Erika menegaskan dukungannya hingga berdoa agar anaknya bisa melangkah hingga memperkuat Tim Garuda Pertiwi.
"Saya kasih dia bermain sepak bola, mendukung penuh. Semoga bisa menembus Timnas Indonesia," ujarnya.