Bola.com, Jepara - Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos, berharap anak asuhnya belajar dari catatan perolehan kartu pada empat pertandingan awal di BRI Super League 2025/2026.
Ia menginginkan anak asuhnya bermain agresif, tetapi tetap memperhatikan batas.
Pada awal musim ini, catatan kartu yang diperoleh Persijap Jepara telah mencapai level yang relatif mengkhawatirkan. Sebab, mereka telah mengantongi total 14 kartu kuning dan tercatat sebagai kolektor terbanyak di BRI Super League 2025/2026.
Sebetulnya, jumlah kartu kuning ini sudah menurun drastis pada laga terakhir melawan Arema FC. Meski hanya mendapat satu kartu kuning, Laskar Kalinyamat dapat problem lain lantaran gelandang asingnya, Alexis Gomes, diganjar kartu merah.
Pemain asal Argentina itu terlibat perselisihan dengan Betinho. Keduanya pun akhirnya diusir oleh wasit karena terlibat insiden saling sikut.
Mario Lemos mengakui jika ini merupakan hal yang berlebihan.
"Saya memang sering meminta pemain bermain agresif. Tetapi, ini ada batasnya. Namun, pada laga terakhir melawan Arema FC, saya rasa Alexis telah melewati batasnya," ujar pelatih asal Portugal tersebut.
Gelandang timnas Indonesia, Thom Haye, akhirnya berseragam Persib. Tak hanya itu, kejutan lainnya adalah hadirnya bek asal Italia, Federico Barba. Pengumuman ini dilakukan dengan cara unik, langsung lewat TVRI Jawa Barat!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bisa Merugikan Tim
Mario tak menampik kealpaan semacam ini bisa saja terjadi. Namun, dia mengingatkan semua pemainnya untuk bisa menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan tim, terutama soal kartu merah.
"Soal apa yang dilakukan Alexis, saya memakluminya karena semua pemain pasti bisa melakukan kesalahan. Namun, hal yang dilakukan Alexis ini bisa membahayakan tim sendiri," sentil Mario Lemos.
"Padahal, kepentingan tim adalah hal yang utama. Itu yang saya tekankan. Saya pikir, intensitas permainan saat kami bermain melawan Arema FC di kandang sendiri tak jauh berbeda ketika kami menghadapi Persib," imbuhnya.
Hormati Fair Play
Menurut Mario, bermain agresif memang sangat penting bagi Persijap. Akan tetapi, anak asuhnya juga harus menghormati asas fair play dalam sebuah permainan. Dia tak ingin agresivitas ini muncul secara berlebihan hingga muncul intensi untuk melukai pemain lawan.
"Namun, saya tak ingin intensitas yang berlebihan. Kami tentu tidak ingin mencederai pemain lawan. Kami tidak ingin bermain nakal dan tidak menghormati asas fair play. Kami harus tetap bermain agresif, tetapi menghormati fairplay," kata Mario.
"Sedangkan saat melawan Arema FC, saya merasa kedua pemain memang terlibat friksi. Namun, saya ingatkan kepada pemain bahwa yang harus diutamakan adalah kepentingan tim," katanya lagi.
Pahami Batas
Juru taktik tim berusia 39 tahun itu berharap, para pemainnya bisa belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Ia tak ingin Persijap bermain secara berlebihan, meskipun dituntut tampil agresif di atas lapangan.
"Kami ingin tetap bermain agresif, tetapi harus menghormati batas fairplay. Kami tidak boleh memukul pemain lawan dan melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan tim," tegas Mario.