BRI Super League: Diterpa Isu Keterlambatan Gaji Pemain, Manajer PSBS Biak Akui Manajemen Sempat Terkendala Finansial

Bola.com, Jakarta Manajer PSBS Biak, Alexander Yarangga, akhirnya angkat bicara mengenai isu penunggakan gaji pemain yang sempat menjadi perbincangan publik.

Klub berjulukan Badai Pasifik itu dikabarkan belum membayar gaji pemain dan official pelatih selama dua bulan terakhir. Salah satu penyebabnya karena mereka kesulitan mencari sponsor untuk mendanai musim kompetisi.

Akibatnya, bagian depan jersey PSBS tampil polos tanpa sponsor dalam tujuh laga awal BRI Super League 2025/2026. Barulah pada Oktober lalu, dua sponsor yakni Bank Papua serta Ulam Laut terpampang di seragam tempur mereka.

"Untuk sponsorship yang sudah menandatangani kontrak bersama kami ada apparel RMB, Ulam Laut dan sementara yang ketiga kami menunggu waktu saja rencananya akhir bulan ini kami penandatanganan MoU atau kerja sama dengan Bank Papua," ujar Alexander Yarangga di Sleman, Senin (17/11/2025).

"Kalau melihat dari beberapa persiapan terakhir memang sebelum Bank Papua masuk, kita kami sedikit terkendala. Tapi setelah ada kesepakatan antara kedua pihak melalui pembahasan dari pihak sponsor sudah deal, tinggal tunggu waktu untuk penandatanganan MoU," jelasnya.

Soal keterlambatan pembayaran gaji pemain, Alexander Yarangga tidak menampik. Dia mengatakan, pada awal musim ini kondisi keuangan klub masih belum stabil.

"Untuk pemain memang ada bergeser di tanggal penggajian, karena kita mengingat pencairan dari beberapa sponsor ini berada di akhir bulan. Untuk itu, memang ada isu-isu yang mengatakan keterlambatan gaji," katanya.

"Ya, di awal memang terlambat cuma kalau menghitung secara profesional, itu dihitung sesuai hari kerja. Tapi yang terjadi kemarin sebelum mereka kerja kami sudah gaji."

"Ini yang mungkin agak sedikit keliru dari teman-teman pemain dan official. Namun, kami akan upayakan untuk semua diselesaikan," sambung Alexander Yarangga.

Badai Pasifik jadi satu di antara klub Indonesia yang terkena ban transfer FIFA. Dalam situsnya, induk organisasi sepak bola dunia itu menghukum PSBS larangan melakukan aktivitas di bursa transfer untuk tiga periode ke depan.

Bukan hanya sekali, armada Divaldo Alves itu muncul dua kali dalam daftar larangan regristrasi FIFA per 20 Oktober 2025 dan 6 November 2025. Hal ini diketahui lewat situs, https://knowledge.fifa.com/registration-bans.

Selain PSBS, ada beberapa klub Tanah Air termasuk PSM Makassar yang masuk dalam daftar ini. Mereka tidak diperbolehkan mendaftarkan pemain dalam berbagai kesempatan.

Registrations bans biasanya diberikan kepada klub yang melanggar regulasi transfer. Dua di antaranya yakni kewajiban pembayaran yang jatuh tempo dan pemutusan kontrak tanpa alasan yang sah.

Menariknya, kedua tim yang masih terkena sanksi larangan transfer FIFA itu bakal saling berhadapan pada pekan ke-12 BRI Super League di Stadion BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (21/11/2025), pukul 15.30 WIB.

"PSM adalah salah satu tim yang sudah berpengalaman di kompetisi Indonesia, tim yang punya nama besar dan kualitas pemain sangat baik. Tapi bukan berarti PSBS ke sana untuk jalan-jalan, tidak. Kami tetap berkomitmen untuk merebut poin di kandang PSM," tegas Alexander Yarangga.

"Apapun situasinya, kami tetap berusaha untuk bisa mencuri poin di PSM mengingat kita sementara oke keluar dari zona degradasi, tapi tetap kami berupaya lebih baik lagi untuk menghindari zona degradasi," pungkasnya.