Bola.com, Jakarta Bek Madura United, Ruxi ikut bersuara terhadap kasus bullying yang menimpa Hokky Caraka. Penggawa Timnas Indonesia U-23 itu mendapat komentar tak senonoh di sosial medianya.
Dalam turnamen Piala AFF U-23, permainan pemuda berusia 20 tahun itu terbilang mengecewakan. Sebagai striker, dia gagal mencetak satu gol pun dalam tiga laga.
Netizen yang gemas dengan aksinya, tak sungkan melempar kritik tajam. Tetapi sayangnya, beberapa hujatan yang diterimanya bersifat melecehkan kekasihnya, Jessica Rosmaureen.
Hokky lantas melayangkan somasi kepada lima akun Instagram yang dinilai keterlaluan. Mereka memilih menyerang kehidupan pribadinya ketimbang performanya.
"Hormati para pemain sepak bola. Kritik adalah bagian dari permainan, dan kami menerimanya. Tapi tidak dengan penghinaan," buka Ruxi.
"Pemain sepak bola juga manusia dan pantas mendapat penghormatan seperti orang lain. Pikirkan dua kali sebelum menghina seseorang di media sosial," tambahnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesehatan Mental Pemain
Sebagai pemain profesional, Ruxi menyadari ekspektasi fans merupakan bagian dari pekerjaannya.
Hanya saja, beberapa orang memilih bertindak melampaui batas.Pria asal Spanyol itu mengingatkan bagaimana hujatan yang disampaikan suporter bisa memengaruhi psikis. Jika dilakukan secara berlebihan, justru dapat merusak karier sang pemain itu sendiri.
"Kita perlu berhati-hati dengan kesehatan mental. Saya tahu banyak pemain yang mendapat komentar seperti ini dan benar-benar dapat merusak kesehatan mental mereka dan keluarga mereka. Kita perlu menghormati pemain sepak bola," jelasnya.
Topeng Media Sosial
Satu tahun berada di Indonesia memberikan pandangan yang lebih luas baginya.
Ruxi mengaku heran dengan tingkah netizen tanah air yang kadang kelewat batas.Menurutnya, fans dunia maya ibarat menggunakan topeng. Mereka bisa membully siapapun yang mereka kehendaki.
"Saya tidak mengerti mengapa orang bisa begitu tidak sopan di media sosial, tetapi begitu baik di dunia nyata. Semua orang yang saya temui langsung di Indonesia bersikap baik dan hormat kepada saya," keluhnya.
Bijak Bermedia Sosial
Sebagai pengguna sosial media, Ruxi mengaku lebih suka menggunakannya untuk hal-hal positif. Seperti terhubung dengan rekan dan keluarganya atau bahkan untuk berbagi pengetahuannya.
Pemain yang memiliki lisensi kepelatihan A Eropa ini memang kerap mengulas taktik sepak bola. Ia bahkan membuat proyek The Game Changer untuk mewadahi para analis di Indonesia.
"Media sosial adalah dunia yang berbeda. Saya lebih suka menggunakan media sosial untuk menginspirasi, belajar, dan terhubung dengan orang lain, tetapi beberapa orang justru menggunakannya untuk menghina dan tidak menghormati orang lain," katanya.
Mencoreng Nama Indonesia
Pemain yang memiliki nama lengkap Roger Bonet Badia itu berharap kasus Hokky Caraka jadi yang terakhir. Dirinya berharap publik mengambil pelajaran.Kejadian ini secara langsung memperburuk citra bangsa Indonesia di ranah media sosial. Sebab, bukan sekali ini saja mereka menyerang seorang public figure.
"Masyarakat Indonesia tidak seperti itu. Hanya karena segelintir orang melakukan hal ini, citra orang Indonesia pun hancur. Saya punya banyak teman Indonesia yang tidak akan pernah melakukan hal seperti ini," tutupnya.