Bola.com, Sleman - PSS Sleman belum beranjak dari dasar klasemen BRI Liga 1 2024/2025. Tim berjulukan Super Elang Jawa tersebut menempati posisi ke-18 dengan torehan 22 poin.
Sederet catatan buruk mengiringi kiprah PSS musim ini. Pasukan Pieter Huistra tersebut berstatus tim dengan kekalahan terbanyak, yakni 17 kali. Disusul Semen Padang dengan 16 kalah.
Sejauh ini, Tim Elang Jawa hanya mampu mengukir tujuh menang dan empat kalah. Mencetak 33 gol serta kemasukan 43 kali dari 28 pertandingan yang dijalani.
Performa PSS Sleman menjadi sorotan sepanjang musim ini. Penampilan angin-anginan terlihat sejak awal musim. Maka tak heran kalau saat ini mereka terperosok ke jurang degradasi BRI Liga 1.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kekalahan Menyesakkan
Terbaru, PSS harus mengakui keunggulan PSBS Biak dengan skor 1-2 pada laga pekan ke-28 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat (11/4/2025) sore WIB. Kekalahan yang begitu menyesakkan buat Tim Elang Jawa.
Tim berlogo Candi itu unggul lebih dulu via Kevin Gomes pada menit ke-33. Namun, PSBS sukses membalikkan keadaan pada paruh kedua lewat Williams Lugo pada menit ke-67 dan Ariel Nahuelpan (73').
Hasil minor tersebut meninggalkan kekecewaan bagi skuad PSS. Tidak hanya karena terkena comeback tuan rumah, Tim Elang Jawa juga merasa dirugikan oleh wasit Video Assistant Referee (VAR) pada laga ini.
Pelatih PSS, Pieter Huistra sebelumnya menumpahkan kekesalan saat sesi konferensi pers seusai laga. Dia menyebut, keputusan wasit yang tak memberikan penalti setelah Nicolao Cardoso dilanggar kiper lawan pada menit ke-48 merugikan timnya.
Seharusnya Penalti
Nicolao Cardoso juga angkat bicara mengenai insiden tersebut. Mantan winger Napoli itu meyakini bahwa penjaga gawang PSBS, Pualam Bahari melakukan pelanggaran kepadanya.
"Saya percaya saya berkata jujur, berdasarkan bertahun-tahun pengalaman saya sebagai pemain sepak bola profesional di mana saja, saya bisa bilang kalau kiper itu menyentuh saya (di dalam kotak), maka semestinya penalti," keluh Nico.
Semula wasit utama Gedion Dapaherang mengisyaratkan adanya pelanggaran dan menghadiahi PSS penalti. Namun, intervensi VAR membuat pengadil menganulir hadiah sepakan 12 pas untuk Tim Elang Jawa.
Andai penalti diberikan, hasil akhir laga bisa saja berbeda. Pieter Huistra meyakini hal itu. Arsitek asal Belanda tersebut berujar, keputusan pengadil lapangan memberikan pengaruh besar pada laga ini.
Bangkit di Rumah Sendiri
Musim ini BRI Liga 1 menyisakan enam laga lagi. PSS bakal berhadapan dengan Dewa United, Persib Bandung, PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, dan Madura United.
Pekan depan PSS dijadwalkan menjamu Dewa United di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada matchday ke-29 BRI Liga 1. Laga itu menjadi momentum Tim Elang Jawa bermain di rumah sendiri.
Sebelumnya, PSS menjadi tim musafir karena Maguwoharjo dilakukan direnovasi hingga lebih dari setahun. Selama perbaikan, PSS menjamu lawan-lawannya di Stadion Manahan, Kota Solo.
"Jika saya melihat pertandingan sebelum lawan PSBS, performa tim sudah lebih baik dan itu bagus untuk diketahui dan modal bagus untuk enam laga sisa," ujar Pieter Huistra.