Tur Pramusim Klub Eropa 2025 dan Potensi Besar Pasar Bola Indonesia yang Terlupakan

2 days ago 15

Bola.com, Jakarta - Musim panas 2025 atau Mei-Juli mendatang kembali diramaikan oleh tur pramusim klub-klub elite Eropa ke Asia.

Para raksasa seperti Manchester United, Liverpool, Arsenal, Tottenham Hotspur, Newcastle United, Barcelona, dan AC Milan telah mengonfirmasi jadwal untuk tampil di berbagai kota di Asia Timur dan Tenggara.

Namun, satu hal yang mencolok—Indonesia, meski dikenal sebagai satu di antara pasar sepak bola terbesar di Asia bahkan dunia, kali ini tidak menjadi destinasi. Yap, sejauh ini tidak ada satu pun klub mancanegara, terutama dari Eropa yang mampir ke negara tercinta, Indonesia.

Padahal, euforia sepak bola di Tanah Air sangat tinggi. Media sosial klub-klub Eropa dibanjiri komentar dari fans Indonesia yang meminta agar mereka menggelar laga di Jakarta atau kota besar lainnya.

Kalangan penggemar di Indonesia gigit jari, bisa jadi memendam kecewa mengapa klub yang disukai enggan menyambangi mereka di Jakarta, atau bahkan kota besar lainnya di Indonesia.

Mereka terpaksa terbang ke luar negeri untuk menjemput kegembiraan berjumpa pemain-pemain idola di klub kesayangan.

Berita Video, Crystal Palace kalahkan Fulham 3-0 dalam laga yang berlangsung Sabtu (29/3/2025)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Jadwal Tur Pramusim Klub Eropa ke Asia

Berikut ini adalah jadwal yang telah dikonfirmasi klub-klub peserta tur pramusim di Asia:

Manchester United

  • 28 Mei: vs ASEAN All Stars – Kuala Lumpur, Malaysia
  • 30 Mei: vs Hong Kong XI – Hong Kong

Liverpool

  • 26 Juli: vs  AC Milan – Hong Kong
  • 30 Juli: vs Yokohama F. Marinos – Jepang

Arsenal

  • 23 Juli: vs AC Milan – Singapura
  • 27 Juli: vs Newcastle United – Singapura
  • 31 Juli: vs Tottenham Hotspur – Hong Kong

AC Milan

  • 23 Juli: vs Arsenal – Singapura
  • 26 Juli: vs Liverpool – Hong Kong

Tottenham Hotspur

  • 31 Juli: vs Arsenal – Hong Kong

Newcastle United

  • 27 Juli: vs Arsenal – Singapura

Barcelona (jadwal dan lawan TBD)

  • Dua laga di Korea Selatan
  • Satu atau dua laga di Jepang

Kunjungan Istimewa

Bagi beberapa klub, tur pramusim 2025/2026 ke Asia menjadi hal istimewa. Newcastle United yang akan menyambangi Singapura misalnya, ini menjadi kunjungan pertama The Magpies ke Negara 1000 Denda itu sejak 29 tahun silam.

Klub Premier League ini kali terakhir bersua fans di Singapura terjadi pada musim panas 1996. Ketika itu Kevin Keegan's Entertainers memukau 50.000 penonton di Stadion Nasional lama dengan kemenangan 5-0 atas 'S-League All Stars' Singapura.

Pemain baru yang memecahkan rekor dunia, Alan Shearer, bahkan diperkenalkan kepada penonton sebelum pertandingan dimulai.

Lalu, Manchester United. Setan Merah kali terakhir mengunjungi Kuala Lumpur pada 2009, dan Hong Kong tahun 2013.

Klub Premier League lainnya, Tottenham Hotspur dan Arsenal akan bentrok dalam 'derbi London Utara' di Hong Kong. Ini menjadi kali pertama derbi tersebut digelar di luar Inggris Raya.

"Hanya ada sedikit acara yang lebih besar dalam sepak bola Inggris daripada derbi London utara dan memainkan pertandingan ini di Hong Kong akan menjadi acara yang sangat besar bagi basis penggemar kami yang penuh semangat di seluruh Asia, serta memberikan persiapan yang ideal bagi tim menjelang musim baru," kata Ryan Norys, Chief Revenue Officer Tottenham Hotspur.

Mengapa Klub-Klub Eropa Tur ke Asia?

Sebelum mengulas soal absennya Indonesia, perlu untuk memahami mengapa Asia begitu penting dalam kalender pramusim klub-klub Eropa.

1. Pasar Komersial yang Menggiurkan

Asia adalah kawasan dengan jumlah populasi terbanyak di dunia. Negara-negara seperti China, Indonesia, dan India menjadi pasar besar untuk penjualan merchandise, hak siar, dan kampanye sponsor global.

2. Basis Fans yang Fanatik dan Loyal

Banyak klub besar Eropa memiliki basis fans yang masif di Asia. Manchester United, misalnya, mengklaim memiliki lebih dari 250 juta fans di Asia. Liverpool, AC Milan, dan Barcelona juga secara rutin masuk daftar klub dengan pengikut media sosial terbanyak dari wilayah Asia.

"Kami berharap dapat membawa ratusan juta penggemar kami di Asia lebih dekat ke klub yang mereka cintai," kata Ben Latty, Chief Commercial Officer Liverpool.

"Perjalanan kami akan memberi kami kesempatan untuk terhubung dengan para pendukung kami di kawasan yang indah ini, dengan pertandingan melawan AC Milan dan Newcastle United yang menjanjikan akan menghasilkan dua pertandingan yang menarik, memberikan persiapan berkualitas tinggi bagi skuad menjelang musim baru," imbuh Richard Garlick, Managing Director Arsenal, bicara tentang kunjungan klub ke Asia.

Mengapa Klub-Klub Eropa Tur ke Asia?

3. Sumber Pendapatan Tambahan

Dengan harga tiket yang bisa dijual tinggi dan stadion yang penuh sesak, klub bisa mengantongi jutaan dolar hanya dari satu pertandingan tur.

Sponsor lokal juga berebut untuk terlibat, menjadikan tur pramusim sebagai ladang uang yang subur.

Barcelona misalnya, mengutip FCBN, diharapkan klub memperoleh pendapatan antara 15 dan 20 juta euro (sekitar Rp287 miliar-Rp382,5 miliar) dari perjalanan pramusim ke Asia nanti.

Sementara Omar Berrada, Chief Executive Officer Manchester United, menyatakan bahwa jadwal pertandingan tur pramusim menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan yang membantu memperkuat klub sehingga klub dapat terus berinvestasi dalam kesuksesan di lapangan.

4. Misi Brand Expansion

Klub-klub ingin mendekatkan diri dengan pasar fans Asia secara langsung. Tur pramusim menjadi kesempatan bagi mereka untuk menjangkau penggemar baru dan memperkuat loyalitas yang sudah ada, terutama di negara-negara yang dianggap sebagai "emerging market" sepak bola.

"Ya, kami memiliki kesempatan luar biasa lainnya untuk bertemu dan berinteraksi dengan para pendukung dan mitra kami di pasar yang menarik," kata Peter Silverstone, Chief Commercial Officer Newcastle United.

"Jadwal tur pramusim ini juga menciptakan peluang unik bagi kami untuk berkolaborasi dengan mitra komersial kami yang berharga, dan untuk mempererat hubungan dengan para penggemar kami di kawasan seperti Asia," tambah Omar Berrada.

Indonesia Kembali Terlewat: Ironi Pasar Besar yang Sepi Gaung

Melihat riuhnya Asia dengan kedatangan klub-klub besar Eropa, wajar bila muncul pertanyaan: Mengapa Indonesia, negara dengan basis suporter besar dan fanatisme tinggi, kali ini tidak masuk radar?

Padahal, apabila mencari "pembanding", Indonesia tahun lalu terbilang mampu menyelenggarakan event berskala besar seperti konser musik musisi ternama mancanegara.

Tahun 2024 mencatat penampilan dari Bruno Mars, Ed Sheeran, IU, NCT Dream, ENHYPEN, aespa, dan masih banyak lagi lainnya di Jakarta yang terbilang berlangsung lancar dan dipadati penggemar. 

Lalu, pada awal 2025 ada Greenday, Linkin Park, The Script, dan sebagainya.

Akan tetapi, yang berhasil menarik perhatian klub-klub Eropa untuk bermain pramusim pada musim panas 2025 ini justru negara-negara tetangga: Malaysia, Singapura, dan negara di kawasan Asia Timur, seperti  Jepang, dan Hong Kong.

Mengapa Klub Eropa Enggan ke Indonesia?

Kendati sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia, klub-klub Eropa memilih melewati Indonesia dalam tur pramusim mereka. Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab.

1. Infrastruktur Stadion yang Masih Terbatas

Kendati Indonesia memiliki Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang megah dan berstandar internasional, ketersediaan stadion modern lainnya di kota-kota besar masih minim. Bandingkan dengan Jepang atau Singapura yang memiliki lebih dari satu venue berkelas dunia.

Negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong menawarkan stadion modern dengan fasilitas premium, terkait fasilitas, keamanan, dan kenyamanan penonton serta pemain yang menjadi daya tarik bagi klub dan promotor.

2. Masalah Logistik dan Operasional

Penyelenggaraan laga internasional di Indonesia kerap menghadapi tantangan birokrasi dan perizinan yang kompleks. Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara tetangga yang menawarkan proses lebih cepat dan transparan bagi kalangan promotor.

3. Keterlibatan Pemerintah yang Kurang Aktif

Negara-negara seperti Singapura dan Jepang memiliki lembaga khusus yang aktif mendukung event olahraga dan hiburan internasional, seperti misalnya Singapura dengan Singapore Tourism Board-nya.

Singapore Tourism Board (STB) secara terbuka bermitra dengan promotor dan bahkan klub atau manajemen artis demi membawa kegiatan global ke Singapura. Tidak hanya menyediakan infrastruktur dan dana, STB juga berperan dalam promosi, logistik, dan bahkan jaminan keamanan.

Lalu, pemerintah mereka menjalin hubungan langsung dengan klub-klub besar dan menawarkan berbagai insentif, termasuk bebas pajak dan kemudahan logistik.

Malaysia melalui Kementerian Pariwisata dan Budaya juga memiliki pendekatan serupa. Tur Manchester United ke Kuala Lumpur pada Mei 2025, termasuk laga melawan ASEAN All Stars, dikabarkan mendapat dukungan penuh dari otoritas pariwisata dan badan promosi olahraga.

Mengapa Klub Eropa Enggan ke Indonesia?

4. Daya Beli dan Target Pasar

Meski jumlah fans di Indonesia sangat besar, daya beli rata-rata masih menjadi pertimbangan. Klub-klub top Eropa ingin memastikan tiket pramusim mereka bisa dijual dalam harga premium, sesuatu yang lebih mudah dilakukan di Singapura, Jepang, atau bahkan Hong Kong.

5. Reputasi dan Stabilitas

Indonesia masih membawa citra sebagai negara yang belum stabil sepenuhnya dari segi pelaksanaan event olahraga, khususnya setelah beberapa insiden pada liga domestik atau event skala besar sebelumnya. Ini menjadi kekhawatiran sponsor dan mitra dagang klub-klub internasional.

6. Prioritas Klub dan Sponsor

Banyak klub Eropa memiliki sponsor utama atau mitra bisnis regional di negara-negara tujuan tur mereka. Misalnya, Liverpool didukung oleh Japan Airlines untuk tur Asia 2025 sehingga Jepang dan Hong Kong menjadi prioritas utama.

Tantangan Besar

Indonesia sejatinya punya semuanya: jumlah fans luar biasa, media sosial yang aktif, dan sejarah panjang penyelenggaraan laga besar (terakhir Piala Dunia U-17 FIFA 2023), sehingga sangat layak menjadi bagian dari peta tur pramusim klub-klub dunia.

Namun, secara struktur, masih ada tantangan besar. Daya tarik Indonesia sebagai destinasi tur pramusim klub-klub Eropa masih terbentur faktor infrastruktur, regulasi, dan strategi promosi.

Sementara negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, memanfaatkan dukungan pemerintah dan industri hiburan yang kuat untuk menarik klub dan artis besar.

Jika Indonesia ingin menjadi destinasi utama, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, industri olahraga, dan hiburan untuk memperbaiki infrastruktur, mempermudah regulasi, dan meningkatkan promosi internasional.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan menjadi pasar besar, tetapi juga pusat event olahraga dan hiburan kelas dunia.

Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |