Bola.com, Jakarta Perjalanan Timnas Indonesia U-17 terhenti di babak perempat final Piala Asia U-17 2025. Pasukan Nova Arianto digasak enam gol tanpa balas oleh Korea Utara.
Enam gol bersarang ke gawang Dafa Al Gasemi lahir melalui aksi Choe Song-hun (menit ke-7), Kim Yu-jin (19'), Ri Kyong-bong (48'), Kim Tae-guk (60'), Ri Kang-rim (61'), dan Pak Ju-won (77').
Hasil itu menyudahi perjalanan Timnas Indonesia U-17 yang sebelumnya mencatat tiga kemenangan di fase grup masing-masing atas Korea Selatan (1-0), Yaman (4-1), dan Afganistan (2-0). Meski kalah di perempat final, Evandra Florasta dkk. sudah berhasil mengamankan tiket tampil di Piala Dunia U-17 November mendatang di Qatar.
Pengamat sepak bola Indonesia, Anton Sanjoyo menganggap bahwa kekakalahan Timnas Indonesia dengan skor 0-6 kemarin bukanlah sesuatu yang perlu dipersoalkan secara berlarut-larut. Sebelumnya ia sudah menegaskan bahwa Indonesia U-17 dengan Korea Utara U-17 memang beda kelas.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memuaskan di Fase Grup
Sebelum kekalahan telak dari Korea Utara, penampilan Timnas Indonesia U-17 bisa dibilang memuaskan pada fase grup. Pertahanan Timnas Indonesia U-17 layak diacungi jempol karena belum pernah kebobolan melalui gol dari skema open play.
Dari tiga pertandingan yang dijalani, Timnas Indonesia U-17 baru kemasukan sebiji gol lawan. Satu-satunya gol datang dari pemain Yaman, M. Al-Garash dari titik putih pada pertandingan kedua.
Di sisi lain, produktivitas gol Garuda Muda juga oke dengan mencetak tujuh gol ke gawang lawan dan cuma kemasukan satu gol, membuat Timnas Indonesia U-17 termasuk punya statistik keren selama fase grup Piala Asia U-17 2025.
Punya selisih +6 gol, membuat Garuda Muda disamai Korea Selatan U-17, menjadi tim kedua dengan selisih gol terbaik setelah Uzbekistan yang mencatat surplus 7 gol.
Rata-rata Timnas Indonesia U-17 menciptakan 2,3 gol di setiap pertandingannya. Evandra Florasta masih menjadi top scorer di timnya dengan tiga gol. Disusul Zahaby Gholy dan Fadly Alberto dengan masing-masing menorehkan dua gol.
Terus Berkembang
Bagi Anton Sanjoyo, masa depan Timnas Indonesia U-17 masih panjang dan banyak hal yang terus dikembangkan. Kekalahan telak dari Korea Utara bukan berarti seperti kiamat.
"Saya melihat pemain-pemain Indonesia masih sangat muda, usianya mungkin belum sampai 17 tahun rata-rata mungkin 16 tahun yang artinya ruang untuk berbuat kesalahan dan ruang untuk improvement itu juga masih sangat banyak," terangnya dalam perbincangan di program acara Nusantara TV.
"jadi enggak perlu berlarut-larut ini kok kalahnya 0-6 di level junior. Perlu diingat, di level kelompok umur Indonesia pernah mengalahkan Jerman 11-0 di level ketika saya bawa tim turnamen Gothia. Tapi apakah Indonesia lebih hebat dari Jerman untuk level seniornya? Tentu tidak begitu jadi kita enggak bisa melihat sebetulnya apakah kekalahan ini Indonesia betul-betul jelek tapi kita harus melihat secara utuh."
Buktikan di Piala Dunia U-17
Di Piala Dunia U-17 nanti, Timnas Indonesia akan bertemu tim-tim yang secara kualitas jauh lebih kuat lagi. Bukan hanya Korea Utara yang sasama wakil Asia, ada Brasil, Argentina, Inggris, Italia, Prancis, hingga juara bertahan Jerman.
"Piala Dunia U-17 nanti yang itulah yang akan Indonesia hadapi, bukan seperti Yaman yang seperti sekarang. Tapi yang namanya kelompok umur katakanlah nanti di Piala Dunia kalaupun tidak terlalu perform meski dengan persiapan yang sangat matang juga enggak apa-apa, enggak ada masalah," lanjut Bung Joy. "Sesuatu yang biasa dalam persaingan di turnamen kelompok umur. Di luar sana tidak akan menjadi heboh sebetulnya. Cuma di Indonesia kadang-kadang heboh banget."
"Korea Selatan dan Jepang juga sama. Jepang misalnya yang sering juara di usia 17 tahun, tapi mereka tersingkir meski lewat adu penalti. Kan sama-sama tersingkir dengan Indonesia walau kalah dengan enam gol. Jadi tidak perlu diperpanjang lagi perdebatan kalah 0-6. Toh para pemain Indonesia U-17 masih belajar banyak dan terus improve," tegas Anton Sanjoyo.
Kualitas Merata
Nilai plus yang berhasil ditorehkan Timnas Indonesia U-17 juga datang dari kualitas pemain yang merata. Para pencetak gol yang menjadi tumpuan tidak hanya datang dari satu atau dua pemain saja.
Seperti diketahui tujuh gol yang disarangkan pada fase grup masing-masing dicetak Evandra Florasta (3 gol), Zahaby Gholy (2 gol) dan Fadly Alberto (2 gol).
"Timnas Indonesia U-17 harus mencetak pemain-pemain yang bisa bikin gol dalam situasi apapun. Sebetulnya Evandra kan juga pemain tengah bukan pemain depan. Lalu Zahaby Gholy bisa mencetak gol. Mierza Firjatullah beberapa kali mendapatkan peluang, Fadly Alberto juga tidak kalah tajam," imbuh Anton Sanjoyo.
"Tim ini 90 persen sudah bisa mencetak gol, pemain tengah juga bisa mencetak gol. Jadi menurut saya tinggal dicetak beberapa pemain lagi yang punya shooting lebih bagus dan klinis dalam menyelesaikan serangan."
"Tim ini menurut saya sangat menjanjikan. Sekarang tinggal bagaimana Coach Nova Arianto dan PSSI ini memberi treatment ke para pemain, sehingga kita bisa harapkan mereka tampil lebih baik di Piala Dunia U-17 nanti," katanya memungkasi.
Sumber: Kanal Youtube Nusantara TV