Bola.com, Jakarta - Tak bisa dipungkiri bahwa Belanda selalu menjadi daya tarik tersendiri di dunia sepak bola. Meski Negeri Kincir Angin tak pernah keluar sebagai juara Piala Dunia, ada banyak insan sepak bola yang lahir dari sana.
Tiap dekade, rasanya figur bola dari Belanda selalu menghiasi gegap gempita sepak bola dunia. Kiper, bek, hingga striker, setiap posisi selalu lahir pesepak bola andal yang jadi andalan di klubnya masing-masing.
Tak terkecuali, sosok pelatih yang sering dipercaya untuk menahkodai tim-tim ternama. Belanda juga terkenal dengan gaya sepak bola Total Football. Dalam bahasa Belanda dikenal sebagai totaalvoetbal, adalah sebuah taktik permainan sepak bola yang memungkinkan semua pemain untuk bertukar posisi secara konstan.
Taktik ini menekankan fleksibilitas dan kemampuan setiap pemain untuk berperan sebagai penyerang dan bertahan secara bersamaan. Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh klub Ajax Amsterdam pada akhir 1960-an dan diadopsi oleh Timnas Belanda pada Piala Dunia 1974, yang menjadikannya ciri khas permainan tim Oranje.
Namun tentu saja setiap pelatih dari Belanda memiliki gaya bermain masing-masing. Akan tetapi, ciri khas gaya permainannya memiliki basic yang sama, yakni menyerang. Lantas, bagaimana kiprah pelatih asal Belanda yang menangani tim nasional di Asia? Akankah Patrick Kluivert sukses bersama Timnas Indonesia?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Guus Hiddink
Guus Hiddink adalah pelatih asal Belanda yang dikenal luas karena keberhasilannya dalam mengelola tim nasional di Asia, terutama Timnas Korea Selatan.
Hiddink ditunjuk sebagai pelatih Timnas Korea Selatan pada tahun 2001, menjelang Piala Dunia 2002 yang diselenggarakan di Korea Selatan dan Jepang. Di bawah kepemimpinannya, Korea Selatan tampil mengejutkan dengan mencapai semifinal, yang merupakan pencapaian terbaik mereka dalam sejarah Piala Dunia hingga saat ini.
Hiddink berhasil membawa tim ini mengalahkan beberapa tim unggulan, termasuk Portugal dan Spanyol, dalam perjalanan mereka ke semifinal.
Kiprah Guus Hiddink di Asia, khususnya dengan Timnas Korea Selatan, menunjukkan bagaimana seorang pelatih dapat mengubah arah sebuah tim melalui strategi efektif dan pendekatan inovatif. Keberhasilannya dalam membawa Korea Selatan ke semifinal Piala Dunia 2002 tetap menjadi tonggak sejarah yang dikenang hingga kini.
Dick Advocaat
Dick Advocaat adalah pelatih asal Belanda yang memiliki pengalaman luas dalam melatih tim nasional di berbagai negara, termasuk di Asia.
Advocaat ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Irak pada Agustus 2021, dengan harapan dapat membawa tim tersebut lolos ke Piala Dunia 2022. Namun, masa jabatannya hanya berlangsung singkat, berakhir pada November 2021 setelah ia mengundurkan diri.
Selama enam pertandingan, Advocaat tidak berhasil meraih satu pun kemenangan, mencatatkan tiga hasil imbang dan tiga kekalahan12. Tim Irak berada di posisi kedua terbawah Grup A kualifikasi Asia, terpaut jauh dari tempat yang memungkinkan untuk lolos ke putaran final Piala Dunia.
Sebelum melatih Irak, Advocaat memiliki pengalaman yang luas dalam melatih tim di Eropa dan Asia. Ia pernah menangani Timnas Uni Emirat Arab dan memiliki catatan sukses di klub-klub Eropa seperti PSV Eindhoven dan Rangers FC.
Kiprah Dick Advocaat di Asia, khususnya dengan Timnas Irak, menunjukkan tantangan yang dihadapi pelatih berpengalaman ketika menangani tim yang sedang dalam proses transisi. Meskipun masa jabatannya singkat dan tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan, pengalamannya tetap menjadi bagian penting dari sejarah sepak bola Irak.
Bert van Marwijk
Bert van Marwijk adalah pelatih asal Belanda yang memiliki pengalaman signifikan di sepak bola Asia, terutama dalam perannya sebagai pelatih Timnas Uni Emirat Arab (UEA).
Van Marwijk pertama kali ditunjuk sebagai pelatih UEA pada tahun 2019. Di bawah kepemimpinannya, tim ini menunjukkan performa yang cukup baik, termasuk berhasil meraih kemenangan dalam beberapa pertandingan melawan tim-tim dari Asia Tenggara. Ia dikenal memiliki rekor positif setiap kali menghadapi wakil dari kawasan tersebut.
Meskipun awalnya sukses, van Marwijk mengalami masa sulit yang berujung pada pemecatannya dari kursi pelatih UEA pada tahun 2021 setelah hasil buruk di kualifikasi Piala Dunia 2022. Ia dihadapkan pada tekanan untuk meningkatkan performa tim, tetapi tidak dapat memenuhi harapan tersebut.
Setelah pemecatan tersebut, van Marwijk kembali ditunjuk sebagai pelatih UEA pada tahun 2023. Kembalinya ia ke posisi ini menunjukkan kepercayaan federasi sepak bola UEA terhadap kemampuannya untuk membangun kembali tim dan mencapai kesuksesan di level internasional.
Kiprah Bert van Marwijk di Asia, khususnya dengan Timnas Uni Emirat Arab, mencerminkan perjalanan seorang pelatih yang menghadapi tantangan dan peluang. Meskipun mengalami masa sulit yang berujung pada pemecatan, kembalinya ia ke tim menunjukkan bahwa ia masih dianggap sebagai sosok penting dalam pengembangan sepak bola di kawasan ini.