Dianggap Sempat Menjadi Satu di Antara Talenta Terbaik Belanda, Ole Romeny Beri Jawaban Bijak dan Berkelas

1 day ago 13

Bola.com, Jeddah - Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny, dianggap pernah menjadi satu di antara talenta terbaik di Belanda oleh jurnalis Belanda yang memandu siniar Thom Haye di kanal YouTube The Haye Way.

Romeny yang kini berusia 24 tahun, sempat menjadi langganan Timnas Belanda level usia, mulai dari U-15, U-18, U-19, dan U-20 sebelum membela Timnas Indonesia di level senior.

Romeny seangkatan dengan beberapa pemain seperti gelandang Liverpool, Ryan Gravenberch, hingga bek Arsenal, Jurrian Timber, yang berhasil menembus tim utama Belanda.

Selain itu, Romeny juga satu generasi dengan bek Newcastle United, Sven Botman, gelandang RKC Waalwijk yang pernah memperkuat AFC Ajax dan Juventus, Mohamed Ihattaren, dan pemain tengah Benfica, Orkun Kokcu.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Tidak Merasa

"Aku harus menanyakan sesuatu padamu, tapi karena aku sudah mengikuti kamu selama, ya, lima, enam tahun terakhir, semua orang yang aku ajak bicara, dan aku juga sudah melihat kamu bermain berkali-kali, mereka semua bilang Ole Romney mungkin adalah satu di antara talenta terbesar dari Belanda. Aku rasa kamu juga tahu orang-orang membicarakanmu soal itu," ujar Petersen bertanya kepada Romeny.

"Tapi, dengan segala hormat, kamu memang sudah bermain untuk tim-tim hebat, tapi saat ini kamu belum bermain di level Liga Champions. Bisa ceritakan apa pengaruhnya buat kamu, ketika orang-orang terus bilang kamu adalah satu di antara talenta terbesar di Belanda?" ucap Petersen.

Romeny, yang menimba ilmu di tim junior NEC Nijmegen pada 2011-2018 sebelum promosi ke tim utama pada 2018-2022, tidak merasa pernah menjadi satu di antara talenta terbaik Belanda.

"Tentu saja, saya pernah bermain untuk Belanda U-18 dan U-19 bersama pemain-pemain terbaik, tapi, seperti, talenta terbaik, aku tidak menganggap diriku sebagai talenta terbaik di Belanda. Kalau kamu lihat Gravenberch, Ihattaren, itu beda. Tapi tentu saja, aku juga sudah tahu, dengan kemampuan teknisku, aku juga punya kualitas," ucap Romeny.

Pendapat Ole Romeny

"Aku suka bermain bola. Aku tahu aku bisa bermain, tapi ini jauh lebih dari sekadar kemampuan teknis. Ini juga soal pola pikir. Aku telah membuat banyak langkah. Aku selalu sangat menginginkannya, tapi kadang itu juga bisa membebani pikiranmu. Harusnya itu bukan jadi beban potensimu sepenuhnya di lapangan," tutur Romeny.

"Ada begitu banyak hal, dan aku juga pemain yang sangat intuitif, jadi kadang juga harus ada kecocokan dengan pelatih. Aku sering dapat pelatih yang bilang, semua pemain bebas dalam permainan penguasaan bola, tapi aku cuma boleh satu sentuhan. Dan saat itu aku masih sangat muda. Aku ingat waktu itu aku masuk di usia 18, ada pemain cedera, aku masuk di menit ke-30, lalu aku sempat melakukan backheel, dan di menit ke-45 aku ditarik keluar lagi hanya karena backheel itu."

"Mereka benar-benar mencoba menghilangkan gaya bermain itu dariku, membuatku lebih profesional, seperti yang mereka bilang. Dan aku juga banyak berjuang soal itu, soal pelatih. Ini memang jauh lebih kompleks dari sekadar bermain bola saja."

"Jadi aku harus belajar semua itu, dan ya, perlahan aku mulai melangkah. Setiap orang punya jalannya menuju puncak. Tapi itu yang ingin aku sampaikan. Sekarang aku 24 tahun, jadi semuanya masih mungkin, dan aku tahu aku punya kemampuan itu. Ya, itu yang mau aku katakan," imbuhnya.

Karier Ole Romeny

Setelah bermain 77 kali dengan perolehan 12 gol dan delapan assist untuk NEC Nijmegen, Romeny hijrah ke FC Eemmen pada 2022, tempat ia memproduksi 14 gol dan lima assist dari 51 penampilan selama satu setengah musim.

FC Utrecht mencium bakat Romeny pada 2023 dan merekrutnya dari FC Emmen. Namun, ia sering berkutat dengan cedera sehingga hanya mengemas tiga gol dari 32 pertandingan selama setahun setengah.

Pada Januari 2025, Romeny dijual FC Utrecht seharga 2 juta euro atau setara dengan Rp38 miliar ke klub kasta kedua Liga Inggris yang dimiliki Erick Thohir selaku Ketua PSSI, Oxford United.

Tiga bulan berjalan di Oxford United, Romeny tampil dalam 12 laga, dengan enam kali sebagai starter, namun baru bisa mendulang sebiji gol dari 488 menit di atas lapangan.

Punya Jalan Masing-Masing

"Ya, tapi aku rasa setiap pemain bola pasti paham apa yang aku maksud. Kamu juga harus punya keyakinan pada diri dan siap menghadapi kesulitan. Kalau tidak, kamu tidak akan sampai di tempatmu sekarang. Semua orang di olahraga profesional, atau hal lainnya juga, butuh karakter. Kalau tidak, kamu tidak akan berhasil," terang Romeny.

"Dunia itu keras, dunia sepak bola, semua orang ingin jadi pemain bola. Jadi kamu harus bisa percaya diri saat keadaan sulit. Tapi kadang kamu harus sadar juga, setiap anak kecil bermain bola dan bermimpi jadi pemain profesional."

"Tapi buat kamu juga, kamu akan menemukan jalan untuk menginspirasi orang lain. Setiap orang punya jalannya masing-masing. Yang memang ditakdirkan akan terjadi, akan terjadi juga. Kamu tidak bisa memaksa kehebatan datang lebih cepat."

"Kamu tidak bisa memaksa kehebatan. Itu akan datang dengan sendirinya. Kalau memang ada, dia pasti akan datang," ungkap Romeny.

Sumber: YouTube The Haye Way

Pemain Timnas Indonesia, Dean James (kiri) dan Mees Hilgers saat melakukan latihan perdana menjelang laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney, Selasa (18/03/2025) waktu setempat. (Dok. PSSI)
Read Entire Article
Ilmu Pengetahuan | | | |